DENPASAR, BALI EXPRESS – Minuman ini sangat sederhana. Hanya racikan dari sirup semangka, irisan buah semangka, air, gula murni, dan es batu. Tetapi di media sosial seperti TikTok dan Instagram, minuman ini mendulang perhatian hingga viral, khususnya di wilayah pencetus perdananya, Jakarta Selatan.
Berawal dari viral itu, Damai Agung Saputra, 25, mencoba mengadaptasi Es Semangka India dan menjualnya di Bali, khususnya di wilayah Denpasar. Sambil nyambi jadi sales motor, ia belajar meracik Es Semangka India secara otodidak melalui youtube. Tepatnya pada November 2021 lalu, ia membuka gerainya di Jalam Imam Bonjol, Denpasar.
Tak beda halnya dengan di Jakarta Selatan, minuman yang ia jual juga mendulang pembeli. Terbukti, dalam seharinya ia bisa menghabiskan 20 kilogram sampai 30 kilogram buah semangka. Dengan penghasilan kotor sebanyak Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu per hari.
“Saya kurang tahu sih (apa ini yang pertama di Bali), tapi sejauh ini saya belum lihat yang jualan Es Semangka India ini seputar Denpasar,” jelas laki-laki asli Blitar, Jawa Timur tersebut saat dijumpai di lokasi, Rabu (9/3).
Bahannya, kata dia, hanya buah semangka, sirup semangka, air dan gula murni. Semuanya kemudian diracik, dan disimpan di dalam drum besar. Untuk menambah sensasi segar, dalam gelasnya dituang es batu. “Ini untuk Es Semangka India original. Kalau spesial ada topingnya, mulai dari susu, yakult, dan selasih,” katanya.
Per gelasnya untuk Es Semangka India original dibanderol dengan harga Rp 5 ribu, untuk gelas jumbo Rp 8 ribu. Sedangkan Es Semangka India dengan tambahan topping spesial gelas kecil Rp 8 ribu dan spesial gelas jumbo Rp 12 ribu.
Meski terbilang murah, Agung bisa meraup untung lumayan. Terlebih di cuaca panas yang mendukung. Gerobaknya yang didominasi warna hijau cukup mencolok. Sehingga mudah dilirik pembeli. Ditambah pula situasi Jalan Imam Bonjol yang ramai. Jam makan siang, atau sekitar pukul 13.00 Wita, penjual akan datang berjibun.
Gerainya sendiri buka setiap hari mulai pukul 10.00 Wita sampai pukul 17.00 Wita atau sampai dagangannya habis. “Sebentar lagi puasa saya perkirakan semakin ramai, karena umat Muslim pasti berburu takjil,” katanya. Kedepannya ia berharap, usaha ini bisa berkembang.