BADUNG, BALI EXPRESS- Desa Adat Jimbaran, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung menggelar Ngaben massal tahun ini. Rangkaiannya sudah dimulai sejak pertengah Juli lalu, dan berakhir akhir September. Dalam pelaksanaannya upacara ini dibiayai melalui dana LPD setempat melalui tabungan Pitra Yadnya.
Bendesa Adat Jimbaran I Gusti Ngurah Made Rai Dirga mengatakan, Ngaben massal kali ini mengupacarai sebanyak 211 sawa. Kemudian ditambah dengan ngalangkir dan ngalungah, sehingga menjadi 296. “Untuk yang nyekah saja ada 250 peserta. Kemudian dalam upacara ini juga diiringi dengan matatah massal dengan peserta sekitar 50 orang,” ujar Rai Dirga saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
Menurutnya, upacara Ngaben massal biasanya rutin digelar setiap tiga tahun sekali. Namun saat akan dilaksanakan pada tahun 2021, tertunda akibat adanya pandemi Covid-19. Sehingga baru bisa terlaksana pada tahun ini. Hal ini pun menyebabkan jumlah sawa menjadi terbanyak dari sebelumnya.
“Untuk upacara Ngaben massal, pertama kita ada program di LPD, yakni tabungan Pitra Yadnya. Jadi setiap ada krama yang meninggal, keluarganya akan menabung sebesar Rp 200 ribu. Kemudian saat pelaksanaan Ngaben, LPD akan memberikan dana sebesar Rp 5 juta per sawa,” jelasnya.
Program ini diakuinya sudah dimulai sekitar lima tahun yang lalu. Secara keseluruhan, lanjutnya, dana yang dikeluarkan oleh LPD Desa Adat Jimbaran sebesar Rp 580 juta. Dana tersebut diberikan kepada krama yang memiliki tabungan saja. Sementara untuk yang tidak memiliki tabungan, jika memiliki keluarga yang meninggal dan akan mengikuti prosesi Ngaben massal hanya dikenakan dana sebesar Rp 4 juta.
“Dalam upacara Ngaben, LPD akan memberikan dana sebesar Rp 1 juta per sawa. Kemudian saat nyekah ditambah lagi sebesar Rp 4 juta,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengajukan permohonan dana ke Pemkab Badung. Lantaran dari RAB selama Ngaben massal ini diperkirakan memerlukan dana Rp 2,6 miliar. “Tampaknya dari pendekatan-pendekatan, dana dari pemerintah akan dapat,” jelasnya.
Lebih lanjut Rai Dirga menerangkan, dalam upacara Ngaben ini menggunakan tingkatan pranawa madya. Sementara untuk upacara nyekah dilaksanakan secara nyatur rebah.