25.4 C
Denpasar
Monday, March 27, 2023

Rumah BUMN Bantu Promosikan Sepatu Unik & Sandal Rajut dari Tarutung

JAKARTA, BALI EXPRESS – Ni Nyoman Sri Darwati, 58, perempuan asal Bali yang menetap di Tarutung, Tapanuli Utara, sejak duduk di bangku sekolah dasar sudah menekuni keterampilan merajut. Kini dari hobinya itu, Nyoman Sri yang bergabung di Rumah BUMN Tarutung mampu memasarkan keunikan sepatu dan sandal rajut hasil produksinya sendiri.

Nyoman Sri berkisah, sedari kecil sudah menyukai seni kerajinan tangan. Kemudian sang ibu mengajarinya merajut ketika Nyoman Sri duduk di kelas 4 SD. Sejak itu merajut menjadi hobinya hingga kini. Setelah berkeluarga, Nyoman Sri mengikuti suaminya asal Tarutung yang bekerja di perusahaan perkebunan di Samarinda, Kalimantan Timur.

Merajut, kata dia, sering dilakukan untuk mengisi waktu di sela-sela menjadi ibu rumah tangga yang mengurus 2 orang anak. “Untuk mengisi waktu luang, saya punya banyak waktu untuk serius merajut,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nyoman Sri mulai membeli alat rajut dengan kualitas produksi yang baik. Lalu pada 2017, Nyoman Sri menemukan buku tentang keterampilan merajut sepatu dan sandal karya Arniria Kesuma yang menambah semangat untuk menyalurkan hobinya itu.

Arniria, kata Nyoman Sri, memiliki tempat produksi di Bogor. Setelah berkonsultasi dengan Arniria dan mengirimkan hasil rajutannya ke Bogor, Nyoman Sri berhasil memproduksi alas kaki rajut pertamanya. Untuk pemasangan sol, Nyoman Sri mengakui sampai sekarang masih dilakukan di tempat Arniria Kesuma di Bogor.

Baca Juga :  Status Pegawai BUMN Tidak Halangi Izam Harumkan Nama Bangsa

Untuk memasarkan sepatu dan sandal rajut, Nyoman Sri mengunggah produknya di media sosial yang dikelolanya secara mandiri atau dari mulut ke mulut. Pembeli tertarik akan produk Nyoman Sri karena polanya yang unik. Pola pada alas kaki rajut itu sudah disiapkan sendiri oleh Nyoman Sri.

Selain itu, Nyoman Sri pun pernah mempelajari pola merajut dari Arniria, sedangkan customer dapat melakukan penyesuaian dengan kombinasi warna maupun penyesuaian dengan bentuk kaki pembeli.

Pola dan teknik pembuatan dengan dirajut, menurutnya menjadi keunikan tersendiri sehingga produknya diminati pasar. Nyoman Sri yang melakukan proses rajut sendiri tanpa bantuan karyawan mengatakan, keunikan lain dari produknya adalah sepatu dan sandal yang satu dengan yang lainnya akan selalu berbeda.

Untuk harga, sepatu dengan ukuran paling kecil dibanderol sekitar Rp 250.000. Kemudian ada model boots yang dibanderol di kisaran Rp 1 juta tergantung dari ukuran. Sementara untuk sepatu dan sandal perempuan kisaran harganya berkisar Rp 750.000 hingga Rp 1 juta.

Dibantu BRI
Semangat Nyoman untuk memperluas pasar kian membesar ketika PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak akhir 2022 menawarinya bergabung di Rumah BUMN Tarutung yang terealisasi pada akhir Februari lalu.

Baca Juga :  RUPS BPR Lestari Bali Tahun 2022, Tambah Modal Disetor Rp 100 Miliar

“Saya berterima kasih sekali kepada BRI sudah berkunjung ke tempat saya, sudah mengajak saya untuk ikut bergabung di Rumah BUMN. Saya sangat berkeinginan memperluas pasar sandal dan sepatu rajut ini,” imbuhnya.

Dengan demikian, kata dia, untuk pemasaran produk sepatu dan sandal rajutnya tidak sekadar melalui media sosial saja. Dengan bergabung di Rumah BUMN, dia jadi memiliki tempat display produk. Di Rumah BUMN Tarutung, produk hasil karya Nyoman Sri dilabeli dengan brand Rura Parbubu Rumah Rajut.

Rumah BUMN, kata dia, sangat diperlukan oleh pelaku UMKM sepertinya karena sangat memperluas promosi. “Menurut saya untuk ajang promosi memperkenalkan itu bagus banget. Saya sangat berterima kasih bersyukur diajak gabung di Rumah BUMN.

Kalau masalah laku atau tidaknya itu banyak faktor yang mempengaruhi seperti ukuran, model, dan warna mungkin tak sesuai. Tapi di sana kita kasih nomor kontak sehingga pelanggan menghubungi untuk memesan, itu yang saya harapkan,” kata Nyoman Sri optimistis.

BRI pun memfasilitasi Nyoman Sri dengan QRIS. Ia berharap ke depan melalui BRI dapat mempromosikan produk-produknya lebih luas melalui pameran yang sering dilakukan bank pemberdaya UMKM tersebut. “Saya ingin dibantu kalau ada pameran. Diajak, jadi sandal dan sepatu rajut ini keunikannya semakin diketahui masyarakat luas,” pungkasnya.

 


JAKARTA, BALI EXPRESS – Ni Nyoman Sri Darwati, 58, perempuan asal Bali yang menetap di Tarutung, Tapanuli Utara, sejak duduk di bangku sekolah dasar sudah menekuni keterampilan merajut. Kini dari hobinya itu, Nyoman Sri yang bergabung di Rumah BUMN Tarutung mampu memasarkan keunikan sepatu dan sandal rajut hasil produksinya sendiri.

Nyoman Sri berkisah, sedari kecil sudah menyukai seni kerajinan tangan. Kemudian sang ibu mengajarinya merajut ketika Nyoman Sri duduk di kelas 4 SD. Sejak itu merajut menjadi hobinya hingga kini. Setelah berkeluarga, Nyoman Sri mengikuti suaminya asal Tarutung yang bekerja di perusahaan perkebunan di Samarinda, Kalimantan Timur.

Merajut, kata dia, sering dilakukan untuk mengisi waktu di sela-sela menjadi ibu rumah tangga yang mengurus 2 orang anak. “Untuk mengisi waktu luang, saya punya banyak waktu untuk serius merajut,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nyoman Sri mulai membeli alat rajut dengan kualitas produksi yang baik. Lalu pada 2017, Nyoman Sri menemukan buku tentang keterampilan merajut sepatu dan sandal karya Arniria Kesuma yang menambah semangat untuk menyalurkan hobinya itu.

Arniria, kata Nyoman Sri, memiliki tempat produksi di Bogor. Setelah berkonsultasi dengan Arniria dan mengirimkan hasil rajutannya ke Bogor, Nyoman Sri berhasil memproduksi alas kaki rajut pertamanya. Untuk pemasangan sol, Nyoman Sri mengakui sampai sekarang masih dilakukan di tempat Arniria Kesuma di Bogor.

Baca Juga :  Agen BRILink Keagenan Berbasis Sharing Economy, dari dan untuk Masyarakat

Untuk memasarkan sepatu dan sandal rajut, Nyoman Sri mengunggah produknya di media sosial yang dikelolanya secara mandiri atau dari mulut ke mulut. Pembeli tertarik akan produk Nyoman Sri karena polanya yang unik. Pola pada alas kaki rajut itu sudah disiapkan sendiri oleh Nyoman Sri.

Selain itu, Nyoman Sri pun pernah mempelajari pola merajut dari Arniria, sedangkan customer dapat melakukan penyesuaian dengan kombinasi warna maupun penyesuaian dengan bentuk kaki pembeli.

Pola dan teknik pembuatan dengan dirajut, menurutnya menjadi keunikan tersendiri sehingga produknya diminati pasar. Nyoman Sri yang melakukan proses rajut sendiri tanpa bantuan karyawan mengatakan, keunikan lain dari produknya adalah sepatu dan sandal yang satu dengan yang lainnya akan selalu berbeda.

Untuk harga, sepatu dengan ukuran paling kecil dibanderol sekitar Rp 250.000. Kemudian ada model boots yang dibanderol di kisaran Rp 1 juta tergantung dari ukuran. Sementara untuk sepatu dan sandal perempuan kisaran harganya berkisar Rp 750.000 hingga Rp 1 juta.

Dibantu BRI
Semangat Nyoman untuk memperluas pasar kian membesar ketika PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak akhir 2022 menawarinya bergabung di Rumah BUMN Tarutung yang terealisasi pada akhir Februari lalu.

Baca Juga :  Prosedur Berbelit, Enggan Urus Sertifikasi Halal

“Saya berterima kasih sekali kepada BRI sudah berkunjung ke tempat saya, sudah mengajak saya untuk ikut bergabung di Rumah BUMN. Saya sangat berkeinginan memperluas pasar sandal dan sepatu rajut ini,” imbuhnya.

Dengan demikian, kata dia, untuk pemasaran produk sepatu dan sandal rajutnya tidak sekadar melalui media sosial saja. Dengan bergabung di Rumah BUMN, dia jadi memiliki tempat display produk. Di Rumah BUMN Tarutung, produk hasil karya Nyoman Sri dilabeli dengan brand Rura Parbubu Rumah Rajut.

Rumah BUMN, kata dia, sangat diperlukan oleh pelaku UMKM sepertinya karena sangat memperluas promosi. “Menurut saya untuk ajang promosi memperkenalkan itu bagus banget. Saya sangat berterima kasih bersyukur diajak gabung di Rumah BUMN.

Kalau masalah laku atau tidaknya itu banyak faktor yang mempengaruhi seperti ukuran, model, dan warna mungkin tak sesuai. Tapi di sana kita kasih nomor kontak sehingga pelanggan menghubungi untuk memesan, itu yang saya harapkan,” kata Nyoman Sri optimistis.

BRI pun memfasilitasi Nyoman Sri dengan QRIS. Ia berharap ke depan melalui BRI dapat mempromosikan produk-produknya lebih luas melalui pameran yang sering dilakukan bank pemberdaya UMKM tersebut. “Saya ingin dibantu kalau ada pameran. Diajak, jadi sandal dan sepatu rajut ini keunikannya semakin diketahui masyarakat luas,” pungkasnya.

 


Most Read

Artikel Terbaru