BANGLI,BALI EXPRESS -Desa Adat Selulung, Kecamatan Kintamani, Bangli masih mempertahankan konsep kepemimpinan Ulu Apad. Kenaikan jenjang jabatan di desa ini menggunakan sistem senioritas. Krama tidak saling mendahului dalam memperoleh jabatan.
Klian Adat Selulung I Wayan Karmawan menjelaskan, kepemimpinan Ulu Apad ini berdasarkan ranking dengan konsep guru yang bermakna orang tua atau panglingsir, dan pimpinan bukan kepala. Kenaikan krama sudah terurut dan terstruktur menurut peringkat pertama tercatat sebagai krama desa Ulu Apad.
Kenaikan jabatan akan terjadi apabila ada tempat yang lowong di suatu tempat atau jenjang yang disebabkan oleh karena ada anggota yang harus keluar dari organisasi. Keluarnya seseorang dari organisasi Ulu Apad sering disebut dengan istilah ulung (jatuh). Ulung ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu balu (duda), baki, dan sapian.
Bentuk jabatan dalam Ulu Apad di desa itu, mulai dari tingkatan sekaa ebat sudah ditentukan jumlahnya. “Jika ada anggota yang berkurang atau keluar, kekosongan itu harus segera diisi. Kekosongan ini tidak bisa diisi oleh sembarang orang, hanya orang yang memiliki nomor urut di bawah kekosongan itu yang berhak mengisi kekosongan jabatan itu,” kata Karmawan.
Apabila terjadi kekosongan pada sigar kangin, maka pengisian jabatan hanya berlaku untuk sigar kangin saja, begitu pula sebaliknya pada sigar kauh. Tidak jarang terjadi pengisian jabatan berantai atau menyeluruh pada semua jenjang jabatan.
Jika posisi tertinggi dari Ulu Apad yakni Kubayan mengalami kekosongan, maka akan terjadilah pengisian yang berantai pada semua jenjang. Tingkatan pendidikan dilakukan di Pura Bale Agung, dimulai dari Desa Pamuit, krama desa, Sekaa Ebat, juru Panakeh, juru Panadah, Singgukan, Kubahu dan paling tinggi adalah Kubayan.
“Proses pendidikan ini diselenggarakan di Bale Agung didasarkan atas keyakinan krama bahwa Bale Agung sebagai sthana Dewa Brahma dengan saktinya Dewi Saraswati yaitu sebagai sumber ilmu pengetahuan,” sebut Karmawan.
Jenjang pendidikan paling awal di Desa Adat Selulung disebut dengan Desa Pamuit. Krama yang baru masuk ini akan diajarkan dan dikenalkan dengan kegiatan adat yang tentunya akan mengikat dirinya sebagai krama dan mematuhi segala aturan yang diwariskan secara turun-temurun.
Pada tingkatan Desa Pamuit, krama jangkepan (bersuami-istri) diharuskan melakukan upacara mapuining menek madesa (munggah matiti krama). Tingkat pendidikan kedua dinamakan krama desa.
Krama desa merupakan jabatan ketujuh dalam tingkatan Ulu Apad di Selulung. Pada tingkatan jabatan ini belum diberikan batas jumlah anggota secara pasti. Pendidikan ketiga adalah Sekaa Ebat. Apabila lulus dalam jabatan krama desa, dalam artian tidak ulung (balu, baki dan sapian) maka akan naik satu peringkat menjadi sekaa ebat.
Sekaa Ebat merupakan tingkat jabatan keenam dalam Ulu Apad. Mulai dari tingkatan ini sudah diberikan batas jumlah anggota yang pasti, yaitu 50 orang. Mereka terbagi menjadi dua, yaitu sigar kangin 25 orang dan sigar kauh 25 orang.
Selanjutnya juru panakeh. Ini merupakan jabatan kelima dalam Ulu Apad di sana. Juru panakeh berasal dari krama Sekaa Ebat yang menduduki peringkat pertama. Kekosongan jabatan pada juru panakeh kiwa akan diisi oleh krama Sekaa Ebat pada sigar kangin yang memiliki nomor urut pertama, dan kekosongan pada jabatan juru panekeh tengen akan diisi oleh krama Sekaa Ebat pada sigar kauh yang menempati nomor urut pertama.
“Juru panakeh ini jumlahnya dua orang, yaitu dari sigar kangin satu orang dan dari sigar kauh satu orang. Juru panakeh kiwa diajarkan dengan tugas menakar nasi pada saat mesihyang. Juru panakeh tengen diajarkan dengan tugas menghitung takaran nasi dengan kesetan don biyu,” papar guru SMPN 7 Kintamani ini.
Selanjutnya juru panadah. Ini adalah tingkatan keempat dalam Ulu Apad. Apabila terjadi kekosongan jabatan pada keempat, maka juru panakeh kiwa akan naik satu tingkat menjadi juru penadah kiwa. Kekosongan jabatan juru penadah tengen (mucuk) akan diisi oleh juru panakeh tengen.
Juru panadah berjumlah dua orang, satu dari sigar kangin yaitu juru panadah kiwa dan satunya lagi dari sigar kauh yaitu juru panadah tengen. Juru panadah ini diajarkan dengan tugas nadahang (membagikan) nasi untuk dijadikan kawes malang dialasi dengan don (daun) lumasih.
Jenjang selanjutnya adalah Singgukan, yang merupakan tingkatan jabatan ketiga dalam Ulu Apad di desa itu. Satu orang pada sigar kangin yang disebut Singgukan Tengen (Mucuk), dan satu lagi pada sigar kauh yang disebut Singgukan Kiwa.
Singgukan Tengen berasal dari juru panadah tengen yang mengalami kenaikan tingkat jabatan. Sedangkan singgukan kiwa berasal dari juru panakeh kiwa yang mengalami kenaikan tingkatan jabatan.
Untuk menginjak jabatan ini tidak lagi ada upacara khusus seperti patelahan atau pawintenan. Pada jabatan ini cukup melalui pembersihan pada saat akan menjabat sebagai Sekaa Ebat.
Tingkat pendidikan ketujuh adalah Kubahu. Kubahu merupakan tingkat jabatan kedua dalam kepemimpinan Ulu Apad Selulung. Kubahu diartikan sebagai pembantunya Kubayan untuk menyandang tugas dalam menyelesaikan upacara secara niskala.
Untuk menduduki jabatan ini harus melalui upacara pawintenan khusus. Yang berhak naik ke jabatan ini adalah Singgukan. Jika ada Kubahu yang keluar dari organisasi sehingga ada jabatan yang kosong, maka secara otomatis orang yang duduk pada tingkatan Singgukan wajib melakukan pawintenan untuk menjadi Kubahu.
“Singgukan Kiwa akan menjadi Kubahu Kiwa dan Singgukan Tengen akan menjadi Kubahu Tengen. Kubahu ini berjumlah dua orang, Kubahu Tengen untuk sigar kangin, dan Kubahu Kiwa untuk sigar kauh,” ungkapnya.
Selanjutnya di posisi tertinggi adalah Kubayan. Posisi Kubayan adalah Kubahu yang telah lulus pendidikan (tidak balu, baki dan sapian). Kubayan sebagai guru dari krama yang berada pada tingkatan di bawahnya. Kubayan ini yang dibebani penyelesaian upacara adat. Beban yang dimaksud adalah tanggung jawab penuh atas terselenggaranya upacara keagamaan.
“Kubayan sebagai pimpinan Ulu Apad bertugas dalam memimpin upacara keagamaan. Jika Kubayan berhalangan maka Kubahu bisa mewakili dalam menyelesaikan (muput) upacara adat,” sebut Karmawan.