25.4 C
Denpasar
Monday, March 27, 2023

Mohon Keselamatan, Rejang Pala Diiringi Gambang dan Tembang Mayantaka

KARANGASEM, BALI EXPRESS-Tari Rejang di Desa Adat Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Tarian sakral Rejang Pala sebagai warisan Pura Balang Tamak di Desa Adat Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, dipentaskan untuk acara khusus, terutama saat Usaba Desa di Pura Pesamuhan Agung.

Pementasan Tari Rejang Pala dalam upacara Usaba Desa di Desa Nongan diiringi dengan gambelan Gambang. Pertimbangannya bahwa Gambang termasuk salah satu gamelan kuna, yang juga tercatat dalam salah satu bait kakawin Mayantaka mengenai Gambang dan Rejang

Tokoh Adat Desa Nongan I Gusti Ngurah Wiryanata menjelaskan, alunan melodi Gambang yang mengalir dengan merdu, melebur harmonis dengan irama gerak para penari Rejang Pala yang lemah gemulai, sehingga semakin memperkuat suasana kesakralan pementasan. Tari Rejang Pala dipentaskan menghadap ke arah palinggih.

Baca Juga :  Ngiloang Capah, Simbol Memohon Kesuburan Krama Subak

Secara terperinci dijelaskan bahwa letak palinggih di Pura Pesamuhan Agung menghadap ke arah selatan, dan arah pementasan Tari Rejang Pala menghadap ke utara.

“Kalau dilihat dari arah pementasannya, Tari Rejang Pala yang dipentaskan menghadap ke palinggih merupakan sebagai simbol penyambutan para dewa-dewi yang turun dari kahyangan untuk menyaksikan upacara Usaba Desa,” imbuhnya.

Menjelang akhir pementasan, seluruh penari Rejang Pala membentuk satu barisan, kemudian bergerak menuju ke halaman depan pura (jaba pura) untuk bersiap mengakhiri tarian.

Pada bagian akhir ini, secara khusus penari Rejang Daha satu persatu memasuki jeroan pura untuk melanjutkan prosesi mider atau mengelilingi palinggih beserta sesaji sebanyak 3 kali putaran. Sedangkan penari Rejang Alit dan Rejang Lingsir tetap berada di jaba pura.

Baca Juga :  PLN UID Bali akan Bangun SPKLU lagi, Prioritas di Bali Utara dan Timur

Setelah prosesi mider di jeroan pura selesai, pementasan Tari Rejang Pala pun berakhir dengan melakukan persembahyangan bersama. “Pementasan Tari Rejang Pala juga dimaksudkan sebagai sebuah sarana ritual untuk memohon keselamatan, kesuburan, dan kemakmuran bagi masyarakat Desa Nongan. Dengan memohon kesuburan, tentu harapannya ialah agar hasil-hasil panen berikutnya atau di masa-masa mendatang dapat semakin meningkat,” tutupnya.

 






Reporter: I Putu Mardika

KARANGASEM, BALI EXPRESS-Tari Rejang di Desa Adat Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem. Tarian sakral Rejang Pala sebagai warisan Pura Balang Tamak di Desa Adat Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, dipentaskan untuk acara khusus, terutama saat Usaba Desa di Pura Pesamuhan Agung.

Pementasan Tari Rejang Pala dalam upacara Usaba Desa di Desa Nongan diiringi dengan gambelan Gambang. Pertimbangannya bahwa Gambang termasuk salah satu gamelan kuna, yang juga tercatat dalam salah satu bait kakawin Mayantaka mengenai Gambang dan Rejang

Tokoh Adat Desa Nongan I Gusti Ngurah Wiryanata menjelaskan, alunan melodi Gambang yang mengalir dengan merdu, melebur harmonis dengan irama gerak para penari Rejang Pala yang lemah gemulai, sehingga semakin memperkuat suasana kesakralan pementasan. Tari Rejang Pala dipentaskan menghadap ke arah palinggih.

Baca Juga :  Jika Sudah Meninggal,Wajib Dilaksanakan Anak-Cucu

Secara terperinci dijelaskan bahwa letak palinggih di Pura Pesamuhan Agung menghadap ke arah selatan, dan arah pementasan Tari Rejang Pala menghadap ke utara.

“Kalau dilihat dari arah pementasannya, Tari Rejang Pala yang dipentaskan menghadap ke palinggih merupakan sebagai simbol penyambutan para dewa-dewi yang turun dari kahyangan untuk menyaksikan upacara Usaba Desa,” imbuhnya.

Menjelang akhir pementasan, seluruh penari Rejang Pala membentuk satu barisan, kemudian bergerak menuju ke halaman depan pura (jaba pura) untuk bersiap mengakhiri tarian.

Pada bagian akhir ini, secara khusus penari Rejang Daha satu persatu memasuki jeroan pura untuk melanjutkan prosesi mider atau mengelilingi palinggih beserta sesaji sebanyak 3 kali putaran. Sedangkan penari Rejang Alit dan Rejang Lingsir tetap berada di jaba pura.

Baca Juga :  PLN UID Bali akan Bangun SPKLU lagi, Prioritas di Bali Utara dan Timur

Setelah prosesi mider di jeroan pura selesai, pementasan Tari Rejang Pala pun berakhir dengan melakukan persembahyangan bersama. “Pementasan Tari Rejang Pala juga dimaksudkan sebagai sebuah sarana ritual untuk memohon keselamatan, kesuburan, dan kemakmuran bagi masyarakat Desa Nongan. Dengan memohon kesuburan, tentu harapannya ialah agar hasil-hasil panen berikutnya atau di masa-masa mendatang dapat semakin meningkat,” tutupnya.

 






Reporter: I Putu Mardika

Most Read

Artikel Terbaru