27.6 C
Denpasar
Tuesday, March 21, 2023

Tiga Lontar Ungkap Bungkak Nyuh Gading Banyak Digunakan dalam Upacara Hindu Bali

PENGGUNAAN  bungkak nyuh gading (kelapa gading) dalam upacara Hindu khususnya di Bali sering kita temukan. Rupanya, bungkak ini memiliki fungsi secara filosofis dalam sistem ritual di Bali, baik sebagai simbol nyasa, praline, serta penyucian

Penekun sastra dari Griya Gunung Kawi Manuaba, Tampaksiring Ida Bagus Made Baskara mengatakan, ada tiga teks yang bisa dijadikan rujukan untuk memahami fungsi kelapa dan bungkak nyuh gading. Dalam Lontar Rajah Pangereka Bungkak, dijelaskan secara detail bahwa bungkak nyuh gading dijadikan media untuk mengguratkan aksara suci yang digunakan di dalam berbagai ritus keagamaan, dan tentunya pada ritus-ritus magis.

Di sana juga diulas tentang bagaimana etikanya ngerajah di bungkak nyuh gading, sarana yang dibutuhkan, termasuk sarana tambahan dengan media bungkak.

Baca Juga :  Memahami Prosesi Memandikan Jenazah

“Di teks itu juga ditulis secara rinci bagaimana sejarah pohon kelapa itu,” ujarnya.

Dalam Lontar Kelapa Tattwa dijelaskan bahwa pohon kelapa tumbuh dari wara nugraha Bhagawan Wraspati.

Ada sebuah mitologi yang diulas dalam lontar tersebut tentang bagaimana terciptanya pohon kelapa. Dimana, suatu ketika bumi ini mengalami kehancuran, karena berbagai tumbuhan yang dirasuki kekuatan kala dan menghasilkan racun. Racun itu dapat menimbulkan penyakit atau wabah, sehingga banyak makhluk yang menderita.






Reporter: I Putu Mardika

PENGGUNAAN  bungkak nyuh gading (kelapa gading) dalam upacara Hindu khususnya di Bali sering kita temukan. Rupanya, bungkak ini memiliki fungsi secara filosofis dalam sistem ritual di Bali, baik sebagai simbol nyasa, praline, serta penyucian

Penekun sastra dari Griya Gunung Kawi Manuaba, Tampaksiring Ida Bagus Made Baskara mengatakan, ada tiga teks yang bisa dijadikan rujukan untuk memahami fungsi kelapa dan bungkak nyuh gading. Dalam Lontar Rajah Pangereka Bungkak, dijelaskan secara detail bahwa bungkak nyuh gading dijadikan media untuk mengguratkan aksara suci yang digunakan di dalam berbagai ritus keagamaan, dan tentunya pada ritus-ritus magis.

Di sana juga diulas tentang bagaimana etikanya ngerajah di bungkak nyuh gading, sarana yang dibutuhkan, termasuk sarana tambahan dengan media bungkak.

Baca Juga :  Pura Botoh, Terbengkalai Selama 350 Tahun, Direnovasi Tahun 2001

“Di teks itu juga ditulis secara rinci bagaimana sejarah pohon kelapa itu,” ujarnya.

Dalam Lontar Kelapa Tattwa dijelaskan bahwa pohon kelapa tumbuh dari wara nugraha Bhagawan Wraspati.

Ada sebuah mitologi yang diulas dalam lontar tersebut tentang bagaimana terciptanya pohon kelapa. Dimana, suatu ketika bumi ini mengalami kehancuran, karena berbagai tumbuhan yang dirasuki kekuatan kala dan menghasilkan racun. Racun itu dapat menimbulkan penyakit atau wabah, sehingga banyak makhluk yang menderita.






Reporter: I Putu Mardika

Most Read

Artikel Terbaru