26.5 C
Denpasar
Monday, June 5, 2023

Tingkatkan Pemahaman Banten Sesuai Sastra dan Cegah Istilah Nak Mule Keto

DENPASAR, BALI EXPRESS – Dalam upaya meningkatkan pemahaman makna upakara bagi masyarakat terutama bagi wanita Hindu tentang filosofi dan makna upakara banten sesuai sastra, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan membuat banten, salah satunya Banten Ayaban Tumpeng Pitu.

Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Rabu (29/3) mengatakan, pelatihan banten ini bukan untuk menggurui masyarakat tentang cara membuat banten. Namun kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terutama wanita Hindu terkait makna dan filosofi dari banten itu sendiri.

Tidak hanya itu kegiatan juga untuk berbagi ilmu tentang cara mejejaitan dan metanding sesuai dengan sastra agama Hindu. “Kami mengetahui ibu-ibu semua pasti sudah sering dan biasa dalam membuat banten namun dengan kegiatan ini kita bisa sharing dan berbagi ilmu,” ucap Ayu Kristi Arya Wibawa.

Baca Juga :  Tembak Burung di Putung, Dikenakan Sanksi sesuai Awig-awig

Dalam pelatihan banten ini akan dijelaskan makna dan filosofi Banten sesuai sastra agama oleh narasumber dari WHDI Kota Denpasar. Melalui pelatihan banten ini Ayu Kristi Arya Wibawa berharap ibu-ibu bisa mandiri membuat banten minimal untuk diri sendiri maupun keluarga. Sehingga nanti kedepan bisa sendiri mempersiapkan banten. Mengingat wanita Hindu di Bali tidak terlepas dari ritual upacara. Bahkan dengan bisa membuat banten juga bisa membantu perekonomian keluarga.

Selain itu pelatihan banten ini adalah untuk memberikan pemahamam tentang banten sesuai dengan sastra dan mencegah istilah nak mula keto. Menurutnya jika pemahaman tentang banten tidak diberikan maka Agama Hindu tidak akan berkembang. Untuk itu dalam pelatihan ini akan di jelaskan makna dari setiap banten, cara mejejaitan dan metanding yang benar. 

Baca Juga :  Awali Sembahyang di Tiga Pura Ini sebelum ke Pura Luhur Pucak Petali





Reporter: I Dewa Made Krisna Pradipta

DENPASAR, BALI EXPRESS – Dalam upaya meningkatkan pemahaman makna upakara bagi masyarakat terutama bagi wanita Hindu tentang filosofi dan makna upakara banten sesuai sastra, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan membuat banten, salah satunya Banten Ayaban Tumpeng Pitu.

Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Rabu (29/3) mengatakan, pelatihan banten ini bukan untuk menggurui masyarakat tentang cara membuat banten. Namun kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terutama wanita Hindu terkait makna dan filosofi dari banten itu sendiri.

Tidak hanya itu kegiatan juga untuk berbagi ilmu tentang cara mejejaitan dan metanding sesuai dengan sastra agama Hindu. “Kami mengetahui ibu-ibu semua pasti sudah sering dan biasa dalam membuat banten namun dengan kegiatan ini kita bisa sharing dan berbagi ilmu,” ucap Ayu Kristi Arya Wibawa.

Baca Juga :  Panca Ma Sudah Masuk dalam Beragam Ritual

Dalam pelatihan banten ini akan dijelaskan makna dan filosofi Banten sesuai sastra agama oleh narasumber dari WHDI Kota Denpasar. Melalui pelatihan banten ini Ayu Kristi Arya Wibawa berharap ibu-ibu bisa mandiri membuat banten minimal untuk diri sendiri maupun keluarga. Sehingga nanti kedepan bisa sendiri mempersiapkan banten. Mengingat wanita Hindu di Bali tidak terlepas dari ritual upacara. Bahkan dengan bisa membuat banten juga bisa membantu perekonomian keluarga.

Selain itu pelatihan banten ini adalah untuk memberikan pemahamam tentang banten sesuai dengan sastra dan mencegah istilah nak mula keto. Menurutnya jika pemahaman tentang banten tidak diberikan maka Agama Hindu tidak akan berkembang. Untuk itu dalam pelatihan ini akan di jelaskan makna dari setiap banten, cara mejejaitan dan metanding yang benar. 

Baca Juga :  Lontar Rahasya Senggama Ungkap Cara Meraih Kepuasan Seks





Reporter: I Dewa Made Krisna Pradipta

Most Read

Artikel Terbaru