DENPASAR, BALI EXPRESS – Pegawai ASN maupun Non ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali terdeteksi gunakan titik aplikasi Global Positioning System (GPS) paslu saat melakukan absensi digital. Total sejak awal tahun 2023, terdeteksi ribuan pegawai menggunakan GPS palsu tersebut.
GPS palsu merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan lokasi palsu pada perangkat yang terhubung dengan GPS. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi tertentu yang dapat memanipulasi koordinat GPS pada perangkat. Sehingga pengguna bisa absensi wajah dari luar wilayah kantor.
Informasi yang didapatkan koran ini terdapat seribu pegawai yang diduga menggunakan GPS palsu. Mulai dari sopir, guru, penyuluh, staf, hingga sekretaris dinas di salah satu OPD.
Disebutkan juga pada Januari 2023, total sekitar 475 pegawai yang menggunakan GPS palsu. Kemudian 686 pegawai yang menggunakan GPS palsu di bulan Februari 2023, dan 474 pegawai hingga tanggal 23 Maret 2023.
Dikonfirmasi Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali, Ketut Lihadnyana, menyebutkan pihaknya sudah menindaklanjuti dugaan penggunaan GPS palsu tersebut.
“Aplikasi ini ada di Diskominfos, nanti kami akan koordinasi dengan mereka untuk bagaimana agar tidak bisa menggunakan fake GPS untuk absensi,” jelasnya, Senin (27/3).
Kepala BKSDM yang juga Pj Bupati Buleleng ini menambahkan, akan melihat terlebih dahulu apakah disengaja atau tidak. Jika pegawai itu masuk dalam kesehariannya, namun terdeteksi menggunakan fake GPS. “Absensi wajah ini merupakan salah satu untuk mendisiplinkan pegawai. Kami lihat dahulu, karena ini temuan baru,” tegas Lihadnyana.
Reporter: Putu Agus Adegrantika
DENPASAR, BALI EXPRESS – Pegawai ASN maupun Non ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali terdeteksi gunakan titik aplikasi Global Positioning System (GPS) paslu saat melakukan absensi digital. Total sejak awal tahun 2023, terdeteksi ribuan pegawai menggunakan GPS palsu tersebut.
GPS palsu merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan lokasi palsu pada perangkat yang terhubung dengan GPS. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi tertentu yang dapat memanipulasi koordinat GPS pada perangkat. Sehingga pengguna bisa absensi wajah dari luar wilayah kantor.
Informasi yang didapatkan koran ini terdapat seribu pegawai yang diduga menggunakan GPS palsu. Mulai dari sopir, guru, penyuluh, staf, hingga sekretaris dinas di salah satu OPD.
Disebutkan juga pada Januari 2023, total sekitar 475 pegawai yang menggunakan GPS palsu. Kemudian 686 pegawai yang menggunakan GPS palsu di bulan Februari 2023, dan 474 pegawai hingga tanggal 23 Maret 2023.
Dikonfirmasi Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali, Ketut Lihadnyana, menyebutkan pihaknya sudah menindaklanjuti dugaan penggunaan GPS palsu tersebut.
“Aplikasi ini ada di Diskominfos, nanti kami akan koordinasi dengan mereka untuk bagaimana agar tidak bisa menggunakan fake GPS untuk absensi,” jelasnya, Senin (27/3).
Kepala BKSDM yang juga Pj Bupati Buleleng ini menambahkan, akan melihat terlebih dahulu apakah disengaja atau tidak. Jika pegawai itu masuk dalam kesehariannya, namun terdeteksi menggunakan fake GPS. “Absensi wajah ini merupakan salah satu untuk mendisiplinkan pegawai. Kami lihat dahulu, karena ini temuan baru,” tegas Lihadnyana.
Reporter: Putu Agus Adegrantika