DENPASAR, BALI EXPRESS – Sampai Desember 2022, Bank BPD Bali berhasil membukukan laba setelah pajak sebesar Rp 604 miliar, atau tumbuh 9,90 persen dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 549 miliar. Sementara dilihat dari sisi aset, Bank BPD Bali telah menembus angka Rp 32,10 triliun, atau tumbuh 11,24 persen dibandingkan Desember 2021 sebesar Rp 28,90 triliun.
Pertumbuhan aset yang cukup signifikan ini didorong penyaluran kredit sebesar Rp 20,06 triliun pada Desember 2022, atau tumbuh sebesar 1,35 persen dari Rp 19,80 triliun pada Desember 2021.
Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan, sesuai dengan visi bank, yaitu Menjadi Bank yang Kuat, Berdaya Saing Tinggi, dan Terkemuka dalam Melayani UMKM serta berkontribusi bagi Perekonomian Daerah yang Berkelanjutan, secara nyata telah diwujudkan melalui peningkatan kredit produktif sehingga mencapai 53,09 persen dari total portofolio kredit pada Desember 2022.
“Dalam menyikapi perkembangan teknologi pasca pandemi Covid-19 serta mewujudkan peran bank yang inovatif melalui pengembangan ekosistem digital, Bank BPD Bali telah mengembangkan beberapa produk serta aktivitas terbaru,” ungkapnya.
Sebut saja, uang elektronik server based Balipay, layanan transaksi cardless, QRIS Cross Border, kerja sama layanan paymeny gateway, BI – Fast, dan lainnya. Upaya tersebut membuahkan pertumbuhan dana pihak ketiga yang cukup signifikan, yaitu sebesar 13,16 persen, dari Rp 23,38 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 26,45 triliun pada tahun 2022, dengan pencapaian rasio CASA sebesar 61,20 persen.
Sudharma menilai, peningkatan tersebut karena kepercayaan masyarakat Bali yang loyal dengan keamanan penempatan dana di bank dalam bentuk tabungan. Di samping itu, bank juga konsisten meningkatkan kemampuan dalam memperoleh dana selain dana pemerintah atau dana non pemerintah/swasta terutama dana retail yang memiliki karakteristik ‘dana murah’ dan ‘berisiko rendah’ dari segi konsentrasi yang mampu meminimalkan kewajiban serta mempertahankan keberlangsungan perolehan laba bank.
Dalam RUPS Tahunan yang berlangsung pada tanggal 22 Februari 2022, Pemegang Saham juga telah menetapkan porsi dividen sebesar 75 persen dari laba bersih atau sebesar Rp 453 miliar. Pembagian dividen ini diharapkan dapat mewujudkan misi bank untuk menggerakkan pembangunan daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.