27.6 C
Denpasar
Monday, March 20, 2023

Budidaya Madu Trigona Untuk Biaya Sekolah, Omset Sebulan Setara Gaji PNS

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Usaha tidak akan menghianati hasil. Jika dilakukan dengan tekun dan ulet, maka hasil yang didapat akan maksimal. Itulah yang dilakukan Gede Redi Putra Yasa. Salah satu siswa SMA N 1 Tejakula ini tengah menggeluti bisnis sederhana yang menjanjikan. Pemuda 18 tahun ini merintis usaha budidaya madu Trigona atau kele-kele dari nol. Pahitnya kegagalan dirasakannya setelah 4 bulan beternak Trigona. Ia tak lantas menyerah, ia kembai mencoba dengan belajar dari pengalaman kegagalan sebelumnya. Berulang kali mencoba akhirnya usahanya berhasil. Perlahan namun pasti, madu-madu trigona menunjukkan hasil.

 

Diusianya yang masih muda, Redi telah membiasakan diri dengan kerja keras. Usaha ternak madu ini pun ia mulai tekuni sejak September 2020. Segala manfaat dari madu trigona ini ia pelajari dan telusuri. Semakin ia mengetahui manfaat madu trigona, semakin ia tertantang dan termotivasi untuk membudidayakan lebah trigona itu.

Lebah Trigona ia budidayakan di rumahnya yang berlokasi di Banjar Dinas Panjingan, Desa Les Kecamatan Tejakula. Redi yang kini duduk di kelas XI Mipa SMA N 1 Tejakula ini mencari lebah Trigona di dalam hutan Les. Ratu lebah trigona diburu dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah, Redi lantas mengembangbiakkan ratu tersebut dalam sebuah media. Ada yang terbuat dari kendi, bambu serta kayu. Saat ini sudah ada lebih dari 100 koloni.

 

Sebelum memilih untuk budidaya madu trigona, Redi mengaku sering berburu madu ke hutan. Ia lantas berpikir untuk melakukan trenak trigona dengan mengambil Ratu lebah. “Sebelumnya kalau tidak ada kegiatan di rumah ya ke hutan cari madu. Kemudian saya dengar kalau kele-kele itu bisa diternak di rumah,” kata dia.

Baca Juga :  Jualan Bonsai Keliling, Mahyono Raup Rp 20 Juta Sebulan

Redi belajar secara otodidak. Tidak ada yang mengajarinya. Dari tiga media yang digunakan budidaya oleh Redi, lebah trigona yang dalam kendi memiliki hasil premium. Sebab produksinya selalu lebih banyak dari lebah trigona yang dikembangkan dalam media bambu atau kayu. Menurut Redi, kendi dapat membuat suhu yang konstan saat udara panas maupun dingin. Selain bereksperimen secara mandiri, pengecekan rutin seminggu sekali mutlak dilakukan. “Hal ini penting untuk mengetahui perkembangan lebah trigona dan gangguan dari hama dalam hal ini kebanyakan semut,” tuturnya.

 

Dalam setahun, Redi dapat memanen madu sebanyak dua kali. Hasil penjualan madu cukup membantu perekonomian keluarga dan melunasi biaya sekolah. Biasanya ia akan memanen madu setiap 6 bulan sekali. Karena banyaknya koloni yang saat ini dimiliki oleh anak dari Gede Suka Arta dan Made Adnyani, ia dapat melakukan panen dalam kurun waktu satu minggu. “Kalau lebih dari dua kali biasanya rasanya kurang. Khasiatnya juga kurang. Madunya jadi lemah,” kata dia.

 

Untuk memasarkan produk madunya itu, ia memanfaatkan platform digital media sosial Facebook. Produknya telah terkenal di seantero Desa Les. Namun tak jarang juga ada pembeli dari luar kabupaten yang meminang produk madunya itu. Per 1 mililiter, ia memasang harga seribu rupiah. Sebanyak 150 mililiter berarti Rp 150 ribu. Panen terbanyak biasanya bulan September, menjelang akhir panen musim buah mencapai 30 botol ukuran 150 ml. Jika ditotal maka 30 botol x Rp 150 ribu = Rp 4,5 juta dalam satu bulan. Hasil tersebut setara dengan gaji PNS.

Baca Juga :  Serapan Pasar Turun, Harga Daging Ayam di Denpasar Merosot

 

Pelanggan pemuda ini juga beragam. Ada dari kalangan biasa hingga paranormal. Kebanyakan madu yang dihasilkan oleh trigona kesayangan Redi itu diburu untuk dijadikan obat. “Khasiat madu kele bisa untuk obat radang tenggorokan, obat asam lambung, melancarkan peredaran darah dan menjaga imun tubuh. Ada yang beli untuk dipakai obat biasanya untuk asam lambung. Ada juga penekun spiritual yang beli. Ada juga yang sakit parah seperti tumor beli madu saya,” kata dia.

 

Redi sangat mencintai ratusan koloni lebah trigona itu. Ia rawat dengan penuh kasih. Pakan yang diberikan untuk para trigona itu pun sangat diperhatikan. Ia memilih bunga dengan kandunga rezym tinggi, bipolen serta mengandung nektar yang banyak. Sepintar ukuran leba trigona Redi sangat gemuk. Nampak sehat. Begitu juga dengan ukuran para ratu yang lebih besar dari koloni lainnya.






Reporter: Dian Suryantini

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Usaha tidak akan menghianati hasil. Jika dilakukan dengan tekun dan ulet, maka hasil yang didapat akan maksimal. Itulah yang dilakukan Gede Redi Putra Yasa. Salah satu siswa SMA N 1 Tejakula ini tengah menggeluti bisnis sederhana yang menjanjikan. Pemuda 18 tahun ini merintis usaha budidaya madu Trigona atau kele-kele dari nol. Pahitnya kegagalan dirasakannya setelah 4 bulan beternak Trigona. Ia tak lantas menyerah, ia kembai mencoba dengan belajar dari pengalaman kegagalan sebelumnya. Berulang kali mencoba akhirnya usahanya berhasil. Perlahan namun pasti, madu-madu trigona menunjukkan hasil.

 

Diusianya yang masih muda, Redi telah membiasakan diri dengan kerja keras. Usaha ternak madu ini pun ia mulai tekuni sejak September 2020. Segala manfaat dari madu trigona ini ia pelajari dan telusuri. Semakin ia mengetahui manfaat madu trigona, semakin ia tertantang dan termotivasi untuk membudidayakan lebah trigona itu.

Lebah Trigona ia budidayakan di rumahnya yang berlokasi di Banjar Dinas Panjingan, Desa Les Kecamatan Tejakula. Redi yang kini duduk di kelas XI Mipa SMA N 1 Tejakula ini mencari lebah Trigona di dalam hutan Les. Ratu lebah trigona diburu dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah, Redi lantas mengembangbiakkan ratu tersebut dalam sebuah media. Ada yang terbuat dari kendi, bambu serta kayu. Saat ini sudah ada lebih dari 100 koloni.

 

Sebelum memilih untuk budidaya madu trigona, Redi mengaku sering berburu madu ke hutan. Ia lantas berpikir untuk melakukan trenak trigona dengan mengambil Ratu lebah. “Sebelumnya kalau tidak ada kegiatan di rumah ya ke hutan cari madu. Kemudian saya dengar kalau kele-kele itu bisa diternak di rumah,” kata dia.

Baca Juga :  Usaha Kekinian, ‘Geser’ Menu Restoran ke Konsep Food Truck

Redi belajar secara otodidak. Tidak ada yang mengajarinya. Dari tiga media yang digunakan budidaya oleh Redi, lebah trigona yang dalam kendi memiliki hasil premium. Sebab produksinya selalu lebih banyak dari lebah trigona yang dikembangkan dalam media bambu atau kayu. Menurut Redi, kendi dapat membuat suhu yang konstan saat udara panas maupun dingin. Selain bereksperimen secara mandiri, pengecekan rutin seminggu sekali mutlak dilakukan. “Hal ini penting untuk mengetahui perkembangan lebah trigona dan gangguan dari hama dalam hal ini kebanyakan semut,” tuturnya.

 

Dalam setahun, Redi dapat memanen madu sebanyak dua kali. Hasil penjualan madu cukup membantu perekonomian keluarga dan melunasi biaya sekolah. Biasanya ia akan memanen madu setiap 6 bulan sekali. Karena banyaknya koloni yang saat ini dimiliki oleh anak dari Gede Suka Arta dan Made Adnyani, ia dapat melakukan panen dalam kurun waktu satu minggu. “Kalau lebih dari dua kali biasanya rasanya kurang. Khasiatnya juga kurang. Madunya jadi lemah,” kata dia.

 

Untuk memasarkan produk madunya itu, ia memanfaatkan platform digital media sosial Facebook. Produknya telah terkenal di seantero Desa Les. Namun tak jarang juga ada pembeli dari luar kabupaten yang meminang produk madunya itu. Per 1 mililiter, ia memasang harga seribu rupiah. Sebanyak 150 mililiter berarti Rp 150 ribu. Panen terbanyak biasanya bulan September, menjelang akhir panen musim buah mencapai 30 botol ukuran 150 ml. Jika ditotal maka 30 botol x Rp 150 ribu = Rp 4,5 juta dalam satu bulan. Hasil tersebut setara dengan gaji PNS.

Baca Juga :  Jualan Bonsai Keliling, Mahyono Raup Rp 20 Juta Sebulan

 

Pelanggan pemuda ini juga beragam. Ada dari kalangan biasa hingga paranormal. Kebanyakan madu yang dihasilkan oleh trigona kesayangan Redi itu diburu untuk dijadikan obat. “Khasiat madu kele bisa untuk obat radang tenggorokan, obat asam lambung, melancarkan peredaran darah dan menjaga imun tubuh. Ada yang beli untuk dipakai obat biasanya untuk asam lambung. Ada juga penekun spiritual yang beli. Ada juga yang sakit parah seperti tumor beli madu saya,” kata dia.

 

Redi sangat mencintai ratusan koloni lebah trigona itu. Ia rawat dengan penuh kasih. Pakan yang diberikan untuk para trigona itu pun sangat diperhatikan. Ia memilih bunga dengan kandunga rezym tinggi, bipolen serta mengandung nektar yang banyak. Sepintar ukuran leba trigona Redi sangat gemuk. Nampak sehat. Begitu juga dengan ukuran para ratu yang lebih besar dari koloni lainnya.






Reporter: Dian Suryantini

Most Read

Artikel Terbaru