TABANAN, BALI EXPRESS – Tahun 2023 angka stunting di Tabanan tercatat sebesar 8,2 persen atau berada di bawah angka stunting nasional 2023 yang mencapai 21,6 persen.
Meskipun sudah berada di bawah angka nasional, Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr I Nyoman Susila menyatakan, Pemkab Tabanan masih berupaya menurunkan angka stunting dari 8,2 persen menjadi dibawah 5 persen. “Untuk itu, ada banyak program yang akan dijalankan untuk mengejar target ini,” jelasnya Minggu (26/2).
Program mencegah terjadinya stunting pada bayi seperti pembinaan kepada calon pengantin, khususnya calon ibu. Sebelum hamil calon ibu ini diharapkan melakukan pemeriksaan, mulai berat badan, kadar haemoglobin, dan usia pernikahan juga dianjurkan 21 tahun (perempuan) dan 25 tahun (laki-laki).
Selain itu, setelah hamil, melahirkan dan menyusui, kesehatan ibu ini juga harus tetap dipantau. Termasuk juga kondisi bayi pada usia seribu hari pertama kehidupannya. “Pada masa golden age ini, asupan nutrisi kepada bayi harus diperhatikan, sehingga kondisi bayi tetap sehat,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali IGN Sanjaya dalam penyuluhan kepada Kader Posyandu dan Anak-Anak SD serta pemeriksaan kesehatan kepada balita di Desa Biaung, Kecamatan Penebel menyebutkan, untuk menurunkan angka stunting diperlukan kerjasama berbagai pihak.
“Untuk mewujudkan generasi yang andal dan berkualitas, maka seluruh pihak yang terlibat di lapisan terbawah harus mendapatkan pelatihan yang memadai. Sehingga para kader Posyandu mampu mengurangi angka kematian ibu hamil, mewujudkan anak yang cerdas dan menurunkan stunting,” jelasnya.