29.8 C
Denpasar
Friday, March 24, 2023

Lestarikan Arak Api, Arak Merita Diatur dalam Awig-Awig

KARANGASEM, BALI EXPRESS – Arak Merita mungkin tidak asing lagi bagi penikmat arak. Minuman beralkohol yang dibuat di Banjar Dinas Merita, Desa Labasari, Kecamatan Abang, Karangasem ini, tidak ada yang menggunakan gula atau bahan buatan lainnya.

Arak Merita murni menggunakan bahan tradisional, apalagi telah diatur dalam awig-awig supaya tidak menggunakan bahan-bahan seperti gula atau lainnya. Jadi, diharuskan menggunakan bahan murni dengan ental, jaka (pohon enau) atau kelapa.

Kelian Banjar Merita Nyoman Arta Asih dikonfirmasi Minggu (5/3) lalu membenarkan adanya awig-awig tersebut. Katanya, aturan adat itu dibuat sudah lama. Bahkan sebelum Gubernur Bali Wayan Koster berkomitmen melestarikan keberadaan arak di Bali. “Sudah lama ada awig-awig seperti itu,” ujar Arta Asih.

Baca Juga :  Penempatan Lima Jenis Daun atau Panca Dhala dalam Ritual Hindu

Awig-awig dibuat karena Arak Merita sudah terkenal. Tujuannya supaya tidak ada yang merusak nama dari Arak Api Merita. “Karena Merita ingin melestarikan warisan leluhur berupa Arak Api. Supaya labelnya masih melekat,” lanjutnya.

Apabila ada yang melanggar ketentuan itu, maka sudah disiapkan sanksi. Sanksinya berupa denda beras. “Nanti saya cek jelasnya berapa jumlah dendanya,” paparnya.

Warga yang berprofesi sebagai perajin arak pun dikatakannya tidak ada yang berani melanggar aturan tersebut. Sebab, mereka juga ingin melestarikan warisan leluhur di sana. “Sejauh ini tidak ada yang melanggar,” pungkasnya. (dir)
 


KARANGASEM, BALI EXPRESS – Arak Merita mungkin tidak asing lagi bagi penikmat arak. Minuman beralkohol yang dibuat di Banjar Dinas Merita, Desa Labasari, Kecamatan Abang, Karangasem ini, tidak ada yang menggunakan gula atau bahan buatan lainnya.

Arak Merita murni menggunakan bahan tradisional, apalagi telah diatur dalam awig-awig supaya tidak menggunakan bahan-bahan seperti gula atau lainnya. Jadi, diharuskan menggunakan bahan murni dengan ental, jaka (pohon enau) atau kelapa.

Kelian Banjar Merita Nyoman Arta Asih dikonfirmasi Minggu (5/3) lalu membenarkan adanya awig-awig tersebut. Katanya, aturan adat itu dibuat sudah lama. Bahkan sebelum Gubernur Bali Wayan Koster berkomitmen melestarikan keberadaan arak di Bali. “Sudah lama ada awig-awig seperti itu,” ujar Arta Asih.

Baca Juga :  Sekaa Arja Widyaksara, Totalitas Kaum Bujang Cinta Tradisi

Awig-awig dibuat karena Arak Merita sudah terkenal. Tujuannya supaya tidak ada yang merusak nama dari Arak Api Merita. “Karena Merita ingin melestarikan warisan leluhur berupa Arak Api. Supaya labelnya masih melekat,” lanjutnya.

Apabila ada yang melanggar ketentuan itu, maka sudah disiapkan sanksi. Sanksinya berupa denda beras. “Nanti saya cek jelasnya berapa jumlah dendanya,” paparnya.

Warga yang berprofesi sebagai perajin arak pun dikatakannya tidak ada yang berani melanggar aturan tersebut. Sebab, mereka juga ingin melestarikan warisan leluhur di sana. “Sejauh ini tidak ada yang melanggar,” pungkasnya. (dir)
 


Most Read

Artikel Terbaru