26.5 C
Denpasar
Wednesday, June 7, 2023

Tiap Tahun, Olahan Ikan Badung Capai 6,3 Ribu Ton

BALI EXPRESS, MANGUPURA – Produksi olahan ikan di Kabupaten Badung cukup tinggi. Selama tahun 2018, tercatat 6.329, 025 ton ikan yang diolah. Tak hanya ikan laut, ikan air tawar pun diolah menjadi berbagai macam produk.

 

Berdasarkan data Dinas Perikanan Badung, jumlah 6.329,025 ton produk olahan ikan tersebut merata selama IV triwulan. Pada triwulan I, ikan yang diolah berjumlah 1.316,025 ton. Selanjutnya triwulan II berjumlah 1.845,9 ton. Triwulan III 1.850,85 ton. Sedangkan pada triwulan IV mencapai 1.316,25 ton. Beberapa hasil olahan ikan, di antaranya berupa pindang, kerupuk kulit tuna, bakso, abon, ikan nyat-nyat, dan ikan asap, bahkan rumput laut. “Produksi olahan ikan memang cukup tinggi, di samping ikan segar. Ini tentunya cukup baik,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Badung, Putu Oka Swadiana kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Senin (18/3).

Baca Juga :  Astra Motor Ajak Konsumen Weekend Plus Adu Jago Main Tamiya

 

Dijelaskan Oka Swadiana, sentra atau kelompok pengolah ikan utamanya ada enam, yakni Kelompok Merta Segara Banjar Pande, Blahkiuh. Selanjutnya, Kelompok Mina Asih, Dauh Yeh Cani, Abiansemal. Ada pula Kelompok Dana Merta, Sembung, Mengwi. Sementara tiga lainnya tersebar di Jimbaran, Kelan, dan Kedonganan. “Dari enam yang tercatat, Kelompok Merta Segara paling besar dan sudah cukup lama memproduksi olahan ikan. Bahkan produksinya mencapai 2.835 ton. Produk utamanya adalah pindang yang dijual ke swalayan dan pasar rakyat,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan ini menyampaikan, kelompok ini melibatkan sekitar 60 orang ibu rumah tangga. Tak hanya memproduksi olahan ikan, kelompok ini juga aktif dalam berbagai event, semisal pameran yang dilaksanakan pemerintah. “Memang cukup unik. Biasanya kan kelompok produsen ikan dekat dengan pantai. Ini malah cukup jauh, di kawasan pedesaan. Tapi eksis sepanjang tahun,” terangnya.

Baca Juga :  Kolaborasi bank bjb Siap Bangkitkan Geliat Properti di Solo Raya

 

Oka Swadiana pun menyatakan, jumlah produksi olahan ikan tahun 2018 meningkat 2,07 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2017 lalu, olahan ikan tercatat 6.200 ton. “Kami menargetkan produksi olahan tetap meningkat. Demikian pula tahun ini,” ujarnya.

 

Apa saja kiat yang dilakukan? Pejabat asal Kerobokan ini menyatakan, salah satunya dengan pembinaan. “Di samping itu, juga dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana. Kami harapkan, peningkatan tak hanya dalam kuantitas, melainkan kualitas,” tandasnya.


BALI EXPRESS, MANGUPURA – Produksi olahan ikan di Kabupaten Badung cukup tinggi. Selama tahun 2018, tercatat 6.329, 025 ton ikan yang diolah. Tak hanya ikan laut, ikan air tawar pun diolah menjadi berbagai macam produk.

 

Berdasarkan data Dinas Perikanan Badung, jumlah 6.329,025 ton produk olahan ikan tersebut merata selama IV triwulan. Pada triwulan I, ikan yang diolah berjumlah 1.316,025 ton. Selanjutnya triwulan II berjumlah 1.845,9 ton. Triwulan III 1.850,85 ton. Sedangkan pada triwulan IV mencapai 1.316,25 ton. Beberapa hasil olahan ikan, di antaranya berupa pindang, kerupuk kulit tuna, bakso, abon, ikan nyat-nyat, dan ikan asap, bahkan rumput laut. “Produksi olahan ikan memang cukup tinggi, di samping ikan segar. Ini tentunya cukup baik,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Badung, Putu Oka Swadiana kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Senin (18/3).

Baca Juga :  Harga Komoditi Naik, Gaji Ke-13 dan THR PNS Bisa Kerek Inflasi

 

Dijelaskan Oka Swadiana, sentra atau kelompok pengolah ikan utamanya ada enam, yakni Kelompok Merta Segara Banjar Pande, Blahkiuh. Selanjutnya, Kelompok Mina Asih, Dauh Yeh Cani, Abiansemal. Ada pula Kelompok Dana Merta, Sembung, Mengwi. Sementara tiga lainnya tersebar di Jimbaran, Kelan, dan Kedonganan. “Dari enam yang tercatat, Kelompok Merta Segara paling besar dan sudah cukup lama memproduksi olahan ikan. Bahkan produksinya mencapai 2.835 ton. Produk utamanya adalah pindang yang dijual ke swalayan dan pasar rakyat,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan ini menyampaikan, kelompok ini melibatkan sekitar 60 orang ibu rumah tangga. Tak hanya memproduksi olahan ikan, kelompok ini juga aktif dalam berbagai event, semisal pameran yang dilaksanakan pemerintah. “Memang cukup unik. Biasanya kan kelompok produsen ikan dekat dengan pantai. Ini malah cukup jauh, di kawasan pedesaan. Tapi eksis sepanjang tahun,” terangnya.

Baca Juga :  Tiga Jurus Jitu Dongkrak Penjualan Produk Lokal

 

Oka Swadiana pun menyatakan, jumlah produksi olahan ikan tahun 2018 meningkat 2,07 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2017 lalu, olahan ikan tercatat 6.200 ton. “Kami menargetkan produksi olahan tetap meningkat. Demikian pula tahun ini,” ujarnya.

 

Apa saja kiat yang dilakukan? Pejabat asal Kerobokan ini menyatakan, salah satunya dengan pembinaan. “Di samping itu, juga dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana. Kami harapkan, peningkatan tak hanya dalam kuantitas, melainkan kualitas,” tandasnya.


Most Read

Artikel Terbaru