24.8 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Gambang dalam Ritual Ngaben, Nada Mewakili Aksara Suci

Dikatakan Jro Ardhiyasa, jika kita perhatikan dari susunan nada yang menyusun gamelan gambang maka kita akan mengetahui bahwa gamelan gambang mempergunakan laras pelog saih pitu, jadi nada-nadanya adalah: ding, dong, deng, deung, dung, dang, daing. Nada-nada tersebut mewakili aksara suci: Ba, I, Ta, Wa, A, Sa, Ma.

Adapun dewa yang bersemayam dalam aksara suci tersebut adalah: Dewa Brahma, Dewa Siwa, Dewa Mahadewa, Dewa Shambu, Dewa Wisnu, Dewa Iswara, dan Dewa Rudra. Ketujuh dewa tersebut merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widdhi Wasa, yang diyakini malingga pada gambang.

“Nada-nada yang menyusun gamelan gambang merupakan perwujudan dari suara Omkara. Hal tersebut karena tujuh nada penyusun gamelan gambang dapat berperan sebagai nada pokok murwakanti, yang natinya dapat menjadi lima pelog dan lima suara selendro,” jelasnya.

Baca Juga :  Seminar Kerauhan Zaman Now Jadi Arena Kerauhan Massal, Ini Penyebabnya

Pada saat gambang itu ditabuh, maka itu berarti tengah melafalkan Sang Hyang Dasa Aksara. Sang Hyang Dasa Akasara merupakan media untuk memuja Dewata Nawa Sanga, dan merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa gamelan gambang merupakan kesenian sakral yang memiliki suara genta pinara pitu. Atas dasar itulah di Bali sering menggunakan gamelan Gambang dalam upacara ngaben,” tutupnya. (habis)






Reporter: I Putu Mardika

Dikatakan Jro Ardhiyasa, jika kita perhatikan dari susunan nada yang menyusun gamelan gambang maka kita akan mengetahui bahwa gamelan gambang mempergunakan laras pelog saih pitu, jadi nada-nadanya adalah: ding, dong, deng, deung, dung, dang, daing. Nada-nada tersebut mewakili aksara suci: Ba, I, Ta, Wa, A, Sa, Ma.

Adapun dewa yang bersemayam dalam aksara suci tersebut adalah: Dewa Brahma, Dewa Siwa, Dewa Mahadewa, Dewa Shambu, Dewa Wisnu, Dewa Iswara, dan Dewa Rudra. Ketujuh dewa tersebut merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widdhi Wasa, yang diyakini malingga pada gambang.

“Nada-nada yang menyusun gamelan gambang merupakan perwujudan dari suara Omkara. Hal tersebut karena tujuh nada penyusun gamelan gambang dapat berperan sebagai nada pokok murwakanti, yang natinya dapat menjadi lima pelog dan lima suara selendro,” jelasnya.

Baca Juga :  Abaikan Panca Rengga dalam Gebogan, Nilai Spiritual Lenyap

Pada saat gambang itu ditabuh, maka itu berarti tengah melafalkan Sang Hyang Dasa Aksara. Sang Hyang Dasa Akasara merupakan media untuk memuja Dewata Nawa Sanga, dan merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa gamelan gambang merupakan kesenian sakral yang memiliki suara genta pinara pitu. Atas dasar itulah di Bali sering menggunakan gamelan Gambang dalam upacara ngaben,” tutupnya. (habis)






Reporter: I Putu Mardika

Most Read

Artikel Terbaru