BADUNG, BALI EXPRESS – Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta kembali menggelar Pasar Majelangu, Kamis (23/3). Tradisi ini sempat terhenti selama tiga tahun semenjak adanya pandemi Covid-19. Tahun ini Pasar Majelangu yang digelar di Jalan Raya Tuban, sebelah utara Patung Kesatria Gatot Kaca, melibatkan 60 UMKM dan 80 pedagang kaki lima.
Bendesa Adat Tuban Wayan Mendra menerangkan, Pasar Majelangu saat Ngembak Geni ini kembali dilaksanakan setelah terhenti selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19. Kali ini melibatkan 60 pelaku UMKM dan juga 80 pedagang kaki lima. “Semua UMKM dan pedagang kaki lima yang ada di Desa Adat Tuban dilibatkan, terbanyak adalah UMKM,” ujar Mendra.
Menurutnya, kali ini jumlah stan UMKM dan pedagang kaki lima tak sebanyak sebelumnya yang mencapai ratusan. Kondisi ini akibat adanya dampak pandemi Covid-19.
“Saat ini Covid-19 sudah melandai. Namun perekonomian masih belum normal. Kami hanya membuka separuh stan dari biasanya,” ungkapnya, seraya menyatakan Pasar Majelangu sebagai upaya menggeliatkan perekonomian masyarakat.
Lebih lanjut Mendra menambahkan, pelaksanaan Pasar Majelangu sebagai upaya Dharma Santhi. Pelaksanaannya pun ditandai dengan silaturahmi dengan masyarakat Tuban yang sangat heterogen. Tentunya juga sebagai upaya memupuk rasa persaudaraan dan persatuan di Desa Adat Tuban.
“Pasar Majelangu ini juga untuk melestarikan adat, seni, dan budaya. Ada penampilan seni dari anak-anak sampai orang dewasa,” imbuhnya.
Reporter: I Putu Resa Kertawedangga
BADUNG, BALI EXPRESS – Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta kembali menggelar Pasar Majelangu, Kamis (23/3). Tradisi ini sempat terhenti selama tiga tahun semenjak adanya pandemi Covid-19. Tahun ini Pasar Majelangu yang digelar di Jalan Raya Tuban, sebelah utara Patung Kesatria Gatot Kaca, melibatkan 60 UMKM dan 80 pedagang kaki lima.
Bendesa Adat Tuban Wayan Mendra menerangkan, Pasar Majelangu saat Ngembak Geni ini kembali dilaksanakan setelah terhenti selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19. Kali ini melibatkan 60 pelaku UMKM dan juga 80 pedagang kaki lima. “Semua UMKM dan pedagang kaki lima yang ada di Desa Adat Tuban dilibatkan, terbanyak adalah UMKM,” ujar Mendra.
Menurutnya, kali ini jumlah stan UMKM dan pedagang kaki lima tak sebanyak sebelumnya yang mencapai ratusan. Kondisi ini akibat adanya dampak pandemi Covid-19.
“Saat ini Covid-19 sudah melandai. Namun perekonomian masih belum normal. Kami hanya membuka separuh stan dari biasanya,” ungkapnya, seraya menyatakan Pasar Majelangu sebagai upaya menggeliatkan perekonomian masyarakat.
Lebih lanjut Mendra menambahkan, pelaksanaan Pasar Majelangu sebagai upaya Dharma Santhi. Pelaksanaannya pun ditandai dengan silaturahmi dengan masyarakat Tuban yang sangat heterogen. Tentunya juga sebagai upaya memupuk rasa persaudaraan dan persatuan di Desa Adat Tuban.
“Pasar Majelangu ini juga untuk melestarikan adat, seni, dan budaya. Ada penampilan seni dari anak-anak sampai orang dewasa,” imbuhnya.
Reporter: I Putu Resa Kertawedangga