BALI EXPRESS, SINGARAJA- Kematian Ni Made Pariani, 33 Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Buleleng yang bekerja diduga karena penyakit Meningitis dan Paru-paru yang dideritanya. Kabar itu didapat dari hasil penelusuran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Buleleng. Janda satu anak itu di Turki bekerja sebagai terapis Spa.
Demikian disampaikan Kepala Disnakertrans Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Koriawan saat dikonfirmasi Bali Express (Jawa Pos Group) melalui sambungan telepon, Rabu (27/6) siang kemarin. Sejauh ini pihaknya sudah berkordinasi dengan BP3TKI. Selanjutnya, dari KBRI di Turki langsung melakukan penelusuran terkait kebenaran kematian korban.
“Kami sudah berkordinasi dengan BP3TKI terkait hal itu. Tentu masih menunggu penjelasan dari KBRI di Turki. Mungkin besok (hari ini, red) kami akan hubungi Kabid Pnempatan Prluasan Kerja,” ujar Dwi Priyanti.
Terkait legalitas Made Pariani saat bekerja di Turki, pihaknya pun belum berani memastikan. Apakah menggunakan agent atau secara mandiri. Sebab, masih menunggu hasil penelusuran dari BP3TKI. Tetapi bila berkaca dari kasus serupa, pemulangan jenazah akan lebih mudah dan cepat apabila status TKI yang meninggal di luar negeri legal.
“Kami tidak lagi membahas apakah dia legal atau ilegal bekerja di sana. Tetapi yang paling penting bagaimana cara pemulangan jenazahnya dari sana. Kedutaan juga tengah berusaha membantu proses pemulangannya,” katanya.
Jika data sudah lengkap, dalam waktu dekat, BP3TKI bersama Disnakertrans akan turun untuk berkunjung ke rumah korban di Dusun Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula. “Kalau memungkinkan besok (hari ini, red) kami kesana. Tentu setelah dapat data lengkap,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya Kadek Pariani, 33, TKW asal Dusun Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng dikabarkan meninggal dunia di Turki. Tersiar kabar bila mendiang meninggal di salah satu rumah sakit di Turki setelah sempat mengalami koma akibat sakit yang dideritanya. Keluarga pun kini tengah menanti pemulangan jenazah dari Turki ke Buleleng.
Informasi tersebut dibenarkan ayah Pariani, Wayan Karidana, 55. Pariani dikabarkan meninggal pada Minggu (24/6) lalu. Informasi itu diterima dari keponakannya Kadek Restiti yang sama-sama bekerja sebagai TKW di Turki sekitar pukul 17.00 Wita.
Pihak keluarga berharap agar pemerintah dapat membantu pemulangan jenazah almarhum Pariani. Sebab, keluarga Pariani terkendala biaya untuk pemulangan putri keduanya tersebut dari Turki menuju Bali.