27.6 C
Denpasar
Monday, March 20, 2023

Parah, Abrasi Pantai Kuta Tidak Masuk Program Penataan Tahun 2022

BADUNG, BALI EXPRESS – Abrasi di pantai Kuta di salah satu titik pantai sudah semakin parah. Bahkan di lokasi yang berada di depan setra asam celagi sampai menggerus salah satu warung semi permanen mili warga. Tak hanya itu abrasi juga hampir menyentuh jalan setapak di sepanjang pantai berpasir putih tersebut.

Hingga kini parahnya dampak abrasi belum tertangani. Pasalnya dalam penataan pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita) yang sudah mulai dikerjakan tidak menyasar penanganan abrasi.

Project Manager Tunas Jaya Sanur Bianglala KSO Nyoman Agus Sandika pun mengakui hal tersebut. Sebagai pemenang tender pihaknya hanya melakukan penataan pantai berupa pedestrian, bangunan nelayan, kuliner, dan tsunami shelter. “Saat ini kami hanya memiliki program kerja itu saja. Untuk pembangunan tanggul yang sifatnya setempat-setempat itu yang akan kami koordinasikan kembali dengan Dinas PUPR Badung,” ujar Agus Sandika saat dikonfirmasi Jumat (27/5).

Baca Juga :  Bobol Tiga Vila, Garong Dibekuk saat Nginap di Hotel

Menurutnya, tanggul tersebut hanya akan dibangun di beberapa lokasi saja. Lantaran pembangunan tanggul di sepanjang pantai tidak masuk dalam rencana kerja yang telah disepakati. “Contohnya kami akan koordinasikan terkait tanggul di bangunan tsunami shelter. Nantinya tanggul itu akan kami gunakan untuk proteksi karena bangunan itu berada di bibir pantai,” ungkapnya.

Sementara Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Made Denny Setya Wijaya menerangkan, saat ini sudah ada rencana penanganan abrasi di pantai Kuta dan sekitarnya. Namun masih dilakukan pembuatan desain dan nantinya pembangunan akan dilakukan pada tahun 2023.

“Untuk di wilayah kuta dan sekitar kami memang memiliki program terkait penanganan abrasi yang nantinya akan bersifat konservasi. Karena kami ingin mengembalikan kondisi yang semula. Dengan melakukan sentuhan-sentuhan sesuai kajian teknis,” terang Denny.

Baca Juga :  Pria Brutal Aniaya dan Borgol Wanita Panggilan Habis Esek-Esek

Disinggung terkait anggaran yang digunakan, Denny menjelaskan, masih belum dapat diketahui. Pasalnya saat ini masih menunggu proses desai selesai. Namun ia memastikan dalam pembangunan tanggul penahan abrasi ini juga harus ada pemeliharaan dari pemerintah daerah.

“Untuk di Kuta kami sedang proses desain, dari ancer-ancer biaya akan ketahuan setelah proses desain selesai. Kami sedang coba tarik lebih awal di tahun ini, melihat kondisi sekarang yang bisa lakukan lebih cepat adalah proses tendernya,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, saat ini BWS Bali-Penida sedang melaksanakan penanganan abrasi di Gilimanuk dan Pantai Kusamba, Klungkung. Untuk besaran biaya yang digunakan sekitar Rp 40 miliar untuk satu ruas pantai. “Kebetulan pemerintah pusat saat ini sedang konsen terkait penanganan abrasi yang terjadi di sejumlah pantai di Bali,” imbuhnya. 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

BADUNG, BALI EXPRESS – Abrasi di pantai Kuta di salah satu titik pantai sudah semakin parah. Bahkan di lokasi yang berada di depan setra asam celagi sampai menggerus salah satu warung semi permanen mili warga. Tak hanya itu abrasi juga hampir menyentuh jalan setapak di sepanjang pantai berpasir putih tersebut.

Hingga kini parahnya dampak abrasi belum tertangani. Pasalnya dalam penataan pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita) yang sudah mulai dikerjakan tidak menyasar penanganan abrasi.

Project Manager Tunas Jaya Sanur Bianglala KSO Nyoman Agus Sandika pun mengakui hal tersebut. Sebagai pemenang tender pihaknya hanya melakukan penataan pantai berupa pedestrian, bangunan nelayan, kuliner, dan tsunami shelter. “Saat ini kami hanya memiliki program kerja itu saja. Untuk pembangunan tanggul yang sifatnya setempat-setempat itu yang akan kami koordinasikan kembali dengan Dinas PUPR Badung,” ujar Agus Sandika saat dikonfirmasi Jumat (27/5).

Baca Juga :  Louis Vuitton Pakai Lagunya Tanpa Izin, Gus Teja: Saya Percaya Karma

Menurutnya, tanggul tersebut hanya akan dibangun di beberapa lokasi saja. Lantaran pembangunan tanggul di sepanjang pantai tidak masuk dalam rencana kerja yang telah disepakati. “Contohnya kami akan koordinasikan terkait tanggul di bangunan tsunami shelter. Nantinya tanggul itu akan kami gunakan untuk proteksi karena bangunan itu berada di bibir pantai,” ungkapnya.

Sementara Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Made Denny Setya Wijaya menerangkan, saat ini sudah ada rencana penanganan abrasi di pantai Kuta dan sekitarnya. Namun masih dilakukan pembuatan desain dan nantinya pembangunan akan dilakukan pada tahun 2023.

“Untuk di wilayah kuta dan sekitar kami memang memiliki program terkait penanganan abrasi yang nantinya akan bersifat konservasi. Karena kami ingin mengembalikan kondisi yang semula. Dengan melakukan sentuhan-sentuhan sesuai kajian teknis,” terang Denny.

Baca Juga :  Penataan Pantai Samigita, Pedagang Difasilitasi Gerobak Kayu

Disinggung terkait anggaran yang digunakan, Denny menjelaskan, masih belum dapat diketahui. Pasalnya saat ini masih menunggu proses desai selesai. Namun ia memastikan dalam pembangunan tanggul penahan abrasi ini juga harus ada pemeliharaan dari pemerintah daerah.

“Untuk di Kuta kami sedang proses desain, dari ancer-ancer biaya akan ketahuan setelah proses desain selesai. Kami sedang coba tarik lebih awal di tahun ini, melihat kondisi sekarang yang bisa lakukan lebih cepat adalah proses tendernya,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, saat ini BWS Bali-Penida sedang melaksanakan penanganan abrasi di Gilimanuk dan Pantai Kusamba, Klungkung. Untuk besaran biaya yang digunakan sekitar Rp 40 miliar untuk satu ruas pantai. “Kebetulan pemerintah pusat saat ini sedang konsen terkait penanganan abrasi yang terjadi di sejumlah pantai di Bali,” imbuhnya. 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

Most Read

Artikel Terbaru