Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng, memiliki Palinggih Dewa Gede Celak Kontong yang berada di Pura Desa Kayuputih. Dewa Gede Celak Kontong yang berbentuk lingga (phallus) dan yoni ini diyakini sebagai simbol kesuburan.
PHALLUS atau Dewa Gede Celak Kontong ditempatkan pada sebuah palinggih (bangunan suci) yang terletak di jaba tengah pura desa, di mana tempat suci untuk memuja Dewa Brahma. Bahkan palinggih ini memiliki pemangku khsusus atau pemimpin ritual tersendiri dari keturunan Kubayan yang mengatur pelaksananaan ritual keagamaan pada palinggih tempat Phallus tersebut tersimpan.
Phallus terbuat dari batu berwarna hitam dengan panjang sekitar 25 cm dan bergaris tengah sekitar 10 cm. Bentuknya persis menyerupai alat kelamin laki-laki yang disunat. Sehingga bagian ujung dan lekukannya jelas terlihat. Mengingat bentuk Phallus itu cukup besar dan lurus.
Jero Mangku Kubayan Made Mesin, 62, pemangku di Pura Desa Kayu Putih sekaligus pemangku khusus Palinggih Dewa Gede Celak Kontong mengatakan, mitos Dewa Gede Celak Kontong memang menjadi keyakinan krama Desa Kayu Putih. “Konon Desa Kayu Putih pernah dilanda bencana alam kekeringan, sehingga para petani tidak bisa menggarap lahan pertanian mereka. Akibatnya, mereka mengalami bahaya kelaparan,” terang Jero Mangku Kubayan Made Mesin.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga terserang penyakit, sehingga penderitaan mereka menjadi bertambah parah. Pada suatu hari, istri Ki Kubayan mandi di Permandian Samong (Kayehan Samong, Udyana Sambong), tiba-tiba terdengar suara orang yang berteriak dan memanggil, ingin menarik rambut istri Ki Kubayan.
Reporter: I Putu Mardika
Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Buleleng, memiliki Palinggih Dewa Gede Celak Kontong yang berada di Pura Desa Kayuputih. Dewa Gede Celak Kontong yang berbentuk lingga (phallus) dan yoni ini diyakini sebagai simbol kesuburan.
PHALLUS atau Dewa Gede Celak Kontong ditempatkan pada sebuah palinggih (bangunan suci) yang terletak di jaba tengah pura desa, di mana tempat suci untuk memuja Dewa Brahma. Bahkan palinggih ini memiliki pemangku khsusus atau pemimpin ritual tersendiri dari keturunan Kubayan yang mengatur pelaksananaan ritual keagamaan pada palinggih tempat Phallus tersebut tersimpan.
Phallus terbuat dari batu berwarna hitam dengan panjang sekitar 25 cm dan bergaris tengah sekitar 10 cm. Bentuknya persis menyerupai alat kelamin laki-laki yang disunat. Sehingga bagian ujung dan lekukannya jelas terlihat. Mengingat bentuk Phallus itu cukup besar dan lurus.
Jero Mangku Kubayan Made Mesin, 62, pemangku di Pura Desa Kayu Putih sekaligus pemangku khusus Palinggih Dewa Gede Celak Kontong mengatakan, mitos Dewa Gede Celak Kontong memang menjadi keyakinan krama Desa Kayu Putih. “Konon Desa Kayu Putih pernah dilanda bencana alam kekeringan, sehingga para petani tidak bisa menggarap lahan pertanian mereka. Akibatnya, mereka mengalami bahaya kelaparan,” terang Jero Mangku Kubayan Made Mesin.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga terserang penyakit, sehingga penderitaan mereka menjadi bertambah parah. Pada suatu hari, istri Ki Kubayan mandi di Permandian Samong (Kayehan Samong, Udyana Sambong), tiba-tiba terdengar suara orang yang berteriak dan memanggil, ingin menarik rambut istri Ki Kubayan.
Reporter: I Putu Mardika