BADUNG, BALI EXPRESS – Sebuah video memperlihatkan adanya beberapa penyu dan lumba-lumba mati di perairan Uluwatu dan Pantai Balangan, Kuta Selatan, Badung, viral di media sosial, Selasa (28/3). Pasalnya, hal itu diduga akibat ulah beberapa kapal.
Dalam video yang beredar, tampak dua penyu dan seekor lumba-lumba yang disinyalir sudah mati berada di atas boat. Kemudian disebutkan kalau penyebab kematian dua spesies yang dilindungi itu diduga karena ada beberapa kapal berasal dari luar Bali menjaring memakai pukat.
“Look this, one dophin, two turtles, and that’s the fuc*ing trawl, all those fisherman we see there (lihat ini, satu lumba-lumba, dua penyu dan itu adalah pukat sial*n, semua nelayan kita lihat di sana),” ucap seorang pria dalam video tersebut. Belum dapat dipastikan apakah pukat yang dimaksud merupakan pukat harimau yang dilarang dipakai di Indonesia atau bukan.
Namun jika benar alat yang dipakai adalah pukat harimau, maka tindakan kapal-kapal itu dapat merusak ekosistem laut di kawasan tersebut.
Dikonfirmasi mengenai masalah ini, Kabidhumas Polda Bali Kombespol Stefanus Satake Bayu Setianto menerangkan Direktorat Polairud Polda Bali telah mengeceknya. Hal senada disampaikan Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi.
Satpolairud Polresta Denpasar disebut melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan Ditpolairud. Selain itu, aparat akan mengonfirmasi pemilik video mengenai kebenaran informasi yang disampaikan. “Iya masih melakukan penyelidikan,” tandas Sukadi.
Reporter: I Gede Paramasutha
BADUNG, BALI EXPRESS – Sebuah video memperlihatkan adanya beberapa penyu dan lumba-lumba mati di perairan Uluwatu dan Pantai Balangan, Kuta Selatan, Badung, viral di media sosial, Selasa (28/3). Pasalnya, hal itu diduga akibat ulah beberapa kapal.
Dalam video yang beredar, tampak dua penyu dan seekor lumba-lumba yang disinyalir sudah mati berada di atas boat. Kemudian disebutkan kalau penyebab kematian dua spesies yang dilindungi itu diduga karena ada beberapa kapal berasal dari luar Bali menjaring memakai pukat.
“Look this, one dophin, two turtles, and that’s the fuc*ing trawl, all those fisherman we see there (lihat ini, satu lumba-lumba, dua penyu dan itu adalah pukat sial*n, semua nelayan kita lihat di sana),” ucap seorang pria dalam video tersebut. Belum dapat dipastikan apakah pukat yang dimaksud merupakan pukat harimau yang dilarang dipakai di Indonesia atau bukan.
Namun jika benar alat yang dipakai adalah pukat harimau, maka tindakan kapal-kapal itu dapat merusak ekosistem laut di kawasan tersebut.
Dikonfirmasi mengenai masalah ini, Kabidhumas Polda Bali Kombespol Stefanus Satake Bayu Setianto menerangkan Direktorat Polairud Polda Bali telah mengeceknya. Hal senada disampaikan Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi.
Satpolairud Polresta Denpasar disebut melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan Ditpolairud. Selain itu, aparat akan mengonfirmasi pemilik video mengenai kebenaran informasi yang disampaikan. “Iya masih melakukan penyelidikan,” tandas Sukadi.
Reporter: I Gede Paramasutha