SINGARAJA, BALI EXPRESS – Tidak sebatas jadi bumbu dapur. Bawang merah juga memiliki khasiat untuk pengobatan (usada) atau sebagai pangraksa secara magis. Hal itu tertuang dalam Lontar Usada Brambang Sakti.
Penekun lontar Ida Bagus Made Baskara mengatakan, bawang merah atau dalam bahasa Kawi dikenal dengan istilah Brambang memang sudah dikenal memiliki banyak khasiat.
Peradaban Mesir kuno telah menggunakan bawang sebagai bumbu masakan hingga sebagai bahan obat. Bawang juga salah satu campuran untuk mengawetkan mayat. Demikian pula di Bali, bawang tidak hanya berkaitan dengan masakan.
“Leluhur kita sudah mengeksplorasi lebih jauh. Makanya bawang ini juga dilibatkan pada berbagai ritus magis. Entah dalam ranah usada atau magic protector, yang bersifat perlindungan magis. Demikian utamanya bawang,” paparnya.
Menurutnya, semua orang hampir berinteraksi setiap hari dengan bawang. Karena hampir semua masakan di Bali menggunakan bawang. Secara niskala ada teks khusus yang mengulas bawang terkait upaya magis, khususnya usada.
Dalam Lontar Usada Brambang dijelaskan setidaknya ada 57 manfaat dari bawang merah. Lontar ini juga menjelaskan tentang mitologi kenapa bawang merah memiliki kekuatan dari Dewa Brahma.
Dikatakan penekun lontar dari Griya Gunung Kawi Manuaba, Tampaksiring, Gianyar ini, dalam teks tua, disebutkan kisah yang menarik. Salah satunya di teks Korawa Asrama. Sebenarnya kepala Dewa Brahma ada lima, yang kemudian disebut Panca Sirah.
Dikisahkan, pada suatu ketika Dewa Ganesha diberi anugerah untuk mampu mengetahui rahasia kehidupan. Maka para dewa datang untuk menanyakan sembari menguji apakah benar Dewa Ganesha sebagai dewaning tenung (Dewanya peramal).
Ketika semua dewa sudah datang. Giliran Dewa Brahma menanyakan jumlah kepalanya. “Nah uniknya, Dewa Ganesha menjawab jika Dewa Brahma kepalanya berjumlah empat. Padahal Dewa Brahma mengetahui jika jumlah kepalanya ada lima,” ceritanya.
Saat itulah Dewa Brahma tertawa dan mengejek bahwa Dewa Ganesha tidak sakti. Situasi itu didengar oleh Bhatara Siwa Guru sebagai ayahanda Dewa Ganesha. Bhatara Siwa Guru tahu bahwa Dewa Brahma menyembunyikan kepalanya lagi satu, supaya terlihat empat. Lalu dipotong lah satu kepala Dewa Brahma dan jatuh di bumi.
Kepala ini tumbuh menjadi kelapa di bumi. Sedangkan percikan darahnya tumbuh menjadi bawang, sementara bagian otak Dewa Brahma tumbuh menjadi bawang putih. “Itulah sebabnya bawang merah dan putih memiliki efek yang sangat kuat. Karena mengandung kekuatan Dewa Brahma,” tuturnya.
Karena diyakini memiliki kekuatan Dewa Brahma, tidak heran jika leluhur orang Bali kerap menggunakan bawang merah untuk pengobatan maupun perlindungan untuk menangkal pengaruh energi buruk, terutama yabg berurusan dengan kekuatan energi negatif (niskala).