26.5 C
Denpasar
Monday, May 29, 2023

Balawista Minta Nelayan Melaut Tetap Memakai Life Jacket

BADUNG, BALI EXPRESS – Satu orang tewas akibat sampan yang dinaiki dihantam ombak di perairan Labuan Sait, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Sabtu (25/3). Atas kejadian tersebut, UPTD Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kuta Selatan kembali mengimbau kepada masyarakat agar melengkapi diri dengan life jacket. Terutama bagi masyarakat yang akan berkatifitas di laut. Hal ini disampaikan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.

Kepala UPTD. Balawista Kuta Selatan I Wayan Somer mengatakan, sejatinya tidak memiliki kewenanang untuk melarang nelayan melaut. Kendati demikian, pihaknya mengharapkan agar masyarakat tetap mengikuti imbauan dari BMKG. “Untuk pencegahan adanya musibah, masyarakat sebaiknya melengkapi diri dengan life jacket atau pelampung lainnya. Bahkan SOPnya life jacket harus tetap dipakai,” ujar Somer saat dikonfirmasi Senin (27/3).

Baca Juga :  Bali Aman Dikunjungi, 14 Ribu Wisatawan Sudah Memanfaatkan Kebijakan VoA

Menurutnya, tim Balawista memiliki pengawasan yang melekat di area pos. Kebetulan di Kuta Selatan ada 11 pos yang pengawasanya dilakukan sepanjang petugas bisa melihat atau memantau. Dalam satu pos akan dilakukan pengawasan dua shift kerja, yaitu pagi dan sore.

“Kami di Kuta Selatan melakukan pengawasan meliputi daerah Pantai Kelan, Kedonganan, Jimbaran, Dreamland, Bingin, Labuan Sait, Uluwatu, Melasti, Pandawa, kemudian kawasan ITDC ada tiga pos,” ungkapnya.

Untuk pengawasan di pantai, pihaknya mengaku, lebih memprioritaskan kepada pengunjung yang melakukan rekreasi. Namun jika ada laporan kejadian perahu terbalik atau tenggelam, akan tetap membantu proses pencarian. “Pencarian ini biasanya dilakukan bersama stake holder lainnya. Kami tetap memberikan pertolongan kepada nelayan yang mengalami musibah,” terangnya.

Baca Juga :  Truk Tabrak Colt Diesel, Jalur Denpasar – Gilimanuk Macet

Hanya saja, Somer juga mengakui saat ini masih kekeurangan anggota. Terlebih seharusnya dalam satu pos ada 7-8 orang petugas. Hanya saja saat ini dalam menjalankan tugas pengawasan hanya ada 56 orang petugas untuk 11 pos. “Saat ini kami kekurangan personel 22 orang. Apalagi ada kebijakan sekarang tidak lagi menerima tenaga kontrak dari pemerintah pusat, tentunya kami sangat susah menambah tenaga,” imbuhnya.

 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

BADUNG, BALI EXPRESS – Satu orang tewas akibat sampan yang dinaiki dihantam ombak di perairan Labuan Sait, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Sabtu (25/3). Atas kejadian tersebut, UPTD Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kuta Selatan kembali mengimbau kepada masyarakat agar melengkapi diri dengan life jacket. Terutama bagi masyarakat yang akan berkatifitas di laut. Hal ini disampaikan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.

Kepala UPTD. Balawista Kuta Selatan I Wayan Somer mengatakan, sejatinya tidak memiliki kewenanang untuk melarang nelayan melaut. Kendati demikian, pihaknya mengharapkan agar masyarakat tetap mengikuti imbauan dari BMKG. “Untuk pencegahan adanya musibah, masyarakat sebaiknya melengkapi diri dengan life jacket atau pelampung lainnya. Bahkan SOPnya life jacket harus tetap dipakai,” ujar Somer saat dikonfirmasi Senin (27/3).

Baca Juga :  Tabrak Tronton dari Belakang, Kepala Pecah di Sempidi

Menurutnya, tim Balawista memiliki pengawasan yang melekat di area pos. Kebetulan di Kuta Selatan ada 11 pos yang pengawasanya dilakukan sepanjang petugas bisa melihat atau memantau. Dalam satu pos akan dilakukan pengawasan dua shift kerja, yaitu pagi dan sore.

“Kami di Kuta Selatan melakukan pengawasan meliputi daerah Pantai Kelan, Kedonganan, Jimbaran, Dreamland, Bingin, Labuan Sait, Uluwatu, Melasti, Pandawa, kemudian kawasan ITDC ada tiga pos,” ungkapnya.

Untuk pengawasan di pantai, pihaknya mengaku, lebih memprioritaskan kepada pengunjung yang melakukan rekreasi. Namun jika ada laporan kejadian perahu terbalik atau tenggelam, akan tetap membantu proses pencarian. “Pencarian ini biasanya dilakukan bersama stake holder lainnya. Kami tetap memberikan pertolongan kepada nelayan yang mengalami musibah,” terangnya.

Baca Juga :  Bali Aman Dikunjungi, 14 Ribu Wisatawan Sudah Memanfaatkan Kebijakan VoA

Hanya saja, Somer juga mengakui saat ini masih kekeurangan anggota. Terlebih seharusnya dalam satu pos ada 7-8 orang petugas. Hanya saja saat ini dalam menjalankan tugas pengawasan hanya ada 56 orang petugas untuk 11 pos. “Saat ini kami kekurangan personel 22 orang. Apalagi ada kebijakan sekarang tidak lagi menerima tenaga kontrak dari pemerintah pusat, tentunya kami sangat susah menambah tenaga,” imbuhnya.

 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

Most Read

Artikel Terbaru