25.4 C
Denpasar
Friday, March 24, 2023

PHDI Bali Keluarkan Edaran Nyepi Caka 1945

DENPASAR, BALI EXPRESS – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali telah mengeluarkan surat edaran rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1945. Nyepi yang jatuh pada Rabu tanggal 22 Maret 2023 itu pun akan diawali dengan rangkaian melasti mulai 19 Maret 2023.

 

 

 

Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, menyampaikan edaran tersebut sehubungan dengan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 yang jatuh pada Hari Rabu, tanggal 22 Maret 2023. Termasuk arahan Dharma Upapathi Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten dan Kota Se-Bali dan Paruman Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali. Serta Rekomendasi Pasamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali.

 

 

 

Surat edaran tersebut tertuang dalam Surat Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Nomor: 153/PH PHDI Pusat/II/2023, tertanggal 7 Februari 2023. Perihal Angayubhagya 64 Tahun Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945. “Maka PHDI Bali memandang perlu menyampaikan pedoman pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945,” jelas Kenak, Senin (27/2).

 

Sedangkan terkait jaringan provider atau internet tetap di non aktifkan. “Tahun 2018 kami telah mengeluarkan edaran bahwa provider agar menyetop layanan selama Nyepi Sipeng. Untuk tahun ini kami telah menetapkan aturan dalam pelaksanaan Nyepi. Itu juga telah kami serahkan kepada pihak terkait, salah satunya Polda Bali,” beber Kenak.

 

Terlepas dari itu, esensi perayaan Nyepi bukan membatasi akses dari luar. Namun Kenak mengaku bagaiamana kita membatasi diri, mengendalikan diri di dalam. “Maka saya sangat meyakini umat Hindu di Bali tidak akan terganggu dengan aktif atau tidaknya akses internet,” tegasnya.

 

 

Ia pun menerangkan rangkaiannya mulai dari upacara melis atau melasti. Upcaranya dapat dilaksanakan mulai hari Minggu, tanggal 19 Maret 2023, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan Desa Adat setempat dan diatur oleh Prajuru Desa Adat masing-masing.

Baca Juga :  Khawatir Menyusut Kejari Badung Pisahkan BB Ganja

 

 

 

Dilanjutkan dengan Ida Bhatara Nyejer di Pura Bale Agung/Pura Desa/Pura Puseh sampai dengan tanggal 21 Maret 2023, dan setelah selesai Ngaturang Tawur Kasanga, Ida Bhatara kembali ke Kahyangan masing-masing.

 

 

 

Sampai pada Upacara Tawur Kasanga pada Tilem Kesanga, pada hari Selasa/Anggara, Tanggal 21 Maret 2023 dengan acuan perwakilan dari masing-masing Kabupaten/Kota agar datang ke Pura Besakih jam 09.00 Wita.

 

 

 

“Dengan membawa Sujang untuk tempat Tirtha Tawur dan Daksina/Pejati serta perlengkapan persembahyangan, guna mohon Tirtha Tawur dan Nasi Tawur untuk disebarkan dan dipercikkan di wilayah masing-masing, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat,” imbuh Kenak.

 

 

 

Sedangkan tingkat kabupaten kota menggunakan Upakara Tawur Labuh Gentuh dengan segala kelengkapannya. Dilaksanakan pada pukul 13.00 Wita, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat.

 

 

 

Tingkat kecamatan menggunakan Upakara Caru Panca Sanak yaitu dengan lima ekor ayam (Panca Sata) ditambah itik belang kalung beserta kelengkapannya atau sesuai dengan kemampuan. “Pelaksanaan upacara ini mengambil tempat di Catus Pata pada Pukul 13.00 Wita, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat,” terangnya.

 

 

 

Sementara di tingkat desa adat menggunakan Upakara Caru Panca Sata beserta kelengkapannya atau sesuai dengan kemampuan Desa Adat masing-masing. Dengan mengambil tempat di Catus Pata Desa Adat pada Pukul 16.00 wita, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat.

 

 

 

Pada tingkat banjar menggunakan Upakara Caru Eka Sata yaitu Ayam Brumbun dengan olahan urip 33 (Urip Bhuwana) beserta kelengkapannya atau sesuai dengan kemampuan Banjar Adat masing-masing. Dengan mengambil tempat di Catus Pata Banjar Adat pada waktu ”Sandi Kala”, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat. Dilanjutkan di rumah masing-masing.

Baca Juga :  PTM di Buleleng Segera Dilaksanakan, Terapkan Prokes Ketat

 

 

 

Pada Nyepi Sipeng dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 22 Maret 2023 selama sehari penuh (24) jam sejak pukul 06.00 Wita sampai dengan pukul 06.00 Wita keesokan harinya. Dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian.

 

 

 

Yaitu Amati Gni, tidak menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri.

 

 

 

Amati Lelungan, yaitu tidak bepergian, akan tetapi senantiasa introspeksi diri/mawas diri dengan memusatkan pikiran Astiti Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi /Ista Dewata. Serta Amati Lelanguan, yaitu tidak mengadakan hiburan/rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang, melainkan tekun melatih batin untuk mencapai produktivitas rohani yang tinggi.

 

 

 

“Dapat diberikan pengecualian bagi yang menderita atau sakit maupun instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan warga masyarakat yang membutuhkan layanan untuk keselamatan dan hal-hal lain dengan alasan kemanusiaan,” tandas Kenak.

 

 

 

Ia juga mengatakan jika ada umat Hindu di Bali ada yang melaksanakan upacara Piodalan/Pujawali di Merajan/Sanggah atau Pura tertentu, tetap dapat dilaksanakan. Namun diusahakan agar menggunakan upacara tingkat terkecil, dilaksanakan sedini mungkin serta upacara tersebut harus selesai saat ”Galang Kangin” (Pukul 06.00 Wita) pada tanggal 22 Maret 2023.

 

 

 

Termasuk wisatawan dan tamiu yang berada di Bali saat Hari Suci Nyepi tahun Saka 1945 tanggal, 22 Maret 2023 agar turut serta menjaga kesucian, kedamaian, keharmonisan, kerukunan antar dan inter umat beragama.






Reporter: Putu Agus Adegrantika

DENPASAR, BALI EXPRESS – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali telah mengeluarkan surat edaran rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1945. Nyepi yang jatuh pada Rabu tanggal 22 Maret 2023 itu pun akan diawali dengan rangkaian melasti mulai 19 Maret 2023.

 

 

 

Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, menyampaikan edaran tersebut sehubungan dengan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 yang jatuh pada Hari Rabu, tanggal 22 Maret 2023. Termasuk arahan Dharma Upapathi Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten dan Kota Se-Bali dan Paruman Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali. Serta Rekomendasi Pasamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali.

 

 

 

Surat edaran tersebut tertuang dalam Surat Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Nomor: 153/PH PHDI Pusat/II/2023, tertanggal 7 Februari 2023. Perihal Angayubhagya 64 Tahun Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945. “Maka PHDI Bali memandang perlu menyampaikan pedoman pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945,” jelas Kenak, Senin (27/2).

 

Sedangkan terkait jaringan provider atau internet tetap di non aktifkan. “Tahun 2018 kami telah mengeluarkan edaran bahwa provider agar menyetop layanan selama Nyepi Sipeng. Untuk tahun ini kami telah menetapkan aturan dalam pelaksanaan Nyepi. Itu juga telah kami serahkan kepada pihak terkait, salah satunya Polda Bali,” beber Kenak.

 

Terlepas dari itu, esensi perayaan Nyepi bukan membatasi akses dari luar. Namun Kenak mengaku bagaiamana kita membatasi diri, mengendalikan diri di dalam. “Maka saya sangat meyakini umat Hindu di Bali tidak akan terganggu dengan aktif atau tidaknya akses internet,” tegasnya.

 

 

Ia pun menerangkan rangkaiannya mulai dari upacara melis atau melasti. Upcaranya dapat dilaksanakan mulai hari Minggu, tanggal 19 Maret 2023, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan Desa Adat setempat dan diatur oleh Prajuru Desa Adat masing-masing.

Baca Juga :  Lehernya Digorok, Bule Rusia Tewas Penuh Luka Sayat di Oyo

 

 

 

Dilanjutkan dengan Ida Bhatara Nyejer di Pura Bale Agung/Pura Desa/Pura Puseh sampai dengan tanggal 21 Maret 2023, dan setelah selesai Ngaturang Tawur Kasanga, Ida Bhatara kembali ke Kahyangan masing-masing.

 

 

 

Sampai pada Upacara Tawur Kasanga pada Tilem Kesanga, pada hari Selasa/Anggara, Tanggal 21 Maret 2023 dengan acuan perwakilan dari masing-masing Kabupaten/Kota agar datang ke Pura Besakih jam 09.00 Wita.

 

 

 

“Dengan membawa Sujang untuk tempat Tirtha Tawur dan Daksina/Pejati serta perlengkapan persembahyangan, guna mohon Tirtha Tawur dan Nasi Tawur untuk disebarkan dan dipercikkan di wilayah masing-masing, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat,” imbuh Kenak.

 

 

 

Sedangkan tingkat kabupaten kota menggunakan Upakara Tawur Labuh Gentuh dengan segala kelengkapannya. Dilaksanakan pada pukul 13.00 Wita, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat.

 

 

 

Tingkat kecamatan menggunakan Upakara Caru Panca Sanak yaitu dengan lima ekor ayam (Panca Sata) ditambah itik belang kalung beserta kelengkapannya atau sesuai dengan kemampuan. “Pelaksanaan upacara ini mengambil tempat di Catus Pata pada Pukul 13.00 Wita, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat,” terangnya.

 

 

 

Sementara di tingkat desa adat menggunakan Upakara Caru Panca Sata beserta kelengkapannya atau sesuai dengan kemampuan Desa Adat masing-masing. Dengan mengambil tempat di Catus Pata Desa Adat pada Pukul 16.00 wita, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat.

 

 

 

Pada tingkat banjar menggunakan Upakara Caru Eka Sata yaitu Ayam Brumbun dengan olahan urip 33 (Urip Bhuwana) beserta kelengkapannya atau sesuai dengan kemampuan Banjar Adat masing-masing. Dengan mengambil tempat di Catus Pata Banjar Adat pada waktu ”Sandi Kala”, sesuai dengan tradisi yang telah dilaksanakan setempat. Dilanjutkan di rumah masing-masing.

Baca Juga :  Tekan Penyebaran HIV/AIDS, KPA Kota Denpasar Gelar Temu Informasi

 

 

 

Pada Nyepi Sipeng dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 22 Maret 2023 selama sehari penuh (24) jam sejak pukul 06.00 Wita sampai dengan pukul 06.00 Wita keesokan harinya. Dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian.

 

 

 

Yaitu Amati Gni, tidak menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri.

 

 

 

Amati Lelungan, yaitu tidak bepergian, akan tetapi senantiasa introspeksi diri/mawas diri dengan memusatkan pikiran Astiti Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi /Ista Dewata. Serta Amati Lelanguan, yaitu tidak mengadakan hiburan/rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang, melainkan tekun melatih batin untuk mencapai produktivitas rohani yang tinggi.

 

 

 

“Dapat diberikan pengecualian bagi yang menderita atau sakit maupun instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan warga masyarakat yang membutuhkan layanan untuk keselamatan dan hal-hal lain dengan alasan kemanusiaan,” tandas Kenak.

 

 

 

Ia juga mengatakan jika ada umat Hindu di Bali ada yang melaksanakan upacara Piodalan/Pujawali di Merajan/Sanggah atau Pura tertentu, tetap dapat dilaksanakan. Namun diusahakan agar menggunakan upacara tingkat terkecil, dilaksanakan sedini mungkin serta upacara tersebut harus selesai saat ”Galang Kangin” (Pukul 06.00 Wita) pada tanggal 22 Maret 2023.

 

 

 

Termasuk wisatawan dan tamiu yang berada di Bali saat Hari Suci Nyepi tahun Saka 1945 tanggal, 22 Maret 2023 agar turut serta menjaga kesucian, kedamaian, keharmonisan, kerukunan antar dan inter umat beragama.






Reporter: Putu Agus Adegrantika

Most Read

Artikel Terbaru