26.5 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Siasati Buah Labu Siam Melimpah, Made Liyadi Olah Jadi Abon Vegetarian

BULELENG, BALI EXPRESS -Mendengar kata abon tentu yang terlintas adalah bahan baku dari daging atau ikan. Berbeda halnya dengan Made Liyadi. Pemilik usaha dengan brand Ma Ira ini mencoba inovasi baru, yakni membuat abon vegetarian. Bahan abonnya menggunakan Labu Siam yang di Bali dikenal dengan buah Jepang yang biasanya diolah sebagai sayur.

Olahan unik dan lezat milik Liyadi ini digagas saat pandemi lalu. Kala itu ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ia pun mencoba mengolah Labu Siam alias Jepang dengan memadukan bumbu untuk masakan abon.

Sayur ini dipilih, lantaran kerap terbuang atau dijadikan sebagai pakan ternak, bila sudah memasuki musim panen melimpah. Untuk itu, dengan mengolahnya menjadi abon, Liyadi berharap dapat meningkatkan nilai jual Labu Siam.

Pembuatan abon Jepang ini tidaklah  rumit. Labu Siam terlebih dulu diparut kasar, kemudian dicuci sebanyak dua kali untuk menghilangkan getah. Selanjutnya Labu yang sudah diparut diperas, untuk mengurangi kadar airnya.  Setelah itu, parutan dicampurkan dengan bumbu, lalu digoreng hingga menjadi abon.

Baca Juga :  Disperindag Tunggu Serah Terima Proyek Pasar Seni Sukawati

“Tekstur abon dari Labu Siam ini memang tidak sama dengan abon yang terbuat dari daging. Namun setelah digoreng kering dengan teknik tertentu, abon ini memiliki tekstur renyah dan berbentuk pasir, namun dengan butiran yang lebih besar,” ujar wanita asal Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada ini, Jumat (30/9).

Produk unik yang dibuat Liyadi rupanya disukai masyarakat. Terutama para vegetarian atau seseorang yang tidak mengonsumsi daging.

Abon Jepang yang dihadirkan tangan terampil Liyadi memberikan pilihan menu baru untuk dapat dinikmati oleh para vegetarian.  Abon Labu Jepang itu ia jual seharga Rp 20 ribu untuk ukuran 100 gram. Selain Jepang, ia juga sebelumnya telah membuat berbagai aneka abon seperti ayam, pepaya, ikan. Serta camilan lainnya seperti ikan asin crispy, usus ayam dan kacang telor.

Baca Juga :  Kick-off SATU Indonesia Dimulai, 4 Remaja Berprestasi Berbagi Cerita

Menggeluti bisnis kuliner sudah dijalani Liyadi sejak lama. Sebelum menjual aneka abon, ia juga sempat membuka usaha depot makan. Namun usaha depot makannya itu ditutup. Sehingga pada 2017 ia memutuskan untuk beralih bisnis dengan menjual aneka macam abon.

Nama Ma Ira pun dipilih sebagai merek, untuk mengenang almarhum anak pertamanya. “Produk Ma Ira ini untuk mengenang anak pertama saya. Dia  hanya sehari mengeluh tidak enak badan, kemudian meninggal. Kejadian ini sempat bikin saya syok. Dia meninggal saat sudah dewasa,” terangnya lirih.

Kini dengan berjualan aneka macam abon, Liyadi mampu meraup omset hingga Rp 25 juta sebulan. Rata-rata dalam sebulan, produknya habis terjual hingga ratusan bungkus. Penjualannya dilakukan hingga ke Jawa, Banjarmasin dan Sulawesi. “Saya jualan melalui toko online. Yang paling laris itu abon ayam. Sekarang saya punya lima orang pegawai,” tandasnya.

 






Reporter: Dian Suryantini

BULELENG, BALI EXPRESS -Mendengar kata abon tentu yang terlintas adalah bahan baku dari daging atau ikan. Berbeda halnya dengan Made Liyadi. Pemilik usaha dengan brand Ma Ira ini mencoba inovasi baru, yakni membuat abon vegetarian. Bahan abonnya menggunakan Labu Siam yang di Bali dikenal dengan buah Jepang yang biasanya diolah sebagai sayur.

Olahan unik dan lezat milik Liyadi ini digagas saat pandemi lalu. Kala itu ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ia pun mencoba mengolah Labu Siam alias Jepang dengan memadukan bumbu untuk masakan abon.

Sayur ini dipilih, lantaran kerap terbuang atau dijadikan sebagai pakan ternak, bila sudah memasuki musim panen melimpah. Untuk itu, dengan mengolahnya menjadi abon, Liyadi berharap dapat meningkatkan nilai jual Labu Siam.

Pembuatan abon Jepang ini tidaklah  rumit. Labu Siam terlebih dulu diparut kasar, kemudian dicuci sebanyak dua kali untuk menghilangkan getah. Selanjutnya Labu yang sudah diparut diperas, untuk mengurangi kadar airnya.  Setelah itu, parutan dicampurkan dengan bumbu, lalu digoreng hingga menjadi abon.

Baca Juga :  Penjahit Kebaya Beralih Membuat Masker

“Tekstur abon dari Labu Siam ini memang tidak sama dengan abon yang terbuat dari daging. Namun setelah digoreng kering dengan teknik tertentu, abon ini memiliki tekstur renyah dan berbentuk pasir, namun dengan butiran yang lebih besar,” ujar wanita asal Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada ini, Jumat (30/9).

Produk unik yang dibuat Liyadi rupanya disukai masyarakat. Terutama para vegetarian atau seseorang yang tidak mengonsumsi daging.

Abon Jepang yang dihadirkan tangan terampil Liyadi memberikan pilihan menu baru untuk dapat dinikmati oleh para vegetarian.  Abon Labu Jepang itu ia jual seharga Rp 20 ribu untuk ukuran 100 gram. Selain Jepang, ia juga sebelumnya telah membuat berbagai aneka abon seperti ayam, pepaya, ikan. Serta camilan lainnya seperti ikan asin crispy, usus ayam dan kacang telor.

Baca Juga :  BPR Lestari Gelontorkan Beasiswa untuk Mahasiswa Universitas Terbaik

Menggeluti bisnis kuliner sudah dijalani Liyadi sejak lama. Sebelum menjual aneka abon, ia juga sempat membuka usaha depot makan. Namun usaha depot makannya itu ditutup. Sehingga pada 2017 ia memutuskan untuk beralih bisnis dengan menjual aneka macam abon.

Nama Ma Ira pun dipilih sebagai merek, untuk mengenang almarhum anak pertamanya. “Produk Ma Ira ini untuk mengenang anak pertama saya. Dia  hanya sehari mengeluh tidak enak badan, kemudian meninggal. Kejadian ini sempat bikin saya syok. Dia meninggal saat sudah dewasa,” terangnya lirih.

Kini dengan berjualan aneka macam abon, Liyadi mampu meraup omset hingga Rp 25 juta sebulan. Rata-rata dalam sebulan, produknya habis terjual hingga ratusan bungkus. Penjualannya dilakukan hingga ke Jawa, Banjarmasin dan Sulawesi. “Saya jualan melalui toko online. Yang paling laris itu abon ayam. Sekarang saya punya lima orang pegawai,” tandasnya.

 






Reporter: Dian Suryantini

Most Read

Artikel Terbaru