DENPASAR, BALI EXPRESS – Naiknya harga beras saat ini sangat dipengaruhi cuaca alam, salah satunya karena petani kebanyakan gagal panen yang membuat pasokan berkurang. Diharapkan anggaran pertanian agar lebih diperhatikan lagi karena masalah serupa setiap tahun muncul. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi, Kamis (2/3).
Politisi Partai Golkar ini menerangkan, cuaca alam bisa hujan berkepanjangan. Kemudian ada banjir, sehingga banyak lahan pertanian kebanjiran. Hal ini membuat gagal panen, salah satu penyebab dari pasokan beras berkurang ini menjadikan beras agak mahal.
Diakuinya kenaikan harga beras hampir terjadi setiap tahun. Dalam mengantisipasi lonjakan yang terjadi di lapangan, Kresna Budi berharap program dari eksekutif dilakukan agar tepat sasaran. “Hampir setiap tahun terjadi seperti ini, untuk menyeimbangkan harga beras, maka perlu digelar operasi pasar murah,” imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, dalam penganggaran di bidang pertanian agar lebih dinaikkan kembali, baik di kementerian, provinsi dan kabupaten/kota. “Anggaran pertanian dinaikkan lah di kabupaten/kota sampai di kementerian. Karena dampaknya sangat besar, dan yakin bisa menekan inflasi,” tegasnya.
Terlebih lagi di Provinsi Bali, Kresna Budi memandang Gubernur Bali Wayan Koster sangat konsen terhadap pertanian. Sedangkan pembangunan secara fisik sebagian besar sudah mendekati rampung. Ia berharap proyek lainnya agar jangan terlalu digas lagi. Namun dialihkan anggarannya untuk pertanian.
“Gubernur kan prioritas pertanian dalam arti luas, proyek-proyek juga banyak yang sudah selesai dan berjalan. Kedepannya agar proyek di rem sedikit diarahkan ke pertanian anggarannya, karena pertanian ini kan kebutuhan pokok yang mutlak,” pungkas Kresna Budi.
Kenaikan harga beras berkisaran Rp 14 ribu per kilogram, dari harga sebelumnya Rp 11 ribu per kilogram. Namun, Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Bali Budi Cahyanto menduga, beras seharga Rp 14 ribu merupakan beras premium merek tertentu.