28.7 C
Denpasar
Wednesday, March 22, 2023

Ditekuni Susila, Moss Wall Baru Merebak, di Luar Negeri Sudah Jamak

GIANYAR, BALI EXPRESS — Moss Wall memang nampak asing di telinga orang Indonesia. Tapi di luar negeri sana, Moss Wall menjadi salah satu desain interior yang menyejukkan mata, karena jadi penghias dinding rumah dengan tanaman hidup yang dirangkai dalam sebuah bingkai.

Di Bali sendiri, pembuatnya orang lokal. Dia adalah I Gede Susila Putra. Pria 38 tahun ini membuat di rumahnya di Jalan Raya Batubulan, Gang Anyelir 5, Nomor 43B Gianyar. Lokasinya berada di perbatasan Denpasar-Gianyar di dekat Terminal Batubulan.

Lewat imajinasi seninya, Susila Putra menghasilkan cuan tak main-main dari merangkai tanaman hias ini. Bahannya bisa didapat di sekitar, tapi ia tak ingin merusak alam dan lebih membeli di pembudidaya tanaman.

Siapa sangka, per 1cm nya saja dibanderol sampai Rp 100 ribu. Menggiurkan memang, tapi urusan tata letak bukan sekadar pasang dan tempel tanaman saja. “Butuh imajinasi dan ini yang disukai bule. Di luar negeri sudah jamak, di Indonesia baru merebak. Makanya konsen pangsa pasar saya Internasional,” terang Susila Putra.

Baca Juga :  Cegah Gangguan, PLN UPT Bali Pelihara Jaringan Tanpa Pemadaman

Sesuai namanya, lumut hutan (moss) menjadi basic dari Wall Moss ini. Moss Wall wajib ada dan kemudian ditambahkan tanaman hias seperti anggrek, tanaman gantung dan tanaman berukuran kecil lainnya.

Susila Putra sendiri memproduksi tiga ukuran, 50 cm, 70 cm, dan 90 cm. Tinggal dihitung saja berapa cuan yang bisa ia hasilkan. Itu ukuran baku, belum custom sesuai pilihan customer. Harganya juga dikatakan berbeda. “Kalau yang custom tergantung pemesan. Harganya beda tergantung tanaman. Tapi disini starting harganya Rp 5 juta sampai Rp 9 juta. Sekarang tergantung masing-masing karena seni itu selera,” tambahnya.

Siapa sangka, Susila Putra baru menekuni ini baru empat bulan yang lalu. Basiknya karena ia memang suka bercocok tanam dan suka melihat pemandangan yang estetik dimana alam dituangkan dalam sebuah bingkai. “Baru empat bulan sudah laku sembilan,” celotehnya.

Baca Juga :  Dari Iseng, Kadek Heri Buat Coconut Jelly Drink Jadi Bisnis Menggiurkan

Bagi calon pembeli, Gede Susila membagikan tips. Moss Wall ini cenderung berada di tempat ber AC. Perawatannya terbilang sangat simple. Moss Wall hanya perlu disiram teratur, seminggu sekali. Itu Pun harus menggunakan spray. “Kalau terlalu basah malah mati. Jangan juga terlalu kering. Lebih bagus kalau ditempatkan di ruangan ber AC, jadi lebih hidup,” tandasnya.

 






Reporter: I Dewa Made Krisna Pradipta

GIANYAR, BALI EXPRESS — Moss Wall memang nampak asing di telinga orang Indonesia. Tapi di luar negeri sana, Moss Wall menjadi salah satu desain interior yang menyejukkan mata, karena jadi penghias dinding rumah dengan tanaman hidup yang dirangkai dalam sebuah bingkai.

Di Bali sendiri, pembuatnya orang lokal. Dia adalah I Gede Susila Putra. Pria 38 tahun ini membuat di rumahnya di Jalan Raya Batubulan, Gang Anyelir 5, Nomor 43B Gianyar. Lokasinya berada di perbatasan Denpasar-Gianyar di dekat Terminal Batubulan.

Lewat imajinasi seninya, Susila Putra menghasilkan cuan tak main-main dari merangkai tanaman hias ini. Bahannya bisa didapat di sekitar, tapi ia tak ingin merusak alam dan lebih membeli di pembudidaya tanaman.

Siapa sangka, per 1cm nya saja dibanderol sampai Rp 100 ribu. Menggiurkan memang, tapi urusan tata letak bukan sekadar pasang dan tempel tanaman saja. “Butuh imajinasi dan ini yang disukai bule. Di luar negeri sudah jamak, di Indonesia baru merebak. Makanya konsen pangsa pasar saya Internasional,” terang Susila Putra.

Baca Juga :  Dari Iseng, Kadek Heri Buat Coconut Jelly Drink Jadi Bisnis Menggiurkan

Sesuai namanya, lumut hutan (moss) menjadi basic dari Wall Moss ini. Moss Wall wajib ada dan kemudian ditambahkan tanaman hias seperti anggrek, tanaman gantung dan tanaman berukuran kecil lainnya.

Susila Putra sendiri memproduksi tiga ukuran, 50 cm, 70 cm, dan 90 cm. Tinggal dihitung saja berapa cuan yang bisa ia hasilkan. Itu ukuran baku, belum custom sesuai pilihan customer. Harganya juga dikatakan berbeda. “Kalau yang custom tergantung pemesan. Harganya beda tergantung tanaman. Tapi disini starting harganya Rp 5 juta sampai Rp 9 juta. Sekarang tergantung masing-masing karena seni itu selera,” tambahnya.

Siapa sangka, Susila Putra baru menekuni ini baru empat bulan yang lalu. Basiknya karena ia memang suka bercocok tanam dan suka melihat pemandangan yang estetik dimana alam dituangkan dalam sebuah bingkai. “Baru empat bulan sudah laku sembilan,” celotehnya.

Baca Juga :  Indra Kenz Divonis 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 5 Miliar

Bagi calon pembeli, Gede Susila membagikan tips. Moss Wall ini cenderung berada di tempat ber AC. Perawatannya terbilang sangat simple. Moss Wall hanya perlu disiram teratur, seminggu sekali. Itu Pun harus menggunakan spray. “Kalau terlalu basah malah mati. Jangan juga terlalu kering. Lebih bagus kalau ditempatkan di ruangan ber AC, jadi lebih hidup,” tandasnya.

 






Reporter: I Dewa Made Krisna Pradipta

Most Read

Artikel Terbaru