BALI EXPRESS, DENPASAR – Arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke – 40, dimanfaatkan sejumlah pedagang “liar” yang tak terdaftar. Seperti pedagang acung yang berjualan di utara Kalangan Ayodya tampak sejak hari pertama dibukanya PKB. Meski kerap kucing-kucingan dengan petugas keamanan yang ada, mereka tetap bertahan di tanah lapang tersebut.
Kepala UPT Taman Budaya Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Diputra saat dikonfirmasi Bali Express (Jawa Pos Group) mengungkapkan pedagang acung itu memang di luar pendataan. Terlebih pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas keamanan yang diserahkan kepada Satpol PP untuk menanganinya. “Itu sepenuhnya sudah saya koordinasikan dengan petugas keamanan. Tetapi mau gimana lagi mereka sering kucing-kucingan,” tandasnya Senin kemarin (26/6).
Dalam kesempatan tersebut, melihat kondisi pedagang yang dirasanya masyarakat kalangan menengah ke bawah sehingga tidak sampai hati ia akan mengusirnya. Terlebih semasih tidak mengganggu keamanan dan kebersihan areal tersebut, dirinya membiarkan saja. Meskipun secara umum pedagang acung memang dilarang berada di areal taman budaya, lantaran stand untuk para pedagang dikhususnya berada di barat taman budaya.
“Seperti tahun lalu lah, mereka mengatakan yen tiyang ngelah pis kan bareng tiyang drika buka stand (kalau saya punya uang kan ikut saya di stand). Sampai nangis itu, nah sejak dua hari lalu mereka kembali ada di sana mau saya gimanakan coba. Itu betul-betul orang yang berpenghasilan di bawah sekali,” imbuhnya.
Lanjutnya, PKB tahun depan apakah akan ditata dan dipungut biaya atau tidak mereka pasti dikatan menjadi permasalahan kembali. Sehingga saat ini memang tidak ada pungutan sepeserpun bagi pedagang acung yang membuka lapaknya di tanah lapang utara Kalangan Ayodya tersebut. Diputra juga memaparkan kemungkinan mereka diusir sebelumnya, dan memilih lokasi tersebut untuk berjualan.
Sedangkan pantauan koran ini, sejak pagi menjelang ada pementasan di Kalangan Ayodya bahkan hingga sore, tampak masih bertahan para pedagang acung tersebut. Meski hanya membawa barang dagangannya dan beberapa meja dan kursi kecil, mengesankan pemandangan di sana kurang tertata saat pementasan di Kalangan Ayodya. Di samping itu, tak jarang juga pedagang membawa barang dagangannya ke dekat penonton yang ada di sana.