24.8 C
Denpasar
Tuesday, March 28, 2023

Bupati Giri Prasta Hadiri Karya Atma Wedana di Banjar Tohpati, Bongkasa

MANGUPURA, BALI EXPRESS – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Pitra Yadnya Atiwa-tiwa dan Atma Wedana massal di Banjar Adat Tohpati, Desa Adat Kutaraga, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal,  Selasa (20/9) di Wantilan Pura Dalem Gede Banjar Tohpati.

Hadir Anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta, Anggota DPRD Badung I Nyoman Dirgayusa, Made Ponda Wirawan, Nyoman Gede Wiradana, Ni Luh Putu Sekarini dan Ni Luh Kadek Suastiari, Kadis Kebudayaan I Gde Eka Sudarwitha, Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa, dan Perbekel Bongkasa serta Bendesa Adat se-Bongkasa.

Sebagai wujud dukungan pemerintah atas pelaksanaan karya tersebut, Bupati Giri Prasta menyerahkan dana aci sebesar Rp 200 juta dan secara pribadi Bupati mapunia Rp 20 juta. Sementara I Bagus Alit Sucipta menyumbangkan Rp 5 juta yang diterima Kelian Banjar Adat Tohpati I Made Kacung selaku Ketua Panitia.

Dalam sambrama wecananya, Bupati Giri Prasta menyampaikan apresiasi atas suksesnya karya ngaben, nyekah dan manusa yadnya yang digelar krama Banjar Tohpati.

Menurut Bupati Giri Prasta, karya yang dilaksanakan ini merupakan yang utama dan telah sesuai dengan sastra serta ajaran agama Hindu. Pihaknya pun mengharapkan, rasa gotong royong dan persatuan krama Banjar Tohpati harus tetap dijaga demi kemajuan pembangunan di Banjar Tohpati yang akan diwariskan kepada generasi penerus.

Baca Juga :  Guru Mangku Hipno: Jangan ‘Ngambul’ pada Tuhan

“Karya ini disebut dengan mamukur kinembulan. Mamukur artinya nyekah dan kinembulan artinya bersama atau secara gotong royong,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Giri Prasta juga menyampaikan, tahapan-tahapan dalam upacara mamukur, mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, maajar-ajar dan ngalinggihang puspa.

Dari seluruh tahapan tersebut yang paling penting yakni pada saat ngalinggihang puspa di merajan rong tiga. Kata Bupati, pada saat ngalinggihang puspa merupakan proses menyatukan bumi dengan langit.

“Dengan konsep padu muka, bila rong tiga menghadap ke Barat, puspa lanang dengan betaranya Brahma melinggih di rong sebelah Selatan (kiri) dan puspa istri bhataranya Wisnu melinggih di rong sebelah Utara (kanan) dan yang di tengah-tengah Siwa Guru,” terangnya.

Dikatakannya, prosesi ngalinggihang yang disebut dewa pratista ini, berdasarkan lontar panglukuning dasa aksara dan lontar panglukuning panca aksara pari kandaning parhyangan.

Baca Juga :  Bupati Giri Prasta Sebut Ada Surplus Belanja Sebesar Rp 308 M Lebih

Sementara Kelian Banjar Adat Tohpati I Made Kacung selaku Ketua Panitia menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung dan anggota DPRD Bali dan Badung, karena telah mendukung sekaligus mendoakan karya yang digelar Krama Banjar Adat Tohpati.

“Kami atas nama krama Banjar Tohpati sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati dan anggota DPRD yang telah memberikan bantuan dana, sehingga karya ini dapat terlaksana sesuai harapan krama,” ucapnya.

Dijelaskannya, pelaksanaan karya atiwa-tiwa lan atma wedana ini sudah menjadi kesepakatan krama banjar. Dimana pelaksanaan karya telah dimulai sejak 17 Agustus lalu dengan upacara matur piuning lan nancep panggungan.

Puncak Karya dilaksanakan pada 19 September 2022. “Krama yang mengikuti upacara nyekah sebanyak 26 sawa, ngaben 23, sangge 1, ngelungah 25, ngelangkir 1, warak bang 4, metatah 23 orang dan mepetik 27 orang,” tambahnya.

 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

MANGUPURA, BALI EXPRESS – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Pitra Yadnya Atiwa-tiwa dan Atma Wedana massal di Banjar Adat Tohpati, Desa Adat Kutaraga, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal,  Selasa (20/9) di Wantilan Pura Dalem Gede Banjar Tohpati.

Hadir Anggota DPRD Provinsi Bali I Bagus Alit Sucipta, Anggota DPRD Badung I Nyoman Dirgayusa, Made Ponda Wirawan, Nyoman Gede Wiradana, Ni Luh Putu Sekarini dan Ni Luh Kadek Suastiari, Kadis Kebudayaan I Gde Eka Sudarwitha, Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa, dan Perbekel Bongkasa serta Bendesa Adat se-Bongkasa.

Sebagai wujud dukungan pemerintah atas pelaksanaan karya tersebut, Bupati Giri Prasta menyerahkan dana aci sebesar Rp 200 juta dan secara pribadi Bupati mapunia Rp 20 juta. Sementara I Bagus Alit Sucipta menyumbangkan Rp 5 juta yang diterima Kelian Banjar Adat Tohpati I Made Kacung selaku Ketua Panitia.

Dalam sambrama wecananya, Bupati Giri Prasta menyampaikan apresiasi atas suksesnya karya ngaben, nyekah dan manusa yadnya yang digelar krama Banjar Tohpati.

Menurut Bupati Giri Prasta, karya yang dilaksanakan ini merupakan yang utama dan telah sesuai dengan sastra serta ajaran agama Hindu. Pihaknya pun mengharapkan, rasa gotong royong dan persatuan krama Banjar Tohpati harus tetap dijaga demi kemajuan pembangunan di Banjar Tohpati yang akan diwariskan kepada generasi penerus.

Baca Juga :  Melintas di Mayung Jangan Berkata Kotor dan Sesumbar, Bisa Bingung

“Karya ini disebut dengan mamukur kinembulan. Mamukur artinya nyekah dan kinembulan artinya bersama atau secara gotong royong,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Giri Prasta juga menyampaikan, tahapan-tahapan dalam upacara mamukur, mulai dari ngangget don bingin, murwa daksina, maajar-ajar dan ngalinggihang puspa.

Dari seluruh tahapan tersebut yang paling penting yakni pada saat ngalinggihang puspa di merajan rong tiga. Kata Bupati, pada saat ngalinggihang puspa merupakan proses menyatukan bumi dengan langit.

“Dengan konsep padu muka, bila rong tiga menghadap ke Barat, puspa lanang dengan betaranya Brahma melinggih di rong sebelah Selatan (kiri) dan puspa istri bhataranya Wisnu melinggih di rong sebelah Utara (kanan) dan yang di tengah-tengah Siwa Guru,” terangnya.

Dikatakannya, prosesi ngalinggihang yang disebut dewa pratista ini, berdasarkan lontar panglukuning dasa aksara dan lontar panglukuning panca aksara pari kandaning parhyangan.

Baca Juga :  Bupati Giri Prasta Serukan Kebersamaan Jaga Pulau Bali

Sementara Kelian Banjar Adat Tohpati I Made Kacung selaku Ketua Panitia menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung dan anggota DPRD Bali dan Badung, karena telah mendukung sekaligus mendoakan karya yang digelar Krama Banjar Adat Tohpati.

“Kami atas nama krama Banjar Tohpati sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati dan anggota DPRD yang telah memberikan bantuan dana, sehingga karya ini dapat terlaksana sesuai harapan krama,” ucapnya.

Dijelaskannya, pelaksanaan karya atiwa-tiwa lan atma wedana ini sudah menjadi kesepakatan krama banjar. Dimana pelaksanaan karya telah dimulai sejak 17 Agustus lalu dengan upacara matur piuning lan nancep panggungan.

Puncak Karya dilaksanakan pada 19 September 2022. “Krama yang mengikuti upacara nyekah sebanyak 26 sawa, ngaben 23, sangge 1, ngelungah 25, ngelangkir 1, warak bang 4, metatah 23 orang dan mepetik 27 orang,” tambahnya.

 






Reporter: I Putu Resa Kertawedangga

Most Read

Artikel Terbaru