25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Manfaatkan Sosial Media, Transaksi Baju Impor Bekas Laris Manis

DENPASAR, BALI EXPRESS- Jika pada waktu yang lalu masyarakat yang ingin membeli baju port bekas harus mendatangi beberapa sentra penjualan baju bekas impor seperti pasar Kodok di Kabupaten Tabanan atau sentra penjualan baju bekas di jalan Malboro Denpasar, saat ini masyarakat yang ingin berburu baju bekas import tidak perlu lagi keluar rumah. Karena penjual baju bekas import saat ini sudah memanfaatkan beragam aplikasi sosial media dalam menjual produknya.

Okta Kristianti, salah seorang pemilik toko fashion di Denpasar mengakui trend menjual produk fashion melalui sosial media sebenarnya sudah ada sejak dulu. “Namun saat ini trennya semakin meningkat, namun saat ini sudah tidak hanya dengan mengunggah foto saja, namun saat ini trend-nya menjual produk dengan melakukan siara langsung,” jelasnya Selasa sore kemarin.

Dengan siaran langsung ini, Okta mengatakan pihaknya bisa langsung berinteraksi dengan para pembeli yang menonton siaran langsung tersebut. Selain menayangkan siaran langsungnya di akun sosial media-nya, Okta mengaku pihaknya juga membagikan momen siara langsungnya di marketplace-marketplace yang ada Bali.

Baca Juga :  Buat Kerajinan Dari Bambu dan Pewarna Alami, Produk Sampai ke New York

Sehingga dengan cara ini, para pembeli produk fashion yang dijualnya tidak sebatas pada jatingan pertemanan yang dimiliki di akun media sosialnya. “Namun juga masyarakat lainnya yang tergabung di jaringan marketplace tersebut,” jelasnya.

Untuk jenis produk fashion yang dijualnya, Okta mengaku cukup neragam, mulai dari dress, kemeja, korset, sportwear hingga pakaian dalam. Namun jenisnya adalah produk fashion khusus perempuan. Sedangkan untuk harga, Okta mengaku mematok harga mulai dari Rp 20 ribu sampai dengan Rp 60 ribu per itemnya.

Harga tersebut dikatakannya memanv lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di pasar offline. “Harga kami memang lebih mahal, namun kualitas yang kami berikan afalah kualitas terbaik, selain itu sebelum baju dijual, bajuny kami cuci terlebih dahulu dan kamu lakukan pemilahan, sehingga kwalitasnya lebih terjamin,” paparnya.

Baca Juga :  Mengungkap Pesan Tersembunyi Leluhur Saat Galungan dan Kuningan

Selain pelanggan yang datang karena melihat siaran langsung yang ditayangkannya, Okta mengakui pihaknya juga sudah memiliki pelanggan setia yang rutin membeli produkya. Pelanggannya ini berasal dari berbagai kalangan di Bali. Untuk pasokan baju bekas import ini, Okta mengaku pihaknya mendapatkan pasokan dari pemasoknya dengan pembelian beberapa ball untuk sekali transaksinya.

Senada dengan Okta, Laksmi Dewi, penjual baju bekas imort lainnya jug mengakui hal yang sama. Menurutnya, saat ini trend berjualan dengan metode siaran langsung di akun sosial media jauh lebih mudah. “Karena interaksi kami dengan pembeli bisa dilakukan secara langsung tanpa harus melakukan kontak fisik,” ungkapnya.


DENPASAR, BALI EXPRESS- Jika pada waktu yang lalu masyarakat yang ingin membeli baju port bekas harus mendatangi beberapa sentra penjualan baju bekas impor seperti pasar Kodok di Kabupaten Tabanan atau sentra penjualan baju bekas di jalan Malboro Denpasar, saat ini masyarakat yang ingin berburu baju bekas import tidak perlu lagi keluar rumah. Karena penjual baju bekas import saat ini sudah memanfaatkan beragam aplikasi sosial media dalam menjual produknya.

Okta Kristianti, salah seorang pemilik toko fashion di Denpasar mengakui trend menjual produk fashion melalui sosial media sebenarnya sudah ada sejak dulu. “Namun saat ini trennya semakin meningkat, namun saat ini sudah tidak hanya dengan mengunggah foto saja, namun saat ini trend-nya menjual produk dengan melakukan siara langsung,” jelasnya Selasa sore kemarin.

Dengan siaran langsung ini, Okta mengatakan pihaknya bisa langsung berinteraksi dengan para pembeli yang menonton siaran langsung tersebut. Selain menayangkan siaran langsungnya di akun sosial media-nya, Okta mengaku pihaknya juga membagikan momen siara langsungnya di marketplace-marketplace yang ada Bali.

Baca Juga :  Dewan Soroti Penataan Tukad Badung yang Berkelok

Sehingga dengan cara ini, para pembeli produk fashion yang dijualnya tidak sebatas pada jatingan pertemanan yang dimiliki di akun media sosialnya. “Namun juga masyarakat lainnya yang tergabung di jaringan marketplace tersebut,” jelasnya.

Untuk jenis produk fashion yang dijualnya, Okta mengaku cukup neragam, mulai dari dress, kemeja, korset, sportwear hingga pakaian dalam. Namun jenisnya adalah produk fashion khusus perempuan. Sedangkan untuk harga, Okta mengaku mematok harga mulai dari Rp 20 ribu sampai dengan Rp 60 ribu per itemnya.

Harga tersebut dikatakannya memanv lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di pasar offline. “Harga kami memang lebih mahal, namun kualitas yang kami berikan afalah kualitas terbaik, selain itu sebelum baju dijual, bajuny kami cuci terlebih dahulu dan kamu lakukan pemilahan, sehingga kwalitasnya lebih terjamin,” paparnya.

Baca Juga :  Buka Usaha Sampai Jual Laptop, Kresna Kini Kantongi 60 Juta Perbulan

Selain pelanggan yang datang karena melihat siaran langsung yang ditayangkannya, Okta mengakui pihaknya juga sudah memiliki pelanggan setia yang rutin membeli produkya. Pelanggannya ini berasal dari berbagai kalangan di Bali. Untuk pasokan baju bekas import ini, Okta mengaku pihaknya mendapatkan pasokan dari pemasoknya dengan pembelian beberapa ball untuk sekali transaksinya.

Senada dengan Okta, Laksmi Dewi, penjual baju bekas imort lainnya jug mengakui hal yang sama. Menurutnya, saat ini trend berjualan dengan metode siaran langsung di akun sosial media jauh lebih mudah. “Karena interaksi kami dengan pembeli bisa dilakukan secara langsung tanpa harus melakukan kontak fisik,” ungkapnya.


Most Read

Artikel Terbaru