BALI EXPRESS, SINGARAJA-Gubernur Bali, I Wayan Koster mendesak pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Buleleng berhenti menggunakan batubara sebagai pembangkit. Ia minta PLTU Celukan Bawang mengkonversi bahan bakar dari batu bara menjadi bahan yang lebih ramah lingkungan seperti gas.
Kebijakan ini berlaku untuk PLTU pertama maupun kedua yang sedang dalam proses pembangunan. Pernyataan itu terlontar saat Koster menghadiri diskusi akhir tahun yang digelar Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) pada Jumat (7/12) siang. Koster menuding penggunaan batubara menyebabkan polusi udara yang berdampak buruk terhadap lingkungan.“ Supaya udara bersih. Kalau batubara bikin panas,” ujar Koster, Jumat siang.
Pengelola sebut Koster mesti memikirkan efek jangka panjang terhadap kondisi lingkungan yang terjadi jika ngotot menggunakan batubara. Menurutnya, pengusaha semestinya tidak hanya mencari untung semata. Tetapi justru mengabaikan dampak lingkungan dan sosial di masyarakat.
“Kalau mau jangka panjang ya harus memperhatikan lingkungan. Jangan maunya nyari untung saja di Bali. Lalu rusaknya kita yang dikasi. Ya ga mau lah, jangan gitu,” imbuhnya.
Lalu bagaimana dengan Amdal yang sudah dikeluarkan? Kalaupun Amdalnya untuk mengggunakan batubara sebagai pembangkit sudah disetujui, namun pengelola harus beralih ke pembangkit bahan bakar gas. “Bali harus dibuat bebas polusi,” jelasnya.
Penerapan bahan bakar dari batubara ke gas ini ditargetkan tuntas tiga tahun mendatang. Khusus untuk pembangkit listrik yang sudah dibangun tahap pertama, konversi dari batubara ke gas akan dilakukan secara bertahap. Sedangkan untuk pembangunan tahap kedua diaharapkan sudah menggunakan bahan bakar gas.
“Kalau yang eksisting (sudah ada, Red) bertahap. Yang baru dibangun tahap dua juga kita tolak menggunakan batubara. Harus green energi,” tutupnya.
Atas pernyataan tersebut, Bali Express (Jawa Pos Group) sudah berusaha menghubungi Jenderal Manager PLTU Celukan Bawang, Putu Singyen. Namun setelah dihubungi berulang kali melalui sambungan telepon, mantan ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Buleleng tidak mengangkat telepon.
Seperti dikatahui, tahap pertama PLTU Celukan Bawang sudah beroperasi sejak 2015. Kapasitasnya mencapai 380 MW yang dihasilkan oleh sekitar 5.200 ton batubara tiap hari. Saat ini, PLTU Celukan Bawang sedang berencana membangun tambahan PLTU sebesar 2×330 MW.
Bahkan pembangunan tahap kedua inipun tengah menuai kontroversi lantaran ditolak oleh masyarakat Celukan Bawang. Mengingat dampak dari pembakaran batubara yang dinilai tak ramah lingkungan serta membuat polusi udara yang mengganggu kesehatan warga sekitar.