26.5 C
Denpasar
Monday, May 29, 2023

Dua Oknum Pembuka Portal TNBB Dilaporkan, Kasus Dilimpahkan ke Polres Buleleng

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Kasus penerobosan portal saat hari Raya Nyepi terus bergulir. Masyarakat desa Sumberklampok geram dengan aksi Zaini dan Mat Keker. Kendati demikian, keduanya telah meminta maaf dan menyadari kesalahannya. Permintaan maaf dari dua warga Tegal Bunder, Desa Sumberklampok ini diterima dengan lapang dada. Namun disisi lain proses hukum tetap berlanjut. Keputusan itu pun telah tertuang dalam paruman adat yang dilakukan Jumat (24/3) malam. Ada tiga keputusan yakni, menerima permintaan maaf dari dua oknum tersebut, proses hukum tetap berlanjut dan krama desa akan menerima apapun dari hasil proses hukum yang berjalan.

Atas keputusan itu, kasus penerobosan portal menuju Pantai Prapat Agung, Taman Nasional Bali Barat itu resmi dilimpahkan ke Polres Buleleng, Sabtu (25/3) lalu. Pun demikian pihak kepolisian masih belum menentukan pasal yang disangkakan terhadap kedua oknum tersebut. Dari identifikasi yang dilakukan, keduanya tidak melakukan penistaan agama secara langsung serta tidak melontarkan kalimat-kalimat negatif terhadap salah satu agama. “Untuk pasalnya masih didalami dulu. Ini membutuhkan saksi ahli dari Kementerian Agama terlebih dahulu dan saksi ahli pidana,” terang Kasi Humas Polres Buleleng, AKP I Gede Sumarjaya, Minggu (26/3) siang.

Baca Juga :  Tabanan Belum Rencanakan Gunakan GeNose C19 untuk Deteksi Covid-19

Di sisi lain, dari pantauan Bali Express di Polsek Gerokgak, Zaini dan Mat Keker masih diamankan di mess Polsek Gerokgak. Mereka tampak dikunjungi oleh keluarganya. Terlihat juga perbekel Sumberklampok, I Wayan Sawitra Yasa. Ia menyambangi warganya dan sesekali memberikan pemahaman. “Kami selaku pemimpin desa juga meminta maaf atas kegaduhan itu. Kami sementara menitipkan warga kami di Polsek Gerokgak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena ini riskan, kami berharap konflik ini tidak dibawa ke ranah SARA,” ujar Sawitra Yasa.

Diberitakan sebelumnya, beberapa video yang menunjukkan beberapa orang tengah berekreasi di pantai beredar luas. Sekilas tidak ada yang salah dari video tersebut, hanya saja warga tersebut melakukannya saat Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3) lalu. Sehingga hal tersebut memicu perdebatan. Terlebih terdapat salah satu oknum yang membuka portal secara paksa di kawasan Taman Nasional Bali Barat menuju area Pantai Prapat Agung. Oknum tersebut diketahui bernama Zaini, warga dari Dusun Tegal Bunder, Sumberklampok, Buleleng. Zaini berinisiatif membuka portal agar warga yang berdatangan tidak menumpuk di jalan dan menyebabkan keributan. Lebih-lebih warga yang datang membawa sepeda motor.

Baca Juga :  Diguncang Gempa 6,3 SR, Tiga Unit Rumah Rusak di Buleleng

Pada video lainnya, menunjukkan perdebatan oknum warga dengan salah satu pecalang. Oknum tersebut adalah Mat Keker. Ia bersikukuh agar warga yang mengantri tersebut dibiarkan masuk ke area pantai. Terlihat pula Mat Keker sempat meninggikan nada suara hingga memukul portal di hadapan pecalang dan warga lainnya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Desa Sumberklampok dikabarkan akan melakukan pertemuan tokoh masyarakat sembari berbuka puasa di Aula Kantor Desa Sumberklampok. Pertemuan direncanakan Minggu (26/3) sekitar pukul 18.00 wita.






Reporter: Dian Suryantini

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Kasus penerobosan portal saat hari Raya Nyepi terus bergulir. Masyarakat desa Sumberklampok geram dengan aksi Zaini dan Mat Keker. Kendati demikian, keduanya telah meminta maaf dan menyadari kesalahannya. Permintaan maaf dari dua warga Tegal Bunder, Desa Sumberklampok ini diterima dengan lapang dada. Namun disisi lain proses hukum tetap berlanjut. Keputusan itu pun telah tertuang dalam paruman adat yang dilakukan Jumat (24/3) malam. Ada tiga keputusan yakni, menerima permintaan maaf dari dua oknum tersebut, proses hukum tetap berlanjut dan krama desa akan menerima apapun dari hasil proses hukum yang berjalan.

Atas keputusan itu, kasus penerobosan portal menuju Pantai Prapat Agung, Taman Nasional Bali Barat itu resmi dilimpahkan ke Polres Buleleng, Sabtu (25/3) lalu. Pun demikian pihak kepolisian masih belum menentukan pasal yang disangkakan terhadap kedua oknum tersebut. Dari identifikasi yang dilakukan, keduanya tidak melakukan penistaan agama secara langsung serta tidak melontarkan kalimat-kalimat negatif terhadap salah satu agama. “Untuk pasalnya masih didalami dulu. Ini membutuhkan saksi ahli dari Kementerian Agama terlebih dahulu dan saksi ahli pidana,” terang Kasi Humas Polres Buleleng, AKP I Gede Sumarjaya, Minggu (26/3) siang.

Baca Juga :  Puri Agung Buleleng Blokir Jalan, Pegawai Disbud Ngantor Mesulub

Di sisi lain, dari pantauan Bali Express di Polsek Gerokgak, Zaini dan Mat Keker masih diamankan di mess Polsek Gerokgak. Mereka tampak dikunjungi oleh keluarganya. Terlihat juga perbekel Sumberklampok, I Wayan Sawitra Yasa. Ia menyambangi warganya dan sesekali memberikan pemahaman. “Kami selaku pemimpin desa juga meminta maaf atas kegaduhan itu. Kami sementara menitipkan warga kami di Polsek Gerokgak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena ini riskan, kami berharap konflik ini tidak dibawa ke ranah SARA,” ujar Sawitra Yasa.

Diberitakan sebelumnya, beberapa video yang menunjukkan beberapa orang tengah berekreasi di pantai beredar luas. Sekilas tidak ada yang salah dari video tersebut, hanya saja warga tersebut melakukannya saat Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3) lalu. Sehingga hal tersebut memicu perdebatan. Terlebih terdapat salah satu oknum yang membuka portal secara paksa di kawasan Taman Nasional Bali Barat menuju area Pantai Prapat Agung. Oknum tersebut diketahui bernama Zaini, warga dari Dusun Tegal Bunder, Sumberklampok, Buleleng. Zaini berinisiatif membuka portal agar warga yang berdatangan tidak menumpuk di jalan dan menyebabkan keributan. Lebih-lebih warga yang datang membawa sepeda motor.

Baca Juga :  Job Fair Denpasar 2022 Tawarkan 6.000 Lowongan Pekerjaan

Pada video lainnya, menunjukkan perdebatan oknum warga dengan salah satu pecalang. Oknum tersebut adalah Mat Keker. Ia bersikukuh agar warga yang mengantri tersebut dibiarkan masuk ke area pantai. Terlihat pula Mat Keker sempat meninggikan nada suara hingga memukul portal di hadapan pecalang dan warga lainnya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Desa Sumberklampok dikabarkan akan melakukan pertemuan tokoh masyarakat sembari berbuka puasa di Aula Kantor Desa Sumberklampok. Pertemuan direncanakan Minggu (26/3) sekitar pukul 18.00 wita.






Reporter: Dian Suryantini

Most Read

Artikel Terbaru