AMLAPURA, BALI EXPRRESS — Hari Arak Bali yang pertama kali diperingati setiap 29 Januari, disambut meriah di Kabupaten Karangasem, Minggu (29/1).
Acara diawali dengan persembahyangan di Pura Manik Kembar, Banjar Batubelah, Desa Datah, Abang. Dilanjutkan dengan pementasan tradisi magenjek, dan magibung, juga toss Arak Bali.
Hadir langsung Bupati Karangasem I Gede Dana, Sekda I Ketut Sedana Merta, tim ahli, staf ahli, hingga jajaran OPD di lingkungan Pemkab Karangasem. Setelah dipentaskan genjek dari Banjar Bangle, Desa Bunutan, Kecamatan Abang serta tradisi magibunug, Bupati Karangasem Gede Dana mengajak yang hadir untuk toss Arak Bali menandai peringatan Hari Arak Bali yang pertama.
Kepada awak media, Gede Dana menekankan jika Arak Bali bukan untuk mabuk-mabukan. Melainkan Arak Bali merupakan minuman obat sekaligus minuman khas warisan leluhur, utamanya di Karangasem, yang biasanya untuk keperluan upacara.
Bahkan, sampai-sampai di Desa Labasari terdapat palinggih Arak Geni. “Jadi, saya tekankan disini, Arak Bali bukanlah dipakai untuk mabuk-mabukkan, namun untuk obat-obatan dan keperluan upacara. Orang-orang tua kita dahulu sebelum berangkat ke ladang atau ke sawah, mereka minum arak satu sloki untuk menghangatkan tubuh sebelum bekerja di musim dingin,” ujar Gede Dana.
Pihaknya beserta masyarakat di Karangasem menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Bali Wayan Koster yang telah menetapkan Arak Bali sebagai minuman destilasi yang dilindungi. Dengan demikian, ditetapkan 29 Januari 2023 bisa diperingati sebagai Hari Arak Bali untuk yang pertama kalinya.
Gede Dana berpesan terhadap masyarakat Karangasem supaya betul-betul mempedomani Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2020 tentang Destilasi Minuman Ber-alkohol, terutama Arak Bali. Itu dilakukan supaya Arak Bali tidak cacad.
“ Dunia sudah mengakui Arak Bali ini sebagai minuman destilasi atau spirit ketujuh dunia. Ini sangat luar biasa, kami berharap masyarakat ikut mendukung, bahkan mensosialisasikan Arak Bali ini,” terang Gede Dana.
Di Karangasem sendiri ada sebanyak 2.865 produsen Arak Bali. Pria asal Datah tersebut berharap supaya produsen arak yang ada ini tetap berpegang ada peraturan diatas untuk menjaga kelestarian Arak Bali. Besar harapannya agar produsen arak tidak melakukan tindakan yang melenceng dengan cara memproduksi arak sintetis dari fermentasi gula. (dir)