BALI EXPRESS, SINGARAJA – Nyawa Kadek Ebil Satria Wiguna, 8 akhirnya tak tertolong. Setelah berjuang melewati masa kritis, Ebil pun menyusul sang Ibu, Ketut Rastini, 35 yang juga tewas akibat mengalami kecelakaan tunggal di Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Jumat (26/7). Ebil menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP Sanglah, pada Sabtu (27/7), pukul 06.00 Wita lalu.
Informasi yang dikumpulkan menyebutkan korban sejatinya sempat mendapat penanganan medis di RSUD Buleleng pasca mengalami laka lantas bersama sang ibu dan kakanya, Wayan Juli Andari, 15. Namun, karena mengalami cidera kepala berat (CKB), tim medis akhirnya memutuskan merujuk Ebil ke RSUP Sanglah.
Kasubag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara, mengungkapkan, korban Ebil dirujuk Jumat malam sekitar pukul 20.00 Wita ke RSUP Sanglah sesuai dengan persetujuan keluarganya. Saat ditangani pasca mengalami kecelakaan, korban Ebil kritis.
Budiantara menyebut, selain menderita CKB, korban juga mengalami patah tulang hidung, pada perut, dan luka lebam di kedua mata dan dahi. Korban yang masih duduk di bangku kelas III SD itu diterima di RSUD Buleleng dalam keadaan tidak sadarkan diri.
“Ebil itu dirujuk sekitar pukul delapan malam ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif karena mengalami CKB. Kalau Juli masih dalam penanganan kami, kondisinya sudah stabil dan dipindahkan ke ruang perawatan,” ujar Budiantara.
Sedangkan, kakak Ebil, yakni Wayan Juli Andari, 15, yang juga ikut dalam kecelakaan maut bersama ibu masih dirawat di ruang Cempaka RSUD Buleleng. Kondisinya, sebut Budiantara, berangsur pulih setelah mendapatkan tindakan operasi patah tulang tangan kiri.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Putu Diah Kurniawandari, menegaskan, korban kecelakaan di ruas jalan Singaraja-Denpasar via Bedugul tepatnya di kilometer 12, wilayah Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada Buleleng bertambah menjadi dua orang.
“Informasi yang kami terima, korban anak laki-laki itu juga dinyatakan meninggal dunia setelah dirujuk ke RSUP Sanglah,” jelasnya melalui pesan singkat.
Pihaknya pun tengah mengecek kemungkinan kendaraan yang tidak laik jalan sehingga memicu kecelakaan yang merenggut korban jiwa. Sejauh ini dugaan rem kendaraan blong pun masih harus dicek dan dipastikan.
“Diduga ada unsur beban muatan yang berlebihan, sehingga saat memasuki medan ekstrem, korban Rastini sulit mengendalikan laju kendaraannya dan menyebabkan laka lantas,” tutupnya.
Diwartakan sebelumnya, Jalur Gitgit kembali memakan korban pada Jumat (26/7) pukul 12.00 Wita siang. Kecelakaan tunggal di jalur tengkorak ini dialami oleh ibu dan anaknya, tepatnya di Banjar Dinas Perernan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Kecelakaan dipicu lantaran sepeda motor Vario DK 40034 EV yang dikendarai korban Ketut Rastini, 35 terjun ke jurang sedalam delapan meter.
Saat kejadian korban Rastini membonceng dua anaknya Wayan Juli Andari, 15 dan Kadek Ebil Satria Wiguna 8. Warga asal Banjar Dinas Tingkih Kerep, Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng ini mulanya melaju dari arah selatan menuju ke utara.
Namun, sampai di TKP, tepatnya 100 meter dari SDN 4 Gitgit, kondisi jalan yang menurun disertai tikungan tajam, membuatnya tak bisa mengendalikan laju kendaranya. Motor yang ditungganginya diduga mengalani rem blong. Mereka pun terperosok dan terjun ke jurang yang memang langganan terjadinya laka lantas hingga menyebabkan Rastini tewas.