BADUNG, BALI EXPRESS – Setelah heboh seorang wanita berinisial BMS melapor diperas dan nyaris dibunuh oleh mantan pacarnya yang seorang warga asing ke Polsek Kuta Utara, kini polisi tengah mencari keberadaan bule diduga asal Nigeria itu. Menariknya data identitas bule yang disebut bernama Koffe Christian Yao alias Harry, ternyata tak terdaftar di Imigrasi.
“Kami melakukan penyelidikan terkait keberadaan pelapor, laporannya sudah kami terima Jumat (27/8),” beber Kapolsek Kuta Utara, AKP Putu Diah Kurniawandari ditemui di Mapolres Badung, Senin (30/8). Pihaknya sempat mencari bule tersebut di tempat tinggal terakhirnya Elev8 Residence Canggu, Kuta Utara, Badung yang menjadi tempat kejadian perkara.
Namun sayang bule itu ternyata sudah menghilang. Polsek Kuta Utara kini berupaya berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk mengusut orang ini. “Karena kemarin saya telepon dari pihak imigrasi, bahwa data yang bersangkutan dengan nama itu tidak terdaftar di imigrasi, makannya kami mau koordinasi, apakah benar nama itu, atau mungkin kalau salah huruf saja,” tuturnya.
Ditambahkan olehnya, belum diketahui sejak kapan bule itu berada di Bali dan apa sebenarnya hubungannya dengan korban. Selain itu tidak ada indikasi bahwa bule itu sudah meninggalkan Bali untuk saat ini. Keberadaan Koffe yang tidak jelas dan tanpa keterangannya, membuat petugas sedikit terhambat dalam melengkapi barang bukti. Sebab dalam laporan, hanya berasal dari pengakuan korban.
Apalagi tidak ada saksi yang melihat langsung insiden pemukulan, pemerasan dan ancaman pembunuhan yang wanita asal Bandung, Jawa Barat akui terima dari mantan pacarnya tersebut. Untuk saat ini, penganiayaan yang dilakukan terlapor masih tetap disebutnya sebagai dugaan. “Memang tidak bisa menampik korban ada luka di bagian wajah, tetapi disebabkan oleh apa dan siapa yang melakukan itulah yang pihaknya gali,” tandasnya.
Adanya benturan yang membuat luka memang boleh dicurigai, tetapi tidak bisa langsung memutuskan dan memberikan kesimpulan. Berbeda jika ada yang melihat pelapor dipukul secara langsung. Sementara terkait mobil digunakan oleh Koffe membawa BMS ke Ubud, Gianyar untuk dibunuh disebut mogok juga belum disita oleh pihaknya.
“Belum tau apakah masih mogok atau sudah dibawa, karena penyelidikan kami belum sampai di sana. Langkah yang sudah kami lakukan ya meminta korban berobat, lalu hasil visumnya seperti apa baru ditindaklanjuti kembali,” tutupnya. Diberitakan sebelumnya, menurut keterangan BMS saat melapor ke polisi, bahwa peristiwa bermula saat dirinya diminta datang ke tempat tinggal terduga pelaku di TKP. Namun saat sampai, tiba-tiba tas dan dompet miliknya berisi uang Rp 2 juta dirampas.
Korban juga dianiaya dengan cara dipukuli hingga terluka di wajah. Bahkan, Koffe disebut sempat mengancam akan menusuk korban menggunakan pisau. BMS lanjut diperas agar menyerahkan uang Rp 200 juta. Jika tidak, dia akan dibawa ke Ubud, Gianyar untuk dibunuh. Mirisnya pelapor benar-benar dibawa oleh Koffe menuju Ubud menggunakan mobilnya untuk dibunuh.
Tetapi dalam perjalanan terduga pelaku sempat berhenti untuk menguras isi ATM korban di Kerobokan, Kuta Utara. Hingga total uang yang sudah diambil saat itu mencapai Rp 20 juta. Beruntung saat akan melanjutkan perjalanan, mobil yang dikendarai mogok, sehingga BMS memanfaatkannya. “Pelapor berhasil kabur dan diselamatkan warga,” terang Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara, Minggu (29/8). (ges)