30.4 C
Denpasar
Friday, March 24, 2023

Menyingkap Kisah Mistis Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin & Ajian kereb Akasa

BULELENG, BALI EXPRESS- Perwujudan Bhuta Kala dalam seni Ogoh-ogoh mulai ramai, termasuk di Buleleng. Beberapa kreasi Ogoh-ogoh yang mampu mencuri perhatian di Buleleng yakni Ogoh-ogoh karya STT Kharisma, serta Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin kreasi STT Giri Kusuma.

Ketua STT Giri Kusuma, Banjar Giriloka, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Andrea Pani, mengatakan, Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin itu telah dikerjakan sekitar dua bulan. Di bagian depan dibuat seorang tokoh yang menarikan Sang Hyang Penyalin.

Diceritakannya, Sang Hyang Penyalin sendiri berasal dari tradisi di Desa Bugbug, Karangasem. Kemudian tradisi ini dikembangkan di Desa Pancasari. Saat penilaian Ogoh-ogoh tingkat kecamatan pada Rabu (8/3) siang, STT Giri Kusuma juga mementaskan tarian yang disakralkan ini.

Sesuai namanya, tarian Sang Hyang Penyalin menggunakan penyalin atau rotan sebagai media utamanya. Rotan ini memiliki kekuatan magis di luar nalar. Seutas rotan dapat menari-nari, meliuk-liuk seperti ular. Benda ini bergerak sendiri tanpa harus diarahkan.

Konon tarian ini sudah ada sejak zaman pra Hindu, dan perkembangannya di Desa Pancasari diperkirakan sejak tahun 1958. “Tarian ini untuk dewa-dewi dan nyomia para bhuta kala, khususnya pada tilem kaenem, tilem kasanga. Ini dilakukan saat pacaruan untuk menetralisir Kala, agar tidak mengganggu. Selain itu, juga sebagai ritual penolak bala,” ujar Andrea Pani.

Baca Juga :  Soal Pembongkaran Jenazah Bocah, Ini Tujuan Pihak Eka Putra

Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin ini dibuat untuk menguatkan tradisi yang ada. Khususnya terhadap generasi muda. Tradisi yang dimiliki tidak saja dicatatkan dalam sejarah, namun juga bisa dikreasikan agar tetap dikenal di kalangan muda mudi.

“Kami membuat dengan tema ini salah satu tujuannya untuk melestarikan tradisi yang ada di Desa Pancasari,” tandasnya.

Sementara itu, di kawasan Kota Singaraja, Ogoh-ogoh Ajian Kereb Akasa karya STT Kharisma, Banjar Dinas Delod Peken, Kelurahan Kendran, Buleleng, Rabu (8/3) tampak sudah diletakkan di pinggir jalan, tepat di depan Balai Masyarakat Kelurahan Kendran. Saat penilaian, STT Kharisma juga melengkapinya dengan sasolahan Lenda-lendi.

Ogoh-ogoh Ajian Kereb Akasa bertutur tentang ilmu Leak. Konon Ajian Kereb Akasa ini adalah ilmu Leak paling tinggi yang dimiliki penganutnya. Seseorang yang memiliki ilmu ini dapat berubah wujud menjadi kain putih yang amat panjang.

Baca Juga :  Dilaksanakan saat Bayi Tutug Kambuhan, Gunakan Sarana Babi Hitam

Menurut cerita, Kereb Akasa ini muncul ketika Dewi Durga turun ke bumi membawa sutra putih. Sutra itu digunakan sebagai kerudungnya.

Dewi Durga menghidupkan kain tersebut sebagai ancangannya. Wujud dari ancangan Dewi Durga ini kemudian ditiru penekun Ilmu Leak. Kereb Akasa yang sesungguhnya konon berwujud panjang, putih bersih serta berkilau. Sementara Kereb Akasa jadi-jadian berwujud kotor dan berbau busuk. Butuh waktu lama bagi penekunnya agar mendapatkan tingkatan ilmu ini.

Ilmu Kereb Akasa ini sangat jarang menyerang. Kereb Akasa akan murka bila diusik dengan perilaku yang congkak, perkataan kotor dan kasar. Wujudnya berupa kain putih yang panjang akan melilit korbannya hingga menghilang dan bila ditemukan akan menjadi linglung.

“Perwujudan dari kerudung Dewi Durga itulah yang lantas disebut Kereb Akasa,” kata Ketua STT Kharisma Putu Suhendra Jaya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/3) pagi.

 






Reporter: Dian Suryantini

BULELENG, BALI EXPRESS- Perwujudan Bhuta Kala dalam seni Ogoh-ogoh mulai ramai, termasuk di Buleleng. Beberapa kreasi Ogoh-ogoh yang mampu mencuri perhatian di Buleleng yakni Ogoh-ogoh karya STT Kharisma, serta Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin kreasi STT Giri Kusuma.

Ketua STT Giri Kusuma, Banjar Giriloka, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Andrea Pani, mengatakan, Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin itu telah dikerjakan sekitar dua bulan. Di bagian depan dibuat seorang tokoh yang menarikan Sang Hyang Penyalin.

Diceritakannya, Sang Hyang Penyalin sendiri berasal dari tradisi di Desa Bugbug, Karangasem. Kemudian tradisi ini dikembangkan di Desa Pancasari. Saat penilaian Ogoh-ogoh tingkat kecamatan pada Rabu (8/3) siang, STT Giri Kusuma juga mementaskan tarian yang disakralkan ini.

Sesuai namanya, tarian Sang Hyang Penyalin menggunakan penyalin atau rotan sebagai media utamanya. Rotan ini memiliki kekuatan magis di luar nalar. Seutas rotan dapat menari-nari, meliuk-liuk seperti ular. Benda ini bergerak sendiri tanpa harus diarahkan.

Konon tarian ini sudah ada sejak zaman pra Hindu, dan perkembangannya di Desa Pancasari diperkirakan sejak tahun 1958. “Tarian ini untuk dewa-dewi dan nyomia para bhuta kala, khususnya pada tilem kaenem, tilem kasanga. Ini dilakukan saat pacaruan untuk menetralisir Kala, agar tidak mengganggu. Selain itu, juga sebagai ritual penolak bala,” ujar Andrea Pani.

Baca Juga :  Bali United vs Persita Tangerang; Coach Teco: Semua Dimulai dari Nol

Ogoh-ogoh Sang Hyang Penyalin ini dibuat untuk menguatkan tradisi yang ada. Khususnya terhadap generasi muda. Tradisi yang dimiliki tidak saja dicatatkan dalam sejarah, namun juga bisa dikreasikan agar tetap dikenal di kalangan muda mudi.

“Kami membuat dengan tema ini salah satu tujuannya untuk melestarikan tradisi yang ada di Desa Pancasari,” tandasnya.

Sementara itu, di kawasan Kota Singaraja, Ogoh-ogoh Ajian Kereb Akasa karya STT Kharisma, Banjar Dinas Delod Peken, Kelurahan Kendran, Buleleng, Rabu (8/3) tampak sudah diletakkan di pinggir jalan, tepat di depan Balai Masyarakat Kelurahan Kendran. Saat penilaian, STT Kharisma juga melengkapinya dengan sasolahan Lenda-lendi.

Ogoh-ogoh Ajian Kereb Akasa bertutur tentang ilmu Leak. Konon Ajian Kereb Akasa ini adalah ilmu Leak paling tinggi yang dimiliki penganutnya. Seseorang yang memiliki ilmu ini dapat berubah wujud menjadi kain putih yang amat panjang.

Baca Juga :  Erat Kaitannya Dengan Naur Sesangi, Juga Dijadikan Atraksi Hiburan

Menurut cerita, Kereb Akasa ini muncul ketika Dewi Durga turun ke bumi membawa sutra putih. Sutra itu digunakan sebagai kerudungnya.

Dewi Durga menghidupkan kain tersebut sebagai ancangannya. Wujud dari ancangan Dewi Durga ini kemudian ditiru penekun Ilmu Leak. Kereb Akasa yang sesungguhnya konon berwujud panjang, putih bersih serta berkilau. Sementara Kereb Akasa jadi-jadian berwujud kotor dan berbau busuk. Butuh waktu lama bagi penekunnya agar mendapatkan tingkatan ilmu ini.

Ilmu Kereb Akasa ini sangat jarang menyerang. Kereb Akasa akan murka bila diusik dengan perilaku yang congkak, perkataan kotor dan kasar. Wujudnya berupa kain putih yang panjang akan melilit korbannya hingga menghilang dan bila ditemukan akan menjadi linglung.

“Perwujudan dari kerudung Dewi Durga itulah yang lantas disebut Kereb Akasa,” kata Ketua STT Kharisma Putu Suhendra Jaya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/3) pagi.

 






Reporter: Dian Suryantini

Most Read

Artikel Terbaru