DENPASAR, BALI EXPRESS – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan akan menata ulang kembali distribusi minyak goreng subsidi pemerintah, Minyakita atau Mikita. Pasalnya, minyak goreng yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, justru juga dinikmati segala kalangan, bahkan yang mampu sekalipun.
Menurut Menteri Zulkifli, Mikita memiliki harga yang relatif murah, dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu dan berkualitas premium. Selain itu sebelumnya, selain di pasar-pasar tradisional, Minyakita juga diperdagangkan di ritel atau toko modern bahkan online market. Karena alasan tersebut, tentunya masyarakat ramai-ramai lebih memilih membeli Mikita, sehingga ketersediaannya terbatas.
“Yang biasanya beli minyak premium, belinya Minyakita, yang biasanya (beli) yang mahal, belinya Minyakita karena kualitasnya bagus, ini yang harus kita tata lagi. Artinya, sekarang online tidak boleh dulu, harus masuk pasar. Ritel modern kita kurangi dan harus masuk pasar,” tegasnya, ditemui usai melakukan kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar, Jumat (3/2).
Selain akan dilakukan penataan, Zulkifli juga menyebut, volume distribusi Mikita juga akan ditambah. Dari sebelumnya 300 ribu ton dalam satu bulan, akan menjadi 450 ribu ton satu bulan. Dengan tingginya jumlah pendistribusian, diharapkan pengawasannya akan lebih ketat. “Jadi bukan tidak ada, tapi semua orang mengambil Minyakita, sehingga jadi kurang,” katanya.
Reporter: Rika Riyanti
DENPASAR, BALI EXPRESS – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan akan menata ulang kembali distribusi minyak goreng subsidi pemerintah, Minyakita atau Mikita. Pasalnya, minyak goreng yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, justru juga dinikmati segala kalangan, bahkan yang mampu sekalipun.
Menurut Menteri Zulkifli, Mikita memiliki harga yang relatif murah, dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu dan berkualitas premium. Selain itu sebelumnya, selain di pasar-pasar tradisional, Minyakita juga diperdagangkan di ritel atau toko modern bahkan online market. Karena alasan tersebut, tentunya masyarakat ramai-ramai lebih memilih membeli Mikita, sehingga ketersediaannya terbatas.
“Yang biasanya beli minyak premium, belinya Minyakita, yang biasanya (beli) yang mahal, belinya Minyakita karena kualitasnya bagus, ini yang harus kita tata lagi. Artinya, sekarang online tidak boleh dulu, harus masuk pasar. Ritel modern kita kurangi dan harus masuk pasar,” tegasnya, ditemui usai melakukan kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar, Jumat (3/2).
Selain akan dilakukan penataan, Zulkifli juga menyebut, volume distribusi Mikita juga akan ditambah. Dari sebelumnya 300 ribu ton dalam satu bulan, akan menjadi 450 ribu ton satu bulan. Dengan tingginya jumlah pendistribusian, diharapkan pengawasannya akan lebih ketat. “Jadi bukan tidak ada, tapi semua orang mengambil Minyakita, sehingga jadi kurang,” katanya.
Reporter: Rika Riyanti