25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Desa Adat Penarungan Laksanakan Mapeed Setahun Sekali

BADUNG, BALI EXPRESS- Mapeed secara umum sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Bali. Mapeed ini sudah sangat sering dilaksanakan dalam upacara agama Hindu. Salah satunya yang dilaksanakan di Desa Adat Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung.

Bendesa Adat Penarungan Made Widiada mengatakan tradisi Mapeed di desanya sudah dilaksanakan sejak dahulu. Bahkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kalinya tradisi ini dimulai, namun hingga kini tetap lestari, dan dilaksanakan secara rutin.

“Semenjak saya menjadi bendesa, tradisi ini sudah ada, saya istilahnya hanya melanjutkan saja,” ujar Widiada saat dikonfirmasi kemarin.

Menurutnya, tradisi ini dilaksanakan saat pujawali di Pura Kahyangan Tiga. Piodalan di Pura Kahyangan Tiga ini pun dilaksanakan setiap setahun sekali.

Baca Juga :  Simbol Lingga-Yoni Jadi Bangunan Suci Utama di Pura Dalem Blanjong

Untuk Pura Desa dan Puseh piodalan jatuh setiap Buda Kliwon Pahang, sementara Pura Dalem Jati yang bersamaan dengan Pura Prajapati jatuh pada Purnama Sasih Kadasa.

“Jadi, Mapeed ini sudah dilakukan dari dahulu dan dilakukan menurut pah-pahan dari Desa Adat Penarungan ketika ada odalan di masing-masing pura. Umumnya Mapeed ini akan diikuti oleh para ibu-ibu dengan sarana banten Gebogan yang akan dihaturkan ke pura,” ungkapnya.

Secara umum Widiada menyebutkan, tradisi ini ditujukkan untuk menjaga kekompakan dan rasa bhakti secara tulus ikhlas. Agar suasana persembahyangan menjadi nyaman, maka dilaksanakan sesuai dengan pah-pahan desa adat. Sebab, di Desa Adat Penarungan yang terdiri dari delapan banjar, tidak memungkinkan melaksanakan persembahyangan secara bersamaan.

Baca Juga :  Harga Bumbu Dapur Masih Tinggi, Bawang Putih Capai Rp 60 Ribu per Kg

“Masyarakat Penarungan ini jumlahnya sangat banyak, jadi saat melakukan persembahyangan tidak mungkin secara bersamaan. Sehingga dilakukan pembagian waktu ke pura,” jelasnya.

 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

BADUNG, BALI EXPRESS- Mapeed secara umum sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Bali. Mapeed ini sudah sangat sering dilaksanakan dalam upacara agama Hindu. Salah satunya yang dilaksanakan di Desa Adat Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung.

Bendesa Adat Penarungan Made Widiada mengatakan tradisi Mapeed di desanya sudah dilaksanakan sejak dahulu. Bahkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kalinya tradisi ini dimulai, namun hingga kini tetap lestari, dan dilaksanakan secara rutin.

“Semenjak saya menjadi bendesa, tradisi ini sudah ada, saya istilahnya hanya melanjutkan saja,” ujar Widiada saat dikonfirmasi kemarin.

Menurutnya, tradisi ini dilaksanakan saat pujawali di Pura Kahyangan Tiga. Piodalan di Pura Kahyangan Tiga ini pun dilaksanakan setiap setahun sekali.

Baca Juga :  26 Ogoh-ogoh di Tabanan Meriahkan Parade di Kota Tabanan

Untuk Pura Desa dan Puseh piodalan jatuh setiap Buda Kliwon Pahang, sementara Pura Dalem Jati yang bersamaan dengan Pura Prajapati jatuh pada Purnama Sasih Kadasa.

“Jadi, Mapeed ini sudah dilakukan dari dahulu dan dilakukan menurut pah-pahan dari Desa Adat Penarungan ketika ada odalan di masing-masing pura. Umumnya Mapeed ini akan diikuti oleh para ibu-ibu dengan sarana banten Gebogan yang akan dihaturkan ke pura,” ungkapnya.

Secara umum Widiada menyebutkan, tradisi ini ditujukkan untuk menjaga kekompakan dan rasa bhakti secara tulus ikhlas. Agar suasana persembahyangan menjadi nyaman, maka dilaksanakan sesuai dengan pah-pahan desa adat. Sebab, di Desa Adat Penarungan yang terdiri dari delapan banjar, tidak memungkinkan melaksanakan persembahyangan secara bersamaan.

Baca Juga :  Tari Andir, Seni Klasik Jadi Bebalihan dan Wali

“Masyarakat Penarungan ini jumlahnya sangat banyak, jadi saat melakukan persembahyangan tidak mungkin secara bersamaan. Sehingga dilakukan pembagian waktu ke pura,” jelasnya.

 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

Most Read

Artikel Terbaru