27.6 C
Denpasar
Friday, March 24, 2023

Kemendes PDTT Datangkan Investor Bertemu Pelaku Usaha di Bali

BADUNG, BALI EXPRESS – Proyek National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) bersama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) kembali menjembatani pertemuan antara para pelaku usaha asal Buleleng, Klungkung, dan Tabanan dengan para investor di dalam dan luar negeri.

Selain memiliki potensi wisata, Kabupaten Buleleng, Tabanan dan Klungkung juga banyak memiliki potensi produk unggulan, serta  beragam produk inovasi yang dihasilkan. Namun kendala yang dihadapi oleh seluruh desa di Indonesia hampir serupa. Yakni keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan pasca panen, kualitas produk, packaging, serta kesulitan menjangkau pasar yang berkelanjutan.

“Banyak potensi yang ada di desa, mulai dari produk pangan, kerajinan, budaya, sampai pada potensi wisata. Ini permasalahan yang terus menerus kita hadapi. Itulah makanya sinergitas dengan seluruh pihak, kelembagaan, kementerian dan swasta itu sangat dibutuhkan,” kata Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, di sela kegiatan Business Meeting, di Kuta, Senin (25/10).

Baca Juga :  Tabanan akan Bangun RS Internasional, Investor Bebas Biaya Perizinan

Pada temu bisnis ini, NSLIC dan Kemendes PDTT mengajak Astra Internasional, Elevania, BNI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, UKM Mendunia, TaniHub, Tokopedia, SEA Group (Shopee) dan 12 investor lainnya untuk melihat langsung produk-produk yang dihasilkan oleh kurang lebih 500 petani dan pengrajin yang tergabung dalam 25 kelompok usaha di Buleleng, Klungkung, dan Tabanan.

“Melalui pertemuan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas untuk memperkuat iklim investasi lokal dan menyuburkan inovasi di lokal Desa saja. Namun juga  bisa dikembangkan ke desa lain di seluruh indonesia. Dengan harapan akan tercipta efek domino bagi desa desa lain, sehingga bisa melakukan transfer of knowledge replikasi inovasi oleh desa-desa lainnya,” bebernya.

Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, seluruh ekonomi masyarakat terdampak, tak terkecuali di desa.  Untuk itu, pemulihan ekonomi pedesaan menjadi salah satu prioritas Kementerian Desa melalui program Dana Desa yang tepat sasaran untuk pemberdayaan masyarakat dan dilakukan secara swakelola melalui Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Yang mana, PKTD dilakukan dengan melibatkan warga desa terutama mereka yang kehilangan pekerjaan, keluarga miskin, Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), serta kelompok marginal lainnya.

Baca Juga :  Tangani Sampah Plastik, Tamba Jajaki Kerjasama dengan Investor   

“Telah banyak inovasi pengembangan ekonomi desa yang lahir dari desa dan menjadi kekuatan desa. Inovasi-inovasi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pemberdayaan dan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan perdesaan dari hulu ke hilir serta penguatan kelembagaan ekonomi desa yaitu BUMDesa/BUMDesma,” Ujarnya.

Lebih lanjut Abdul Halim mengatakan Kementerian Desa berupaya lebih memperkuat kerja sama kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan terkait pengembangan potensi ekonomi dan kelembagaan desa lokal. Dengan demikian, tujuan SDGs Desa dapat tercapai dalam hal Pertumbuhan Ekonomi Desa yang Berkeadilan (SDGs 6) dan Kemitraan Pembangunan Desa (SDGs 17)”, tutup Menteri Desa PDTT.


BADUNG, BALI EXPRESS – Proyek National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) bersama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) kembali menjembatani pertemuan antara para pelaku usaha asal Buleleng, Klungkung, dan Tabanan dengan para investor di dalam dan luar negeri.

Selain memiliki potensi wisata, Kabupaten Buleleng, Tabanan dan Klungkung juga banyak memiliki potensi produk unggulan, serta  beragam produk inovasi yang dihasilkan. Namun kendala yang dihadapi oleh seluruh desa di Indonesia hampir serupa. Yakni keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan pasca panen, kualitas produk, packaging, serta kesulitan menjangkau pasar yang berkelanjutan.

“Banyak potensi yang ada di desa, mulai dari produk pangan, kerajinan, budaya, sampai pada potensi wisata. Ini permasalahan yang terus menerus kita hadapi. Itulah makanya sinergitas dengan seluruh pihak, kelembagaan, kementerian dan swasta itu sangat dibutuhkan,” kata Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, di sela kegiatan Business Meeting, di Kuta, Senin (25/10).

Baca Juga :  Jelang Idul Adha, Sapi Super Jumbo Dibandrol Rp 26 Juta

Pada temu bisnis ini, NSLIC dan Kemendes PDTT mengajak Astra Internasional, Elevania, BNI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, UKM Mendunia, TaniHub, Tokopedia, SEA Group (Shopee) dan 12 investor lainnya untuk melihat langsung produk-produk yang dihasilkan oleh kurang lebih 500 petani dan pengrajin yang tergabung dalam 25 kelompok usaha di Buleleng, Klungkung, dan Tabanan.

“Melalui pertemuan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas untuk memperkuat iklim investasi lokal dan menyuburkan inovasi di lokal Desa saja. Namun juga  bisa dikembangkan ke desa lain di seluruh indonesia. Dengan harapan akan tercipta efek domino bagi desa desa lain, sehingga bisa melakukan transfer of knowledge replikasi inovasi oleh desa-desa lainnya,” bebernya.

Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, seluruh ekonomi masyarakat terdampak, tak terkecuali di desa.  Untuk itu, pemulihan ekonomi pedesaan menjadi salah satu prioritas Kementerian Desa melalui program Dana Desa yang tepat sasaran untuk pemberdayaan masyarakat dan dilakukan secara swakelola melalui Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Yang mana, PKTD dilakukan dengan melibatkan warga desa terutama mereka yang kehilangan pekerjaan, keluarga miskin, Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), serta kelompok marginal lainnya.

Baca Juga :  Tangani Sampah Plastik, Tamba Jajaki Kerjasama dengan Investor   

“Telah banyak inovasi pengembangan ekonomi desa yang lahir dari desa dan menjadi kekuatan desa. Inovasi-inovasi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pemberdayaan dan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan perdesaan dari hulu ke hilir serta penguatan kelembagaan ekonomi desa yaitu BUMDesa/BUMDesma,” Ujarnya.

Lebih lanjut Abdul Halim mengatakan Kementerian Desa berupaya lebih memperkuat kerja sama kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan terkait pengembangan potensi ekonomi dan kelembagaan desa lokal. Dengan demikian, tujuan SDGs Desa dapat tercapai dalam hal Pertumbuhan Ekonomi Desa yang Berkeadilan (SDGs 6) dan Kemitraan Pembangunan Desa (SDGs 17)”, tutup Menteri Desa PDTT.


Most Read

Artikel Terbaru