DENPASAR, BALI EXPRESS – Peminat jajanan getuk ternyata masih ramai di Bali. Pasalnya, selama 21 tahun Mun Farida, 41, berjualan getuk, ia masih bisa menjual getuk dengan jumlah yang dapat dikatakan lumayan banyak. Sebelum pandemi, Farida bisa menjual getuk sebanyak 35-40 kilogram per hari. Namun karena pandemi, ia hanya mampu menjual 25 kilogram per hari.
Dengan berjualan getuk, Farida dan suaminya mampu menyekolahkan tiga orang anak, dan membangun rumah mereka. “Tidak banyak yang terjual. Yang penting ada yang dipakai nyambung kehidupan sehari-hari. Ini dijual keliling Denpasar, Bapak yang jualin naik motor,” ujar Farida saat diwawancara Senin (21/2).
Takjubnya, getuk yang mereka jual, dibuat mulai pukul 00.00 Wita sampai pukul 05.00 Wita. Kemudian pada pukul 06.00 Wita hingga 14.00 Wita, si Bapak yang menjajakannya keliling Denpasar atau seringnya di wilayah Kampung Jawa, Kepaon, atau terkadang di Puputan. Getuk ini, dijajakannya setiap hari kecuali hari Jumat. Setelah menjajakan getuknya, barulah mereka beristirahat di rumah.
Satu porsi ia patok dengan harga Rp 1.000, isinya empat potong getuk dengan baluran parutan kelapa. Dalam sebulan, Farida dan suami bisa mengantongi Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. “Tapi ini kan dipotong biaya anak sekolah, bayar hutang, dan lainnya. Alhamdulillah jalan saja usahanya,” kata perempuan asli Jawa Timur ini.
Kendati demikian, Farida mengaku, ia lebih nyaman menjajakan dagangannya sendiri alih-alih menitipkannya di warung atau toko cemilan. Sebab risikonya, bisa saja getuknya tak habis terjual dan waktu yang dihabiskan untuk berkeliling lebih banyak. “Banyak yang nawarin, tapi risikonya kalau tidak habis kan kembali. Waktunya juga, keliling ngambil uang, kalau nggak habis kembali, modal kecil, nggak habis kan sayang,” jelasnya.
Untuk membantu geliat usahanya, Farida mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) di Bank BRI dengan nilai Rp 50 juta untuk dua tahun. Dengan modal ini, selain membantu usahanya, juga ia gunakan untuk modal berangkat haji. “KUR kan bunganya sedikit. Mudah dijangkau. Saya pinjam di BRI karena dari dulu saya pro BRI saja, karena menjangkau masyarakat kecil juga,” katanya.
Sementara itu, BRI senantiasa merangkul para UMKM-nya untuk berkembang dan maju. Khususnya para UMKM yang terdampak pandemi. “Kami senantiasa membantu UMKM binaan kami. Kami mendukung para UMKM untuk maju dan bangkit di masa pandemi Covid-19 ini. Mari kita bersama-sama melangkah untuk kembali menjadi kuat,” kata Regional CEO BRI Denpasar, Rudy Andimono.