DENPASAR, BALI EXPRESS-Beragam masalah kesehatan, mulai dari gejala, efek, cara mengobati, dan sarana untuk mengatasi sakit dirangkum, dan diambil dari Buku ‘Berbagai Cara Pengobatan Menurut Lontar Usada, Pengobatan Tradisional Bali’. Kali ini yang dibeber khusus untuk ternak.
Buku yang ditulis oleh I Ketut Suwidja ini ditulis berseri, sesuai dengan yang dibeber dalam buku yang diterbitkan tahun 1991.
Inventaris 70, halaman 235.1b: inilah obat bagi binatang ternak anugerah dari Bhagawan Rahasya turun dari Surga pergi ke Bali. Menganugerahkan agar pengobatan terhadap ternak menjadi manjur dan waras. Karena itu terciptalah Usada Sato-obat binatang ternak.
Ini untuk melenyapkan penyakit (Bali : pralinaning gering), wejangan Bhagawan Rahasya, mantra dalam hati yang berhasil, dengan sarana menurut kehendak hati (Bali : sakawenang).
Mantra : OM Sang Kala Gering, Sang Kala Rumpuh, Sang Kala Dopang, aja sira nusup ring bayu sukupat, suku ro, tan pasuku, mundura sira den enggal, apan Bhagawan Rahasya mangadeg ring wunwunanku wastu sidhi mandi mantraku, teka waras, 3, teka tumrag, 3, jeng 3. Mantra ini jangan dipakai sembarangan harus dirahasiakan.
Selanjutnya mantra waktu memandikan, pada waktu memberi obat mantra mencegah datangnya penyakit, mantra pada waktu mulai mengobati. Mantra dan ramuan agar banteng tidak galak. Sajen untuk ternak yang sakit. Doa pada waktu menggiring di jalan supaya tidak ditimpa penyakit.
Mantra anugerah Kaki-Tua (tokoh dalam mitologi di Bali) yang dianggap sakti untuk menjaga binatang ternak. Doa dan sajen pada waktu mengebiri hewan.
Tanda-tanda hewan yang akan mati : ada bintik-bintik darang dari badan, seperti dihisap lintah jatuh di jalan. Sulit bernapas, lidah menjulur. Mata tidak berkedip, telinga melipat kebawah (Bali : lepek) dan ekor tidak bisa bergerak. Sambil tidur terus keluar kotoran, sulit bernapas, perutnya sering meliuk, mata dan muka mencong.