26.5 C
Denpasar
Monday, June 5, 2023

Buka Mahasabha MGPSSR, Menteri Agama Beri Pesan Khusus

DENPASAR, BALI EXPRESS – Menteri Agama, Fachrul Razi memberi pesan khusus saat membuka Mahasabha ke X Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Sekretarian Pusat MGPSSR Jalan Cekomaria No. 777, Peguyangan Kangin, Denpasar, Bali, Rabu (25/12). Dalam acara yang bertajuk “Memantapkan Trilogi Kepasekan dan Mendukung Sad Kerthi Loka Bali, Menuju Indonesia Maju,” Menag menyampaikan perlunya inovasi dari MGPSSR ke depannya menghadapi kemajuan zaman yang tidak bisa dihindari lagi.

“MGPSSR harus bisa menghadapi tantangan global saat ini tanpa menghilangkan dimensi tradisional. Hal ini mesti dilakukan karena kemajuan dunia maya, sehingga informasi kini lebih mudah di akses di media daring itu. MGPSSR diharapkan bisa merumuskan kebijakan tentang persoalan itu,” terang Menag yang merupakan Purnawiran TNI tersebut.

Dirinya percaya MGPSSR adalah organisasi yang sesuai dengan empat pilar kebangsaan yang terdiri atas Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai organisasi yang merupakan dalam ikatan keluarga, Fachrul Razi berharap, MGPSSR tidak hanya memberikan manfaat ke internal saja, namun juga kepada bangsa dan negara.

“Kerjasama organisasi ini diharapkan bersama Majelis Agama Hindu (PHDI, Red), kemudian juga majelis agama lain dan pemerintah bersama saling bahu membahu dalam memelihara kerukunan umat beragama dan mencegah radikalisme di Indonesia,” ucap Menag Fachrul Razi.

Baca Juga :  Mengungkap Misteri Suara dan Jenis Kulkul di Bali

Mahasabha ke X sendiri dilaksanakan pada oleh MGPSSR setiap lima tahun sekali. MGPSSR yang berdiri pada 17 April 1952 ini, sebelumnya melaksanakan Mahasabha dengan meminjam berbagai tempat mulai dari di IHDN, UNHI, Wantilan Pura Besakih, dan lain-lain. Sejak Mahasabha ke VIII tahun 2009 baru bisa dilaksanakan di sekretariat milik MGPSSR. Mahasabha kali ini sendiri diikuti oleh 225 peserta, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain Menag Fachrul Razi, Gubernur Bali I Wayan Koster ikut memberikan sambutan. Dalam sambutannya itu, Wayan Koster menerangkan sedikit tentang MGPSSR yang merupakan organisasi ikatan keluarga (klan), dengan presentase terbesar di Bali, yakni kurang lebih sekitar 60 persen. “Sehingga kalau masyarakat Bali, guyub dan rukun karena klan ini juga,” terangnya.

Dirinya pun merasa senang Menag Fachrul Razi berkenan hadir, dimana sebelumnya ketika MGPSSR datang beraudiensi, dia menyarankan untuk mengundang Menag hadir. Menurutnya dengan MGPSSR yang hadir di berbagai daerah di Indonesia, mengundang Menag bagus untuk membuka Mahasabha, daripada dibuka Gubernur Bali saja. “Makanya saya sangat senang beliau hadir, apalagi juga bersama istri,” tutur Gubernur Bali itu.

Ketua MGPSSR, Prof. Dr. I Wayan Wita, Sp.JP, juga memberikan pemaparan tentang konsep Trilogi Kepasekan dimana terdiri atas, satu bakti kepada Ida Bathara Kawitan atau Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, guyub dengan sesama semeton sebagai pengaplikasian ajaran Tri Hita Karana (Pawongan, Red), tidak hanya sesama warga pasek, tetapi juga umat sedharma dan umat agama lainnya juga. Ketiga adalah agar taat pada Bhisama, tidak hanya menjaga tanah Bali, namun juga tanah Republik Indonesia.

Baca Juga :  Memaknai Burung Perkutut dari Perspektif Hindu

Paparan lainnya disampaikan oleh Prof Wita, terkait peran MGPSSR dalam kehidupan umat Hindu. Melalui pengembangan pendidikan dengan didirkannya PAUD, kemudian akan disuul oleh SD dan SMP. Dilanjutkan dengan adanya kreamatorium, persputakaan, penyelenggaraan penataran bagi para sulinggih hingga pemangku demi sumber daya manusia hindu yang berkualitas. “Kita juga laksanakan pengabenan massal, potong gigi massal untuk mengurangi beban umat,” terang pria yang juga berprofesi menjadi dokter ini.

Kedepannya, sendiri MGPSSR dalam menyelanggarakan Lokha sabha dan Maha sabha, bisa bergilir antar wilayah. Prof Wita, mengakui ini penting, sehingga aura dari masing-masing daerah meningkat. Tidak hanya akan diselenggarakan di Bali saja, namun juga di Lampung, Sulawesi, Kalimantan dan lainnya. 

Mahasabha X MGPSSR sendiri juga dihadiri oleh Bupati Badung Giri Prasta, Wakil Walikota Denpasar IGN Jayanegara, Senator DPD RI Arya Wedakarna,  dan beberapa pejabat penting lainnya. Dalam Mahasabha ini sendiri akan diadakan pemilihan pengurus baru dan pembahasan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) organisasi yang sebelumnya juga dibahas secara intensif pada pra-Mahasabha pada tanggal 20 Desember.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Menteri Agama, Fachrul Razi memberi pesan khusus saat membuka Mahasabha ke X Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Sekretarian Pusat MGPSSR Jalan Cekomaria No. 777, Peguyangan Kangin, Denpasar, Bali, Rabu (25/12). Dalam acara yang bertajuk “Memantapkan Trilogi Kepasekan dan Mendukung Sad Kerthi Loka Bali, Menuju Indonesia Maju,” Menag menyampaikan perlunya inovasi dari MGPSSR ke depannya menghadapi kemajuan zaman yang tidak bisa dihindari lagi.

“MGPSSR harus bisa menghadapi tantangan global saat ini tanpa menghilangkan dimensi tradisional. Hal ini mesti dilakukan karena kemajuan dunia maya, sehingga informasi kini lebih mudah di akses di media daring itu. MGPSSR diharapkan bisa merumuskan kebijakan tentang persoalan itu,” terang Menag yang merupakan Purnawiran TNI tersebut.

Dirinya percaya MGPSSR adalah organisasi yang sesuai dengan empat pilar kebangsaan yang terdiri atas Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai organisasi yang merupakan dalam ikatan keluarga, Fachrul Razi berharap, MGPSSR tidak hanya memberikan manfaat ke internal saja, namun juga kepada bangsa dan negara.

“Kerjasama organisasi ini diharapkan bersama Majelis Agama Hindu (PHDI, Red), kemudian juga majelis agama lain dan pemerintah bersama saling bahu membahu dalam memelihara kerukunan umat beragama dan mencegah radikalisme di Indonesia,” ucap Menag Fachrul Razi.

Baca Juga :  Aniaya Bule AS, Bule Jerman Dituntut 1 Tahun

Mahasabha ke X sendiri dilaksanakan pada oleh MGPSSR setiap lima tahun sekali. MGPSSR yang berdiri pada 17 April 1952 ini, sebelumnya melaksanakan Mahasabha dengan meminjam berbagai tempat mulai dari di IHDN, UNHI, Wantilan Pura Besakih, dan lain-lain. Sejak Mahasabha ke VIII tahun 2009 baru bisa dilaksanakan di sekretariat milik MGPSSR. Mahasabha kali ini sendiri diikuti oleh 225 peserta, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain Menag Fachrul Razi, Gubernur Bali I Wayan Koster ikut memberikan sambutan. Dalam sambutannya itu, Wayan Koster menerangkan sedikit tentang MGPSSR yang merupakan organisasi ikatan keluarga (klan), dengan presentase terbesar di Bali, yakni kurang lebih sekitar 60 persen. “Sehingga kalau masyarakat Bali, guyub dan rukun karena klan ini juga,” terangnya.

Dirinya pun merasa senang Menag Fachrul Razi berkenan hadir, dimana sebelumnya ketika MGPSSR datang beraudiensi, dia menyarankan untuk mengundang Menag hadir. Menurutnya dengan MGPSSR yang hadir di berbagai daerah di Indonesia, mengundang Menag bagus untuk membuka Mahasabha, daripada dibuka Gubernur Bali saja. “Makanya saya sangat senang beliau hadir, apalagi juga bersama istri,” tutur Gubernur Bali itu.

Ketua MGPSSR, Prof. Dr. I Wayan Wita, Sp.JP, juga memberikan pemaparan tentang konsep Trilogi Kepasekan dimana terdiri atas, satu bakti kepada Ida Bathara Kawitan atau Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, guyub dengan sesama semeton sebagai pengaplikasian ajaran Tri Hita Karana (Pawongan, Red), tidak hanya sesama warga pasek, tetapi juga umat sedharma dan umat agama lainnya juga. Ketiga adalah agar taat pada Bhisama, tidak hanya menjaga tanah Bali, namun juga tanah Republik Indonesia.

Baca Juga :  Mengungkap Misteri Suara dan Jenis Kulkul di Bali

Paparan lainnya disampaikan oleh Prof Wita, terkait peran MGPSSR dalam kehidupan umat Hindu. Melalui pengembangan pendidikan dengan didirkannya PAUD, kemudian akan disuul oleh SD dan SMP. Dilanjutkan dengan adanya kreamatorium, persputakaan, penyelenggaraan penataran bagi para sulinggih hingga pemangku demi sumber daya manusia hindu yang berkualitas. “Kita juga laksanakan pengabenan massal, potong gigi massal untuk mengurangi beban umat,” terang pria yang juga berprofesi menjadi dokter ini.

Kedepannya, sendiri MGPSSR dalam menyelanggarakan Lokha sabha dan Maha sabha, bisa bergilir antar wilayah. Prof Wita, mengakui ini penting, sehingga aura dari masing-masing daerah meningkat. Tidak hanya akan diselenggarakan di Bali saja, namun juga di Lampung, Sulawesi, Kalimantan dan lainnya. 

Mahasabha X MGPSSR sendiri juga dihadiri oleh Bupati Badung Giri Prasta, Wakil Walikota Denpasar IGN Jayanegara, Senator DPD RI Arya Wedakarna,  dan beberapa pejabat penting lainnya. Dalam Mahasabha ini sendiri akan diadakan pemilihan pengurus baru dan pembahasan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) organisasi yang sebelumnya juga dibahas secara intensif pada pra-Mahasabha pada tanggal 20 Desember.


Most Read

Artikel Terbaru