26.5 C
Denpasar
Sunday, May 28, 2023

BINTANG Bersama Bali Apresiasi Sekaa Teruna Teruni Jaga Tradisi Ogoh-ogoh

DENPASAR, BALI EXPRESS – Pawai ogoh-ogoh menjadi salah satu rangkaian acara perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu khususnya di Bali. Atrakasi ogoh-ogoh biasanya dilakukan pada malam Pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi. Setiap kelompok masyarakat atau Sekaa Teruna – Teruni akan membuat ogoh-ogoh dengan kreativitas masing-masing.
Ogoh-ogoh diarak keliling oleh para Sekaa Teruna-Teruni (STT) setiap banjar yang ditemani oleh para pecalang, serta biasanya dipentaskan bersama penampilan tari-tarian budaya Bali. Tidak sedikit wisatawan di Bali meramaikan berbagai sudut hingga simpang jalanan di Bali untuk menyaksikan kekuatan magis pementasan Ogoh-ogoh.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Ogoh-ogoh, berikut 3 Fakta Menarik Tentang Ogoh-Ogoh di Bali yang diolah dari berbagai sumber:
Ogoh-ogoh muncul Sejak Tahun 1980-an → Jika dilihat dari latar sejarah, ogoh-ogoh pertama di Bali muncul sekitar tahun 1980-an. Sejak saat itu, orang Hindu Bali mengusung ogoh-ogoh dengan cara mengelilingi desa dan bertujuan untuk mengusir bhuta kala atau aura jahat.
Pawai ogoh-ogoh di Bali disebut-sebut sebagai ucapan rasa suka-cita setelah Presiden Soeharto menetapkan hari Raya Nyepi sebagai Hari Libur Nasional sejak tahun 1983. Sejak itu pula, Gubernur Bali Ida Bagus Mantra mengimbau masyarakat untuk membuat ogoh-ogoh dan diarak saat hari pengerupukan (sehari sebelum Nyepi).
Sebagai Ajang Berekspresi Masyarakat Bali → Pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan di Bali telah menjadi wadah berekspresi, khususnya bagi para yowana di Bali. Biasanya, mereka mengangkat kisah mitologis untuk kemudian dituangkan ke dalam wujud ogoh-ogoh.
Tak jarang juga mereka mengangkat tema sehari-hari yang kerap digunakan sebagai ekspresi kritik terhadap fenomena sosial. Selain sebagai ajang berekspresi, pembuatan ogoh-ogoh di masing-masing banjar juga menjadi wujud kebersamaan; mulai dari proses pembuatan hingga pementasan saat malam pengerupukan.
Karakter Ogoh-ogoh Terus Berkembang → Ogoh-ogoh di Bali setiap tahunnya terus berkembang. Tidak hanya wujud atau tema yang diangkat semakin beragam, tetapi juga dalam hal inovasi. Belakangan, marak ogoh-ogoh yang dibuat menggunakan teknologi mekanik dengan konsep robotik.
Di beberapa daerah seperti Badung, Denpasar, dan Gianyar, tema ogoh-ogoh juga kerap ditampilkan dalam bentuk fragmen tari. Sehingga, saat malam pengerupukan, masyarakat tidak hanya menyaksikan pawai ogoh-ogoh, tetapi juga dibarengi dengan tarian para Seka Teruna-Teruni.

Baca Juga :  Teman Sekamarnya Berharap Dwi Tenang Dapat Tempat yang Indah


Guna mendukung budaya Bali dan meningkatkan kreativitas anak-anak muda di Bali, Bir BINTANG hadir di tengah masyarakat Bali lewat kampanye BINTANG Bersama Bali. BINTANG Bersama Bali diinisiasikan sebagai dorongan untuk Mendukung Para Pemuda di Bali agar Tetap Berakar pada Tradisi
Melalui kampanye ini, merk minuman bir favorit masyarakat Indonesia sejak 1952 memberikan apresiasi kepada seluruh warga Bali yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan kebudayaan dan kesenian Bali.
Selain ikut memeriahkan antusiasme para pemuda membuat ogoh-ogoh di berbagai banjar, Bir BINTANG Indonesia turut berkolaborasi dengan deretan seniman lokal Bali untuk menghibur masyarakat di banjar-banjar yang tetap setia merawat serta melestarikan kebudayaan Bali.
Selain berkolaborasi dengan seniman local Bali, bentuk dukungan yang diberikan Bir BINTANG berupa panggung hiburan yang dimeriahkan oleh sejumlah artis dan musisi lokal seperti Unggit Desti, Nanoe Biroe, dan Not So Koplo untuk menghibur para pemuda yang sedang berkarya membuat ogoh-ogoh.

Baca Juga :  Pria Pengangguran Kuras Isi ATM Pacarnya Rp 17 Juta

Salah satu anggota STT. Yodhati, Ungasan, Devi Maharani, turut menyampaikan antusiasmenya. Ia mengatakan, Bir BINTANG memang menjadi minuman bir kesukaan masyarakat Bali sejak lama, sehingga di berbagai aktivitas yang dilakukan di banjarnya, Bir BINTANG selalu menjadi andalan.
“Bahkan, ketika pandemi melanda pun Bir BINTANG tetap membantu dan men-support kami untuk terus berkembang. Bir BINTANG membantu kami untuk tetap bisa melestarikan budaya Bali melalui pembuatan Ogoh-Ogoh dan mendukung secara penuh kreativitas yang dimiliki oleh setiap orang di sini,” tuturnya.


Marketing Director Multi BINTANG Indonesia, Jessica Setiawan mengatakan, Bali dan Bir BINTANG sudah memiliki hubungan erat sejak lama dan BINTANG memang menjadi bir kesukaan bagi masyarakat lokal Bali. Pihaknya juga memperkuat komitmen untuk terus mendukung perekonomian dan pelestarian budaya di Bali. “Dukungan yang kami berikan dalam hal persiapan Hari Raya Nyepi ini menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh warga Bali yang selama ini menjaga dan mengembangkan Bali,” katanya.






Reporter: Wiwin Meliana

DENPASAR, BALI EXPRESS – Pawai ogoh-ogoh menjadi salah satu rangkaian acara perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu khususnya di Bali. Atrakasi ogoh-ogoh biasanya dilakukan pada malam Pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi. Setiap kelompok masyarakat atau Sekaa Teruna – Teruni akan membuat ogoh-ogoh dengan kreativitas masing-masing.
Ogoh-ogoh diarak keliling oleh para Sekaa Teruna-Teruni (STT) setiap banjar yang ditemani oleh para pecalang, serta biasanya dipentaskan bersama penampilan tari-tarian budaya Bali. Tidak sedikit wisatawan di Bali meramaikan berbagai sudut hingga simpang jalanan di Bali untuk menyaksikan kekuatan magis pementasan Ogoh-ogoh.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Ogoh-ogoh, berikut 3 Fakta Menarik Tentang Ogoh-Ogoh di Bali yang diolah dari berbagai sumber:
Ogoh-ogoh muncul Sejak Tahun 1980-an → Jika dilihat dari latar sejarah, ogoh-ogoh pertama di Bali muncul sekitar tahun 1980-an. Sejak saat itu, orang Hindu Bali mengusung ogoh-ogoh dengan cara mengelilingi desa dan bertujuan untuk mengusir bhuta kala atau aura jahat.
Pawai ogoh-ogoh di Bali disebut-sebut sebagai ucapan rasa suka-cita setelah Presiden Soeharto menetapkan hari Raya Nyepi sebagai Hari Libur Nasional sejak tahun 1983. Sejak itu pula, Gubernur Bali Ida Bagus Mantra mengimbau masyarakat untuk membuat ogoh-ogoh dan diarak saat hari pengerupukan (sehari sebelum Nyepi).
Sebagai Ajang Berekspresi Masyarakat Bali → Pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan di Bali telah menjadi wadah berekspresi, khususnya bagi para yowana di Bali. Biasanya, mereka mengangkat kisah mitologis untuk kemudian dituangkan ke dalam wujud ogoh-ogoh.
Tak jarang juga mereka mengangkat tema sehari-hari yang kerap digunakan sebagai ekspresi kritik terhadap fenomena sosial. Selain sebagai ajang berekspresi, pembuatan ogoh-ogoh di masing-masing banjar juga menjadi wujud kebersamaan; mulai dari proses pembuatan hingga pementasan saat malam pengerupukan.
Karakter Ogoh-ogoh Terus Berkembang → Ogoh-ogoh di Bali setiap tahunnya terus berkembang. Tidak hanya wujud atau tema yang diangkat semakin beragam, tetapi juga dalam hal inovasi. Belakangan, marak ogoh-ogoh yang dibuat menggunakan teknologi mekanik dengan konsep robotik.
Di beberapa daerah seperti Badung, Denpasar, dan Gianyar, tema ogoh-ogoh juga kerap ditampilkan dalam bentuk fragmen tari. Sehingga, saat malam pengerupukan, masyarakat tidak hanya menyaksikan pawai ogoh-ogoh, tetapi juga dibarengi dengan tarian para Seka Teruna-Teruni.

Baca Juga :  Pawai Ogoh-ogoh Ditunda, Pemkot Gelontorkan Rp 10 Juta tiap Banjar


Guna mendukung budaya Bali dan meningkatkan kreativitas anak-anak muda di Bali, Bir BINTANG hadir di tengah masyarakat Bali lewat kampanye BINTANG Bersama Bali. BINTANG Bersama Bali diinisiasikan sebagai dorongan untuk Mendukung Para Pemuda di Bali agar Tetap Berakar pada Tradisi
Melalui kampanye ini, merk minuman bir favorit masyarakat Indonesia sejak 1952 memberikan apresiasi kepada seluruh warga Bali yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan kebudayaan dan kesenian Bali.
Selain ikut memeriahkan antusiasme para pemuda membuat ogoh-ogoh di berbagai banjar, Bir BINTANG Indonesia turut berkolaborasi dengan deretan seniman lokal Bali untuk menghibur masyarakat di banjar-banjar yang tetap setia merawat serta melestarikan kebudayaan Bali.
Selain berkolaborasi dengan seniman local Bali, bentuk dukungan yang diberikan Bir BINTANG berupa panggung hiburan yang dimeriahkan oleh sejumlah artis dan musisi lokal seperti Unggit Desti, Nanoe Biroe, dan Not So Koplo untuk menghibur para pemuda yang sedang berkarya membuat ogoh-ogoh.

Baca Juga :  Mahagotra Catur Sanak Bali Mula Bagikan 200 Paket Sembako

Salah satu anggota STT. Yodhati, Ungasan, Devi Maharani, turut menyampaikan antusiasmenya. Ia mengatakan, Bir BINTANG memang menjadi minuman bir kesukaan masyarakat Bali sejak lama, sehingga di berbagai aktivitas yang dilakukan di banjarnya, Bir BINTANG selalu menjadi andalan.
“Bahkan, ketika pandemi melanda pun Bir BINTANG tetap membantu dan men-support kami untuk terus berkembang. Bir BINTANG membantu kami untuk tetap bisa melestarikan budaya Bali melalui pembuatan Ogoh-Ogoh dan mendukung secara penuh kreativitas yang dimiliki oleh setiap orang di sini,” tuturnya.


Marketing Director Multi BINTANG Indonesia, Jessica Setiawan mengatakan, Bali dan Bir BINTANG sudah memiliki hubungan erat sejak lama dan BINTANG memang menjadi bir kesukaan bagi masyarakat lokal Bali. Pihaknya juga memperkuat komitmen untuk terus mendukung perekonomian dan pelestarian budaya di Bali. “Dukungan yang kami berikan dalam hal persiapan Hari Raya Nyepi ini menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh warga Bali yang selama ini menjaga dan mengembangkan Bali,” katanya.






Reporter: Wiwin Meliana

Most Read

Artikel Terbaru