SINGARAJA, BALI EXPRESS – Tempat isolasi terpusat (isoter) yang dibuat oleh TNI bersama Pemerintah Kabupaten Buleleng menjadi salah satu langkah efektif penanganan covid-19 di Buleleng. Keberadaan isoter yang dibuat di tiga titik yakni di Kampus FOK Undhiksa di Jinengdalem, Markas Kompi C di desa Kubutambahan dan Asrama siswa di SMA/SMK Bali Mandara, membantu memaksimalkan pelayanan serta pemantauan kepada para OTG yang terpapar virus covid-19. Bahkan upaya itu pun mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan RI, Budi Sadikin Gunadi dalam kunjungannya ke Buleleng beberapa waktu lalu.
Isoter-isoter yang dibangun tersebut terbukti dapat membantu menekan penyebaran virus. Sebab mereka yang terpapar dengan status OTG dengan cepat dipisahkan dari keluarga untuk sementara, agar tidak terjadi penularan yang luas. Terutama pada lingkungan keluarga.
Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak pun menegaskan, fasilitas militer yang dimiliki dapat digunakan sebagai tempat isoter. Terutama pada Kompi C yang digunakan sebagai asrama anggota TNI yang bertugas. “Terkait isoter, sebenarnya itu instansi milik militer. Jadi ini berharap menjadi contoh di Bali khususnya atau mungkin di daerah lain sebagai protap isolasi yang tidak memerlukan banyak biaya, yaitu memanfaatkan fasilitas milik pemerintah. Sehingga nanti pemerintah tidak mengeluarkan biaya banyak untuk yang isoman. Petugas hanya memberikan makan, obat dan pelayanan kesehatan lain. Fasilitas milik TNI bisa dipakai untuk isoter sepanjang fasilitas itu bisa digunakan dan kami akan kerjakan. Jadi kita juga sudah punya emergency. Kantor-kantor kami tinggalkan, kami jadikan untuk sampai emergency,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam penanggulanan covid-19. Banyak fasilitas umum serta hotel yang digunakan untuk merawat para OTG agar mendapat layanan kesehatan secara maksimal. “Saya juga berterima kasih kepada pemerintah sudah menyediakan fasilitas seperti hotel-hotel yang banyak dipakai untuk isoter. Jadi pasien lebih nyaman saat di isoter,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra menyampaikan, tingkat keterisian di tiga lokasi isolasi terpusat (isoter) di Kabupaten Buleleng menurun. Jumlah pasien yang menempati tempat isoter menurun sebanyak 30 sampai 40 persen. “Penurunannya cukup banyak, di kompi c biasanya menampung seratus sekarang tinggal 70, kalau di Jinengdalem biasanya 150 sekarang tinggal 109. Artinya ada penurunan yang signifikan sebesar 30-40 persen dari tempat isoter yang disiapkan oleh pemkab Buleleng,” ungkapnya.
Sutjidra mengatakan, dengan penurunan keterisian lokasi isoter tersebut, belum ada rencana untuk mengurangi lokasi isoter. Namun, jika dalam waktu dekat penurunan keterisian bisa mencapai 50 persen, pengurangan lokasi isoter akan dipertimbangkan. Jika penurunan kasus mencapai 50 persen, mungkin dikurangi satu lokasi. “Dengan mengoptimalkan yang terdekat di Jinengdalem Asrama Undiksha. Untuk bisa memaksimalkan dan mengoptimalkan tenaga-tenaga yang kita siapkan untuk menjaga tempat-tempat isoter ini,” kata dia.
Tren positif penurunan kasus, dan banyaknya pasien Covid-19 OTG-GR yang sembuh dan bisa kembali pulang dari lokasi isoter diharapkan tidak membuat masyarakat lengah. Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng tetap menekankan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan. Diharapkan pula kasus yang ada di Buleleng bisa terus melandai. “Yang paling penting penerapan 3M itu saja. Kalau misalnya memungkinkan penurunannya 50 persen, maka kami akan bawa ke Jinengdalem saja biar lebih dekat. Kalau memang bisa demikian akan dikurangi juga tempat isoternya. Sehingga bisa melakukan pelayanan secara maksimal,” terangnya.