26.5 C
Denpasar
Saturday, June 3, 2023

Tersangkut Kabel, Bade Tumpang 9 Patah saat Menuju ke Tunon

BANGLI, BALI EXPRESS- Upacara pelebon panglingsir Puri Agung Bangli Anak Agung Gede Bagus Ardana dilaksanakan Sabtu (7/5). Ribuan orang mengiringi prosesi upacara. Upacara diwarnai insiden bade patah saat perjalanan menuju ke tunon.

Pantauan Bali Express (Jawa Pos Group), insiden tersebut terjadi saat iring-iringan bade melintas di Jalan Nusantara Sabtu siang. Sekitar 100 meter ke arah utara catus pata, bade tumpang sembilan yang diusung oleh puluhan warga terhalang kabel.

Upaya menerobos kabel ternyata mengakibatkan bade patah. Tidak ada korban dalam kejadian itu, dan iring-iringan berjalan dengan aman sampai di tunon Banjar Adat Pande, Desa Adat Cempaga. Patahan bade pun kembali dipasang di tunon.

Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana, anak kelima almarhum menyampaikan bahwa insiden itu sebenarnya sudah diantisipasi sebelumnya. Pihak Puri Agung Bangli telah berkoordinasi dengan PLN, Telkom dan lainya terkait jalur yang akan dilalui. Sebab tinggi bade mencapai 7 meter setelah diusung. “Maksud kami pun sesungguhnya sudah disambut baik,” katanya. Namun di luar dugaan, ternyata masih ada kabel melintang, menghalangi bade.

Baca Juga :  Tanpa Pembatasan, Tradisi Makotek Diikuti 4.000 Krama Adat

Seperti diketahui, Agung Ardana tutup usia pada 21 Februari 2022 di usia 90 tahun 52 hari. Selama 2 bulan lebih, layon (jenazah) disemayamkan di Puri Kilian, Puri Agung Bangli. Pihak keluarga baru sekarang menggelar upacara pelebon karena menunggu hari baik. Pelebon sempat akan digelar pada 6 April 2022, namun karena masih Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, akhirnya diundur. Pihak keluarga almarhum sangat selektif mencari hari baik menggelar upacara, hal itu mengingat almarhum semasa hidup terbiasa teliti dalam menentukan hari baik untuk upacara pelebon.

Agung Atmaja sehari sebelumnya menyampaikan, upacara pelebon ini merupakan tingkat utama (nyawa wedana). Sebab  ayahnya seorang panglingsir puri yang telah melalui proses ekajati. Selain itu juga ditokohkan oleh masyarakat.

Baca Juga :  Selama 15 Hari, Krama Pantang Tertawa hingga Menangis

Almarhum yang merupakan adik kandung pejuang kemerdekaan RI Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita ini juga seorang veteran. Ia menjabat ketua Legiun Veteran Indonesia (LVRI)  Cabang Bangli, maka saat pelebon juga dilaksanakan apel persada, diiringi tembakan salvo sebelum pembakaran jenazah.


BANGLI, BALI EXPRESS- Upacara pelebon panglingsir Puri Agung Bangli Anak Agung Gede Bagus Ardana dilaksanakan Sabtu (7/5). Ribuan orang mengiringi prosesi upacara. Upacara diwarnai insiden bade patah saat perjalanan menuju ke tunon.

Pantauan Bali Express (Jawa Pos Group), insiden tersebut terjadi saat iring-iringan bade melintas di Jalan Nusantara Sabtu siang. Sekitar 100 meter ke arah utara catus pata, bade tumpang sembilan yang diusung oleh puluhan warga terhalang kabel.

Upaya menerobos kabel ternyata mengakibatkan bade patah. Tidak ada korban dalam kejadian itu, dan iring-iringan berjalan dengan aman sampai di tunon Banjar Adat Pande, Desa Adat Cempaga. Patahan bade pun kembali dipasang di tunon.

Anak Agung Gede Putra Temaja Ardana, anak kelima almarhum menyampaikan bahwa insiden itu sebenarnya sudah diantisipasi sebelumnya. Pihak Puri Agung Bangli telah berkoordinasi dengan PLN, Telkom dan lainya terkait jalur yang akan dilalui. Sebab tinggi bade mencapai 7 meter setelah diusung. “Maksud kami pun sesungguhnya sudah disambut baik,” katanya. Namun di luar dugaan, ternyata masih ada kabel melintang, menghalangi bade.

Baca Juga :  Ini Makna dan Jenis Orti sebagai Sarana Upakara bagi Umat Hindu

Seperti diketahui, Agung Ardana tutup usia pada 21 Februari 2022 di usia 90 tahun 52 hari. Selama 2 bulan lebih, layon (jenazah) disemayamkan di Puri Kilian, Puri Agung Bangli. Pihak keluarga baru sekarang menggelar upacara pelebon karena menunggu hari baik. Pelebon sempat akan digelar pada 6 April 2022, namun karena masih Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, akhirnya diundur. Pihak keluarga almarhum sangat selektif mencari hari baik menggelar upacara, hal itu mengingat almarhum semasa hidup terbiasa teliti dalam menentukan hari baik untuk upacara pelebon.

Agung Atmaja sehari sebelumnya menyampaikan, upacara pelebon ini merupakan tingkat utama (nyawa wedana). Sebab  ayahnya seorang panglingsir puri yang telah melalui proses ekajati. Selain itu juga ditokohkan oleh masyarakat.

Baca Juga :  Pura Subak Kaliuntu Didesak Peradaban, Tak Ada Lagi Ngusabha

Almarhum yang merupakan adik kandung pejuang kemerdekaan RI Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita ini juga seorang veteran. Ia menjabat ketua Legiun Veteran Indonesia (LVRI)  Cabang Bangli, maka saat pelebon juga dilaksanakan apel persada, diiringi tembakan salvo sebelum pembakaran jenazah.


Most Read

Artikel Terbaru