TABANAN, BALI EXPRESS – Pengawasan makanan dan minuman atau takjil untuk berbuka puasa selama bulan Ramadhan kian gencar dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selasa (20/4), pengawasan secara random atau acak di sembilan kabupaten/kota itu dilakukan di Tabanan. Tepatnya di pasar dadakan yang berlokasi di Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken.
Di tempat tersebut, petugas BPOM dari Denpasar mengambil 17 sampel makanan dan minuman yang dijual. Dari keseluruhan sampel tersebut, petugas menemukan ada satu panganan yang dicurigai mengandung formalin.
Temuan itu rencananya akan diuji kembali di laboratorium BPOM di Denpasar. Sementara untuk penjualnya akan dilakukan pembinaan.
“Satu makanan yakni pepes ikan kami curigai mengandung formalin. Kemungkinan dari bahan bakunya. Ikan yang dipakai diawetkan dengan formalin sewaktu dibeli mentah,” jelas Koordinator Substansi Infokom BBPOM Denpasar, Luh Putu Witariathi, usai uji sampel.
Dia menegaskan, kecurigaan itu baru indikasi awal yang memerlukan konfirmasi lebih lanjut dari pemeriksaan di laboratorium. “Untuk hasil pastinya paling tidak menunggu satu mingguan,” imbuh Witariathi.
Selain formalin, pemeriksaan yang turut melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan itu, BPOM juga mengincar panganan atau minuman yang mengandung bahan berbahaya lainnya yang disalahgunakan. Seperti Methanyl yellow, Rodhamin B atau pewarna merah, serta Borax.
Dia menambahkan, selain di Tabanan, pemeriksaan juga sempat dilakukan di kabupaten/kota lainnya. Seperti di Gianyar, Badung, dan Kota Denpasar.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tabanan, Dewa Ayu Sri Widyanti menyatakan, pihaknya berharap temuan BPOM itu baru indikasi awal. Dan, pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium BPOM hasilnya negatif. Meski demikian, terhadap indikasi tersebut, pihaknya juga akan melakukan pembinaan kepada penjualnya.
“Agar lebih teliti atau berhati-hati membeli bahan baku makanan atau minuman yang hendak dijual. Semoga saja hasilnya nanti negatif. Sambil menunggu hasil (pemeriksaan laboratorium), kami akan melakukan pembinaan kepada para pedagang untuk tetap berhati-hati dalam memilih bahan baku sebelum diolah,” tukasnya.