28.7 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Kenang Perjalanan Rsi Markandeya, Tebing Sungai Diukir

GIANYAR, BALI EXPRESS- Banjar Penestanan Kaja, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar membuat sejarah baru. Saat masa pandemi Covid-19 baru mewabah, para seniman yang ada di sana mengukir tebing sungai yang menggambarkan perjalanan Rsi Markandeya. Ukiran tersebut berada di wilayah beji di wilayah Desa Adat Penestanan.

Perbekel Sayan I Made Andika, Senin (19/9) menjelaskan terdapat dua beji di sana, yaitu beji Sudamala dan Sanjiwani. Keduanya merupakan tempat petirtaan ketika ada upacara piodalan di pura wilayah Banjar Penestanan Kaja.

“Saat pandemi Covid-19 baru mewabah, banyaklah warga yang bekerja di pariwisata dirumahkan. Agar tidak stres, kami punya ide untuk menata areal beji yang ada di aliran Sungai Blangsuh ini, tebingnya diukir perjalanan Rsi Markandeya di wilayah ini yang berdekatan dengan Pura Gunung Lebah,” paparnya.

Baca Juga :  Pura Gede Batur; Tempat Berlindung Pejuang dan Berobat Sekala-Niskala

Mantan klian Banjar Penestanan Kaja ini menambahkan bahwa mereka yang terlibat itu secara bergilir menuangkan jiwa seninya. Dalam sehari disebutkan 10 orang warga banjar setempat membuat ukiran di sana.

“Warga mengukir dengan penuh penjiwaan, bagaimana dalam suasana pada awal pandemi. Membuat ukiran ini penuh makna,” imbuh Andika.

Sampai saat ukirannya baru sepanjang 50 meter, nantinya akan terus dilakukan hingga 300 meter. Ceritanya sama, masih dalam kaitannya dengan perjalanan Rsi Markandeya. “Saat ini baru dibuat sepanjang 50 meter, nanti akan berlanjut sampai 300 meter di sepanjang Sungai Blangsuh ini,” tegasnya.

Selain untuk membuat sejarah baru, Andika mengaku langkah tersebut sebagai menambahkan potensi sungai sebagai pendukung desa wisata. Termasuk menyelamatkan sungai yang banyak dijadikan sebagai tempat pembuangan. “Guna mendukung ini kami sempat melakukan penanaman pohon, itu pohonnya total 130 bibit pohon. Terdiri dari tanaman upakara,” pungkas dia.

Baca Juga :  Generasi Muda Tak Banyak Tertarik, Regenerasi Cakepung Kian Sulit

 

 






Reporter: Putu Agus Adegrantika

GIANYAR, BALI EXPRESS- Banjar Penestanan Kaja, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar membuat sejarah baru. Saat masa pandemi Covid-19 baru mewabah, para seniman yang ada di sana mengukir tebing sungai yang menggambarkan perjalanan Rsi Markandeya. Ukiran tersebut berada di wilayah beji di wilayah Desa Adat Penestanan.

Perbekel Sayan I Made Andika, Senin (19/9) menjelaskan terdapat dua beji di sana, yaitu beji Sudamala dan Sanjiwani. Keduanya merupakan tempat petirtaan ketika ada upacara piodalan di pura wilayah Banjar Penestanan Kaja.

“Saat pandemi Covid-19 baru mewabah, banyaklah warga yang bekerja di pariwisata dirumahkan. Agar tidak stres, kami punya ide untuk menata areal beji yang ada di aliran Sungai Blangsuh ini, tebingnya diukir perjalanan Rsi Markandeya di wilayah ini yang berdekatan dengan Pura Gunung Lebah,” paparnya.

Baca Juga :  Begini Makna Lamak dalam Pelaksanaan Upacara di Bali

Mantan klian Banjar Penestanan Kaja ini menambahkan bahwa mereka yang terlibat itu secara bergilir menuangkan jiwa seninya. Dalam sehari disebutkan 10 orang warga banjar setempat membuat ukiran di sana.

“Warga mengukir dengan penuh penjiwaan, bagaimana dalam suasana pada awal pandemi. Membuat ukiran ini penuh makna,” imbuh Andika.

Sampai saat ukirannya baru sepanjang 50 meter, nantinya akan terus dilakukan hingga 300 meter. Ceritanya sama, masih dalam kaitannya dengan perjalanan Rsi Markandeya. “Saat ini baru dibuat sepanjang 50 meter, nanti akan berlanjut sampai 300 meter di sepanjang Sungai Blangsuh ini,” tegasnya.

Selain untuk membuat sejarah baru, Andika mengaku langkah tersebut sebagai menambahkan potensi sungai sebagai pendukung desa wisata. Termasuk menyelamatkan sungai yang banyak dijadikan sebagai tempat pembuangan. “Guna mendukung ini kami sempat melakukan penanaman pohon, itu pohonnya total 130 bibit pohon. Terdiri dari tanaman upakara,” pungkas dia.

Baca Juga :  Desa Tumbak Bayuh Ada Setelah Pasukan Wong Samar Kalah Perang

 

 






Reporter: Putu Agus Adegrantika

Most Read

Artikel Terbaru