27.6 C
Denpasar
Saturday, June 3, 2023

TPID Buleleng Laksanakan Operasi Pasar

BALI EXPRESS, SINGARAJA -Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng menggelar operasi pasar murah selama 10 hari terhitung 12 sampai dengan 22 Desember mendatang. Aktivitas ekonomi ini digenjot di sembilan kecamatan di Buleleng. Untuk mengantisipasi lonjakan harga sembako jelang hari raya Galungan, Kuningan, Natal serta Tahun Baru.

Wakil Sekretariat TPID Kabupaten Buleleng, Desak Putu Rupadi, mengklaim operasi pasar murah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok jelang hari raya. Dalam operasi pasar ini, TPID sebutnya juga menggandeng Perusahaan Daerah (PD) Pasar dan Perum Bulog.

“Kami menggandeng Bulog dan PD Pasar untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan keamanan pasokan jelang hari raya besar,” ujar Rupadi, Rabu (12/12) pagi.

Baca Juga :  Peredaran Uang Palsu Menurun, BI Bali Karantina Uang Rp 1,9 M

Pelaksanaan pasar murah dilangsungkan mulai pukul 06.00 sampai selesai. Untuk pertama kalinya, operasi pasar dilaksanakan di Pasar Sangsit Kecamatan Sawan pada Rabu (12/12) pagi. Operasi pasar berlanjut hari Kamis (13/12) dengan menyasar Kantor Desa Kubutambahan.

Selanjutnya pada hari jumat, (14/12) tim bergeser ke timur dengan menyasar Kantor Desa Tejakula. Kemudian pada Sabtu (15/12) operasi pasar digelar di Pasar Anyar Kecamatan Buleleng.

Sedangkan untuk di wilayah Buleleng Barat, operasi pasar dilakukan di Desa Banjar Kecamatan Banjar pada Senin (17/12) mendatang. Keesokan harinya pada Selasa (18/12) bergeser ke arah barat dengan menyasar Pasar Seririt.

Lalu, pada Rabu (19/12) dilangsungkan  di Gedung Serbaguna Busungbiu. Pada Kamis (20/12) di Pasar Pancasari Kecamatan Sukasada. Untuk di Desa Gerokgak  digelar pada Jumat (21/12) dan terakhir Sabtu, (22/12) dilaksanakan di Pasar Anyar Buleleng.

Baca Juga :  2023 Tahun Ekspansi, Masyarakat Jangan Takut Nabung dan Pinjam Kredit di Bank

”Sudah menjadi kebiasaan jelang hari raya kebutuhan masyarakat akan sembako dan alat-alat upakara meningkat drastis. Kami hanya ingin harganya stabi sehingga tidak memberatkan masyarakat yang ingin merayakan hari keagamaan,” tutupnya.


BALI EXPRESS, SINGARAJA -Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng menggelar operasi pasar murah selama 10 hari terhitung 12 sampai dengan 22 Desember mendatang. Aktivitas ekonomi ini digenjot di sembilan kecamatan di Buleleng. Untuk mengantisipasi lonjakan harga sembako jelang hari raya Galungan, Kuningan, Natal serta Tahun Baru.

Wakil Sekretariat TPID Kabupaten Buleleng, Desak Putu Rupadi, mengklaim operasi pasar murah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok jelang hari raya. Dalam operasi pasar ini, TPID sebutnya juga menggandeng Perusahaan Daerah (PD) Pasar dan Perum Bulog.

“Kami menggandeng Bulog dan PD Pasar untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan keamanan pasokan jelang hari raya besar,” ujar Rupadi, Rabu (12/12) pagi.

Baca Juga :  Ciri-ciri Shockbreaker Harus Diganti

Pelaksanaan pasar murah dilangsungkan mulai pukul 06.00 sampai selesai. Untuk pertama kalinya, operasi pasar dilaksanakan di Pasar Sangsit Kecamatan Sawan pada Rabu (12/12) pagi. Operasi pasar berlanjut hari Kamis (13/12) dengan menyasar Kantor Desa Kubutambahan.

Selanjutnya pada hari jumat, (14/12) tim bergeser ke timur dengan menyasar Kantor Desa Tejakula. Kemudian pada Sabtu (15/12) operasi pasar digelar di Pasar Anyar Kecamatan Buleleng.

Sedangkan untuk di wilayah Buleleng Barat, operasi pasar dilakukan di Desa Banjar Kecamatan Banjar pada Senin (17/12) mendatang. Keesokan harinya pada Selasa (18/12) bergeser ke arah barat dengan menyasar Pasar Seririt.

Lalu, pada Rabu (19/12) dilangsungkan  di Gedung Serbaguna Busungbiu. Pada Kamis (20/12) di Pasar Pancasari Kecamatan Sukasada. Untuk di Desa Gerokgak  digelar pada Jumat (21/12) dan terakhir Sabtu, (22/12) dilaksanakan di Pasar Anyar Buleleng.

Baca Juga :  Perabotan Rumah Tangga Makin Mudah Diakses, IKEA Kini Hadir Bali

”Sudah menjadi kebiasaan jelang hari raya kebutuhan masyarakat akan sembako dan alat-alat upakara meningkat drastis. Kami hanya ingin harganya stabi sehingga tidak memberatkan masyarakat yang ingin merayakan hari keagamaan,” tutupnya.


Most Read

Artikel Terbaru