27.6 C
Denpasar
Wednesday, June 7, 2023

Pura Dalem Solo Resmi Jadi Kahyangan Jagat

BALI EXPRESS, MANGUPURA – Pura Dalem Solo merupakan salah satu pura unik yang berlokasi di Desa Sedang, Abiansemal, Badung. Selain berupa cagar budaya karena merupakan peninggalan sejarah, ada tradisi unik berupa tarian Sang Hyang Jaran setiap pujawali. Pun kini pura ini ditetapkan sebagai pura kahyangan jagat.

Nyoman Sukada selaku pemerhati sejarah Pura Dalem Solo dalam dharma wacana terkait sejarah Pura Dalem Solo, Selasa (22/8) kemarin mengatakan ada dua ciri utama pura kahyangan jagat. Pertama, disungsung oleh bermacam warih atau lintas keturunan. Kedua, di pura tersebut dipuja Tuhan dengan manifestasinya. “Apalagi sudah ada penelitian dari tim cagar budaya yang isinya tak jauh berbeda,” ungkap mantan Ketua Harian PHDI Badung tersebut.

Hadir dalam kegiatan tersebut, mantan Bendesa Sedang, IB Januraga, Ketua Lembaga Pelestarian Pura Dalem Solo,

I Wayan Abera bersama seksi pengkajian sejarah I Gusti Ngurah Ketut Sarga dan I Gusti Ngurah Ardana, serta keturunan Pamangku Pura Dalem Solo, AA Sumerta.

Baca Juga :  Mengkudu, Buah Ajaib Penghilang Rasa Sakit, dari Batuk hingga Stroke

Di  Pura Dalem Solo yang diberikan pujawali setiap rahinan Pagerwesi, seperti hari ini, Rabu (23/8), terdapat sejumlah palinggih. Palinggih utamanya berupa candi. 

Sukada menyampaikan, candi merujuk kepada Candika, yakni salah satu gelar Dewi Durga. “Namun yang distanakan di dalamnya tentunya juga Dewa Siwa, karena keduanya tidak bisa dilepaskan,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sehubungan dulu masyarakat Bali mayoritas pertanian, maka ada juga palinggih Bedugul, Beraban, atau Ulun Suwi. Yang malinggih di ulun suwi adalah Sang Hyang Baka Bhumi. “Beliau yang memberikan kesejahteraan,” jelasnya.

Namun demikian, terkait waktu pasti didirikan Pura Dalem Solo belum ditemukan keterangan khusus. “Kalau ditanya kapan didirikan, jawabannya sulit. Karena pada era kerajaan Mengwi di abad ke 17, sudah tangkil ke sini. Era candi di bali adalah abad 14. Jadi diduga sudah ada di zaman tersebut,” terangnya.

Keberadaan Pura Dalem Solo disinggung dalam Lontar Purana Tattwa Catur Bhumi. Keberadaanya berkitan erat dengan keturunan Dalem Majapahit, yakni Ida Rati Ngurah Sakti. Pada intinya, Pura Dalem Solo memiliki fungsi di bidang kestabilan jagat dan perlindungan pertanian dari hama atau nangluk merana. “Jadi msyarakat yang memiliki persawahan, bisa ikut nyungsung pura ini,” terangnya.

Baca Juga :  Hanya Ambil Kwangen Bisa Jadi Pemangku

 

Sementara itu, AA Sumerta mengatakan, berdasarkan SK dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung dengan nomor 1523/2016 per 6 Oktober 2016. Pura Dalem Solo yang mulanya digolongkan sebagai pura pamaksan kini dimasukkan dalam kategori kahyangan jagat. “Jadi bukan lagi disebut pura pamaksan,” terangnya.

Sementara itu, IB Januraga berharap nantinya dibuatkan purana yang mengcover semua palinggih, berikut penjelasan makna palinggih tersebut. “Dengan demikian, masyarakat bisa paham secara detail terkait keberadaan pura beserta palinggihnya,” tandasnya. 

Sebelumnya, Pura Dalem Solo telah ditetapkan sebagai Cagar budaya berdasarkan SK Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali, Wilayah Kwrja Propinsi Bali, NTB, dan NTT nomor 501/06/UPT/DKP/2007 tentang Penetapan Cagar Budaya dan surat penetapan cagar budaya nomor HK.501/07/UPT/DKP/2007. 


BALI EXPRESS, MANGUPURA – Pura Dalem Solo merupakan salah satu pura unik yang berlokasi di Desa Sedang, Abiansemal, Badung. Selain berupa cagar budaya karena merupakan peninggalan sejarah, ada tradisi unik berupa tarian Sang Hyang Jaran setiap pujawali. Pun kini pura ini ditetapkan sebagai pura kahyangan jagat.

Nyoman Sukada selaku pemerhati sejarah Pura Dalem Solo dalam dharma wacana terkait sejarah Pura Dalem Solo, Selasa (22/8) kemarin mengatakan ada dua ciri utama pura kahyangan jagat. Pertama, disungsung oleh bermacam warih atau lintas keturunan. Kedua, di pura tersebut dipuja Tuhan dengan manifestasinya. “Apalagi sudah ada penelitian dari tim cagar budaya yang isinya tak jauh berbeda,” ungkap mantan Ketua Harian PHDI Badung tersebut.

Hadir dalam kegiatan tersebut, mantan Bendesa Sedang, IB Januraga, Ketua Lembaga Pelestarian Pura Dalem Solo,

I Wayan Abera bersama seksi pengkajian sejarah I Gusti Ngurah Ketut Sarga dan I Gusti Ngurah Ardana, serta keturunan Pamangku Pura Dalem Solo, AA Sumerta.

Baca Juga :  Tunggu Bus, Calon Penumpang Tewas di Terminal Mengwi

Di  Pura Dalem Solo yang diberikan pujawali setiap rahinan Pagerwesi, seperti hari ini, Rabu (23/8), terdapat sejumlah palinggih. Palinggih utamanya berupa candi. 

Sukada menyampaikan, candi merujuk kepada Candika, yakni salah satu gelar Dewi Durga. “Namun yang distanakan di dalamnya tentunya juga Dewa Siwa, karena keduanya tidak bisa dilepaskan,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sehubungan dulu masyarakat Bali mayoritas pertanian, maka ada juga palinggih Bedugul, Beraban, atau Ulun Suwi. Yang malinggih di ulun suwi adalah Sang Hyang Baka Bhumi. “Beliau yang memberikan kesejahteraan,” jelasnya.

Namun demikian, terkait waktu pasti didirikan Pura Dalem Solo belum ditemukan keterangan khusus. “Kalau ditanya kapan didirikan, jawabannya sulit. Karena pada era kerajaan Mengwi di abad ke 17, sudah tangkil ke sini. Era candi di bali adalah abad 14. Jadi diduga sudah ada di zaman tersebut,” terangnya.

Keberadaan Pura Dalem Solo disinggung dalam Lontar Purana Tattwa Catur Bhumi. Keberadaanya berkitan erat dengan keturunan Dalem Majapahit, yakni Ida Rati Ngurah Sakti. Pada intinya, Pura Dalem Solo memiliki fungsi di bidang kestabilan jagat dan perlindungan pertanian dari hama atau nangluk merana. “Jadi msyarakat yang memiliki persawahan, bisa ikut nyungsung pura ini,” terangnya.

Baca Juga :  KBS akan Dikembangkan Secara Digital

 

Sementara itu, AA Sumerta mengatakan, berdasarkan SK dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung dengan nomor 1523/2016 per 6 Oktober 2016. Pura Dalem Solo yang mulanya digolongkan sebagai pura pamaksan kini dimasukkan dalam kategori kahyangan jagat. “Jadi bukan lagi disebut pura pamaksan,” terangnya.

Sementara itu, IB Januraga berharap nantinya dibuatkan purana yang mengcover semua palinggih, berikut penjelasan makna palinggih tersebut. “Dengan demikian, masyarakat bisa paham secara detail terkait keberadaan pura beserta palinggihnya,” tandasnya. 

Sebelumnya, Pura Dalem Solo telah ditetapkan sebagai Cagar budaya berdasarkan SK Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali, Wilayah Kwrja Propinsi Bali, NTB, dan NTT nomor 501/06/UPT/DKP/2007 tentang Penetapan Cagar Budaya dan surat penetapan cagar budaya nomor HK.501/07/UPT/DKP/2007. 


Most Read

Artikel Terbaru