BUNGKAK nyuh gading memiliki banyak fungsi dalam upacara umat Hindu di Bali. Dalam lontar Rajah Pangereka Bungkak, bungkak nyuh gading juga disebut sebagai air langit. Hal itu disampaikan Penekun sastra dari Griya Gunung Kawi Manuaba, Tampaksiring Ida Bagus Made Baskara.
Fungsi pertama bungkak nyuh gading adalah sebagai nyasa atau simbol suci. Ini bisa dilihat dalam upacara megedong-gedongan atau samskara wardana atau manusa yadnya. Di mana nyuh gading sebagai simbol dan dirajah dengan bentuk menyerupai bayi atau manik.
Bungkak ini akan diletakkan di banten megedong-gedongan. Bungkak nyuh gading sebagai simbol rahim dan bungkak sebagai nyasa atau simbol kesucian, simbol gaib dari embrio.
Bungkak nyuh gading juga bisa difungsikan pada ritual dewa yadnya, khususnya banten padudusan manawaratna. Banten ini adalah banten penglukatan untuk meruwat atau melukat arca pralingga. Ini dilakukan pada skala besar, tingkat nyatur, dan menggunakan sembilan jenis bungkak.
“Dan bungkak nyuh gading digunakan pada posisi arah barat, sebagai simbol amerta dari Bhatara Mahadewa, difungsikan sebagai energi suci dari Ida Mahadewa,” imbuhnya.
Bungkak nyuh gading difungsikan sebagai pralina atau mengembalikan berbagai unsur dari sumbernya. Misalnya, saat potong gigi, maka sisanya itu dimasukkan ke dalam bungkak, untuk selanjutnya dipendem.
Begitu juga saat pitra yadnya sisa tulang setelah dikremasi, akan dimasukkan ke dalam bungkak nyuh gading, kemudian untuk dilarung di laut maupun sungai. Hal ini mempertegas jika nyuh gading ini bersifat pralina.
Reporter: I Putu Mardika
BUNGKAK nyuh gading memiliki banyak fungsi dalam upacara umat Hindu di Bali. Dalam lontar Rajah Pangereka Bungkak, bungkak nyuh gading juga disebut sebagai air langit. Hal itu disampaikan Penekun sastra dari Griya Gunung Kawi Manuaba, Tampaksiring Ida Bagus Made Baskara.
Fungsi pertama bungkak nyuh gading adalah sebagai nyasa atau simbol suci. Ini bisa dilihat dalam upacara megedong-gedongan atau samskara wardana atau manusa yadnya. Di mana nyuh gading sebagai simbol dan dirajah dengan bentuk menyerupai bayi atau manik.
Bungkak ini akan diletakkan di banten megedong-gedongan. Bungkak nyuh gading sebagai simbol rahim dan bungkak sebagai nyasa atau simbol kesucian, simbol gaib dari embrio.
Bungkak nyuh gading juga bisa difungsikan pada ritual dewa yadnya, khususnya banten padudusan manawaratna. Banten ini adalah banten penglukatan untuk meruwat atau melukat arca pralingga. Ini dilakukan pada skala besar, tingkat nyatur, dan menggunakan sembilan jenis bungkak.
“Dan bungkak nyuh gading digunakan pada posisi arah barat, sebagai simbol amerta dari Bhatara Mahadewa, difungsikan sebagai energi suci dari Ida Mahadewa,” imbuhnya.
Bungkak nyuh gading difungsikan sebagai pralina atau mengembalikan berbagai unsur dari sumbernya. Misalnya, saat potong gigi, maka sisanya itu dimasukkan ke dalam bungkak, untuk selanjutnya dipendem.
Begitu juga saat pitra yadnya sisa tulang setelah dikremasi, akan dimasukkan ke dalam bungkak nyuh gading, kemudian untuk dilarung di laut maupun sungai. Hal ini mempertegas jika nyuh gading ini bersifat pralina.
Reporter: I Putu Mardika