BALI, BALI EXPRESS – Anggota DPD RI Bali Arya Wedakarna menyoroti pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak timnas Israel bermain di Bali dalam gelaran Piala Dunia U-20.
Menurut AWK, seharusnya Gubernur Bali tidak perlu berstatement tentang tim sepak bola Israel. Sebab sebelumnya delegasi Israel sudah beberapa kali rapat di Bali dalam acara internasional.
“Khawatirnya dunia internasional men-cap rakyat Bali yang sebagian besar umat Hindu sebagai masyarakat yang anti Israel dan ini berbahaya karena Israel adalah negara kecil yang sangat berpengaruh dalam geopolitik dunia,” tulis AWK dalam akun Instagram pribadinya, Minggu (26/3).
Lebih lanjut AWK mendukung sikap politik Indonesia yang mendukung kemerdekaan untuk Palestina seperti yang pernah diungkap oleh Bung Karno. Itu sebabnya hingga saat ini belum pernah terjadi kerjasama antara Indonesia dan Israel. Namun lebih lanjut AWK mengatakan, sebagai warga Bali harus membedakan urusan politik dan olahraga.
“PDIP yang juga menyuarakan penolakan terhadap timnas Israel, juga berpotensi kehilangan suara di Bali dan di wilayah timur khususnya umat Nasrani. Dari berita terbaru, Bali akhirnya batal menjadi tempat Drawing Piala Dunia U-20. Padahal menurut konstitusi urusan luar negeri, urusan moneter fiscal ekonomi, urusan agama dan urusan militer adalah urusan pemerintah pusat, bukan urusan pemerintah lokalan,” imbuh AWK.
Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster bersurat ke Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zaenudin Amali, menolak tim Israel bertanding di Bali pada Piala Dunia U-20 tahun 2023 pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Dalam surat yang beredar nomor: T.00.426/11470/SEKRET/ pada 14 Maret 2023 Gubernur Bali menyampaikan penolakan terhadap tim Israel karena kebijakan politik Israel terhadap Palestina yang tidak sesuai dengan kebijakan politik pemerintahan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan serius politik regional, serta tidak adanya hubungan diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Israel.
Reporter: Wiwin Meliana
BALI, BALI EXPRESS – Anggota DPD RI Bali Arya Wedakarna menyoroti pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak timnas Israel bermain di Bali dalam gelaran Piala Dunia U-20.
Menurut AWK, seharusnya Gubernur Bali tidak perlu berstatement tentang tim sepak bola Israel. Sebab sebelumnya delegasi Israel sudah beberapa kali rapat di Bali dalam acara internasional.
“Khawatirnya dunia internasional men-cap rakyat Bali yang sebagian besar umat Hindu sebagai masyarakat yang anti Israel dan ini berbahaya karena Israel adalah negara kecil yang sangat berpengaruh dalam geopolitik dunia,” tulis AWK dalam akun Instagram pribadinya, Minggu (26/3).
Lebih lanjut AWK mendukung sikap politik Indonesia yang mendukung kemerdekaan untuk Palestina seperti yang pernah diungkap oleh Bung Karno. Itu sebabnya hingga saat ini belum pernah terjadi kerjasama antara Indonesia dan Israel. Namun lebih lanjut AWK mengatakan, sebagai warga Bali harus membedakan urusan politik dan olahraga.
“PDIP yang juga menyuarakan penolakan terhadap timnas Israel, juga berpotensi kehilangan suara di Bali dan di wilayah timur khususnya umat Nasrani. Dari berita terbaru, Bali akhirnya batal menjadi tempat Drawing Piala Dunia U-20. Padahal menurut konstitusi urusan luar negeri, urusan moneter fiscal ekonomi, urusan agama dan urusan militer adalah urusan pemerintah pusat, bukan urusan pemerintah lokalan,” imbuh AWK.
Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster bersurat ke Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zaenudin Amali, menolak tim Israel bertanding di Bali pada Piala Dunia U-20 tahun 2023 pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Dalam surat yang beredar nomor: T.00.426/11470/SEKRET/ pada 14 Maret 2023 Gubernur Bali menyampaikan penolakan terhadap tim Israel karena kebijakan politik Israel terhadap Palestina yang tidak sesuai dengan kebijakan politik pemerintahan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan serius politik regional, serta tidak adanya hubungan diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Israel.
Reporter: Wiwin Meliana