BALI EXPRESS, DENPASAR – Meningkatkan pemahaman tentang makna dan perayaan hari Tumpek Landep adalah hal yang sangat penting di masyarakat. Sebagai motor penggerak teknologi di Bali yang tercipta dari ketajaman adnyana atau pikiran, untuk itu Pemerintah Kota Denpasar melalui Disperindag Kota Denpasar menggelar Petinget Rahina Tumpek Landep ke-9 di Depan Museum Bali, Senin (28/8).
Acara yang berlangsung hingga 31 Agustus 2017 mendatang ini dibuka Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara yang ditandai dengan menghunus atau pencabutan keris dan peluncuran buku keris.
Tampak hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua DPR RI selaku SNKI Pusat Fadli Zon dan Panglisir Puri Pemecutan Cokorde Pemecutan, Raja Puri Klungkung Ida Dalem Semara Putra, Kadisperindag Kota Denpasar Wayan Gatra.
Bendesa Adat Pakraman Denpasar AA Oka Suwetja yang dipercaya sebagai pelaksana kegiatan mengatakan, Petinget Rahina Tumpek Landep 2017 ini merupakan yang kesembilan kalinya. Yang bertujuan untuk mendalami secara holistic filosofi, etetika dan ritual tatwa, susila, upacara setara nilai-nilai utama dalam konsep Tumpek Landep. Serta menginformasikan keris sebagai pusaka budaya Bali, Indonesia, dunia dengan mengembangkan cita-cita one family one keris sebagai representasi Denpasar Kota Pusaka.
Sebagai Kota Pusaka pada tanggal 7 hingga 10 Agustus 2016 lalu Denpasar dipercaya sebagai tuan rumah (host) dari The Second OWHC Asian Pasific Stategis Meeting dengan tema ‘’The etabilishment of youth Network in Asian Pasific”. Di antara sepuluh butir isi deklarasi Denpasar sebagai output OWHC AP Strategic Meeting tersebut Tumpek Landep sebagai Hari Pusaka yang telah berkembang secara membudaya dalam masyarakat Denpasar. Bali diapresiasi dan sangat mengispirasi peserta OWHC sebagai hari Pusaka Lokal yang disepakati sebagai Pusaka Regional menuju Hari Pusaka Dunia.
‘’Dengan diselenggarakan Petingetan Rahina Tumpek Landep ini saya berharap mampu menjadi tonggak pikiran bahwa Denpasar sebagai Kota Pusaka dan mengembangkan museum keris dalam basis filosofi sakti, sidhi, mandiri, representasi Brahma, Wisnu, Siwa,’’ harapnya.
Sementara, salah seorang Kurator Keris, Mas Bakrin mengatakan, sedikitnya terdapat 200 bilah kris yang dipamerkan. Dimana, kris yang dipamerkan ini berasal dari para pengoleksi se-nusantara. “Namun, keris yang dikoleksi oleh kolektor asli Bali masih mendominasi hingga saat ini, utamanya yang berasal dari puri-puri di Bali yang cenderung memiliki sejarah panjang,’ ungkapnya.
Bakrin menambahkan, dalam pemeran kali ini turut serta dalam pameran adalah keris yang merupakan kolaksi dari Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Menurut Bakrin, sedikitnya Fadli Zon mengirimkan 13 bilah keris untuk turut dipamerkan di Petinget Tumpek Lendep ini. Serta beberapa keris yang merupakan koleksi keluarga kerajaan di Bali tak ketinggalan untuk dipamerkan. Dalam kesempatan ini, turut diserahkan sebuah keris tanpa lekukan yang berukuran besar oleh Kominitas Stiyaki kepada Pemkot Denpasar sebagai sebuah hadiah berkat kepedulian Kota Denpasar akan benda pusaka yang salah satunya adalah keris.
Menurut perajin, keris yang diberikan kepada Pemkot Denpasar, Harianto menjelaskan bahwa keris ini adalah sebuah hadiah yang diberikan pihaknya kepada pemkot Denpasar. “Keris yang dibuat sengaja tanpa lekukan ini dikarenakan dalam setiap pemerintahan itu harus lurus dari bawah hingga atas, kalau dari bawah hingga atas terdapat lekukan, justru akan sulit dalam menjalankan roda pemerintahan,” ungkapnya.
Keris ini dibuat di Madura, Jawa Timur dengan memakan waktu sekitar 1,5 bulan. Bahan yang digunakan pun berupa campuran perunggu, nikel, tembaga dan besi. Sehingga mampu menghasilkan keris setinggi 1 meter dengan gagang dasar emas bertuliskan Denpasar dengan lambang Catur Muka. Hal inilah yang menjadi dasar keris ini dinamakan Keris Catur Muka. “Dalam proses pembuatannya peerajin harus mencari hari baik, yakni pada tanggal 8 Juli 2017 dan bertepatan dengan hari Purnama yang diyakini sebagai hari suci dalam umat Hindu,” ulasnya.
Sementara, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan ini sebagai antisipasi aktif masyarakat untuk ikut mewarnai Denpasar sebagai Kota Pusaka. Kota Denpasar dengan Kota Solo termasuk jejaring Kota Pusaka. Maka kegiatan ini menjadi motivasi Pemerintah Kota Denpasar untuk melakukan pameran di Korea pada dua bulan yang akan datang. Pemerintah Kota Denpasar juga tidak main-main menyebut bahwa Denpasar sebagai Kota Pusaka. Inilah indikator kepemerintahan yang baik yang selalu bersinergi dengan pemerintahan, pengusaha, lembaga masyarakat termasuk pengkoleksi keris ini.
‘’Mudah-mudahan dengan kebersamaan dan sinergi ini Kota Denpasar betul-betul terbingkai pada sandaran budaya yang menjadi pilar visi dan misi Kota Denpasar. Saya juga berharap bisa berjalan dengan baik terlebih dalam acara ini juga dihadiri Ida Dalem Samera Putra sebagai cerminan sebagai kekuatan Bali,’’ harapnya.